⚠️ [25] DANGEROUS GHOST

65.9K 2.7K 464
                                    

-Dangerous Ghost-

"Sayang. Papi pulang," Dengan bersemangat Ziko menaiki tangga menuju ke kamar putrinya dengan dua kantung makanan kesukaan Zee. Saat Ziko membuka kamar Zee, tampak jelas Zee yang memunggunginya. Gadis itu tengah belajar.

Zee buru-buru menghapus air mata. Kemudian berbalik mendapati Ziko dengan senyum lebar mengangkat dua kantung kresek yang Zee tidak tahu isinya.

Ziko menyimpan makanan tersebut di kasur Zee. "Ada masalah hm?" tanya Ziko. Dapat ia lihat sendiri mata Zee yang sembab, dengan hidung yang memerah.

Akhir-akhir ini, Ziko sering menemui Zee menangis sendiri di dalam kamar. Bahkan saat tidur pun, terkadang air mata gadis itu masih mengalir.

"Papi," Zee memeluk tubuh Ziko, menenggelamkan wajahnya di perut papinya itu. Usapan lembut terasa di kepala Zee, membuat tangis Zee semakin pecah.

Ziko tidak tahu alasan mengapa Zee menangis. Apa Zee sedang dalam masalah? Mungkin saja. Ziko membiarkan Zee menangis, sampai dirinya tenang.

"Princess papi kenapa?"

Zee menggelengkan kepala, mengigit bibir bawahnya semakin kuat, menyalurkan rasa sakit yang bergejolak di dalam dada. "Zee udah nggak papa kok Pi."

"Ayo kita makan. Papi bawain makanan kesukaan Zee." ajak Ziko.

Mereka berdua duduk di karpet bulu yang ada di dalam kamar Zee. Ziko membuka kantung plastik tersebut, menyimpan makanannya di meja kecil yang memang disediakan di sana.

Mata Zee berbinar melihat rice box di meja. Kesedihannya perlahan memudar ketika Ziko tahu jika dirinya sedang lapar. Zee mengambil salah satunya, kemudian memakannya bersama dengan sang Papi.

"Enak enggak?" tanya Ziko. Zee mengangguk semangat, dengan mulut yang penuh dengan nasi.

Ziko terkekeh pelan, mengusap kepala Zee dengan gemas. Ia bersyukur hal sekecil ini bisa membuat Zee bahagia. Meski Zee tak pernah bercerita tentang masalahnya, tugas Ziko sebagai orang tua menjadi pemenang dan penghibur, agar anaknya tidak merasa sendiri. Jika sudah merasa nyaman, Zee pasti akan bercerita dengan sendirinya.

"Cobain yang Papi."

Zee membuka mulutnya sendiri saat Ziko menyuapinya. Rasa keju melebur di lidah Zee. Jika Ziko pencinta keju, Zee pecinta pedas. Karena rasanya kurang jika tidak pedas.

"Kalo ditambah pedesnya, pasti rasanya tambah enak. Tapi papi nggak suka pedes."

"Tuh tahu,"

"Zee jadi inget waktu mami masak rendang. Papi sampe keluar-masuk toilet gara-gara kepedesan. Udah tahu pedes kenapa papi masih makan?"

Ziko tersenyum tipis mengingat hal itu. "Namanya juga cinta. Kalo mami kamu buat makan, mau nggak mau harus papi makan, meskipun itu nyakitin diri papi sendiri. Seenggaknya, papi menghargai usaha mami kamu."

Zee ikut tersenyum, mengangguk paham. "Mami beruntung punya, Papi. Zee juga mau punya suami yang sifatnya nggak jauh beda dari, Papi. Apa Zee bisa?"

"Sayang. Sifat seseorang itu berbeda-beda. Sejauh apapun kamu nyari. Papi itu nggak ada duanya," ucap Ziko diakhiri kekehan kecil. "Papi berharap, laki-laki yang beruntung dapatin kamu, bisa jadikan kamu ratu. Bukan dengan harta, tapi dengan ketulusan dan sikapnya."

Zee tertegun dengan apa yang baru saja Ziko ucapkan. Ya, memang Ziko tak ada duanya. Dia adalah papa terhebat yang Zee punya.

Ziko memeluk Zee dari samping, mencium kening putrinya penuh kasih sayang. "Princess papi udah besar ya? Tapi meski begitu, Zee tetap gadis kecil di mata Papi. Gadis kecil yang perlu papi lindungi, dan papi bahagiakan. Papi nggak mau liat Zee sedih lagi."

DANGEROUS GHOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang