[Pattenson Family vol. 3]
[The E's Family vol. 1]
"One, marry me and you'll know what is going to happen next, second, I'll tell the cops and you'll go to the jail.." - Muhammad Edwis Daniqi -
"Stupid options.." - Qiura Mariean -
Sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan beg plastik yang terbungkusnya bungkusan makanan, Qaseh melangkah masuk ke dalam lorong menuju ke penthouse milik Alexo.
"Cik Qaseh..." Tunduk hormat, wanita cantik dihadapan nya itu ditegur sama.
Jaz yang merupakan personal asisten Alexo, mempelawa Qaseh masuk ke dalam penthouse tuannya itu.
Plak!
Pintu dibukanya.
"Tuan Alex ada dekat dalam.. Cik Qaseh masuklah.. saya tunggu luar." Ujar Jaz.
Qaseh teragak agak. Semalam pun begitu. Tapi melihat keadaan Alexo yang tangannya penuh dengan luka dan darah, dia masuk juga merawat luka luka itu.
Semalam, dia diberitahu yang Alexo mengamuk teruk, segala cermin dan dinding di dalam bilik menjadi punching bag nya semalam. Kerana itulah tangannya luka dan cedera.
"Tak apa ke ni saya berdua dua je dengan dia dalam penthouse ni?" Soal Qaseh teragak agak.
Jaz masih mengukir senyuman tenang.
"If you ask me, I trust him.. so I'll say it's gonna be okay.." tutur Jaz dengan nada tenang biasa.
Melihat reaksi jejaka itu begitu, Qaseh menaruh rasa percaya pada Alexo.
Dia kemudian terus saja masuk ke dalam penthouse itu.
Saat langkah kemas diatur dengan perlahan. Kepala menjenguk kiri dan kanan saat dia tiba di ruang tamu. Sehinggalah pandangannya tertancap pada susuk tubuh tegap sasa yang terbaring di sofa sambil badan itu dibaluti selimut nipis berwarna biru tua.
Tanpa sedar saja Qaseh melabuhkan punggung di atas lantai yang dihiasi dengan bentangan karpet.
Dia duduk betul-betul di tepi sofa Alexo. Pandangan difokuskan pada jejaka itu. Entah mengapa terngiang ngiang kembali saat jejaka itu mengungkapkan kata-kata cintanya.
Adakah Qaseh baru sahaja mengguris hati seorang lelaki dengan menolak cinta sucinya?
Wajah tampan milik Alexo menjadi hiasan matanya.
Kulit putih yang sedikit kemerahan. Mata cantik yang masih tertutup, kalau dibuka kelopak mata itu, bersinar sinar warna coklat cair dari iris matanya.
Rahang tajam yang begitu sempurna, hidung mancung yang sempurna terbentuk, bibir merah yang begitu menggoda.
Jika ditilik pula pada rambutnya, cantik. Tidak terlalu kemas, tidak juga terlalu serabai, cuma cantik walau dia masih dalam keadaan baring.
Ditilik pula pada otot lengannya, Qaseh meneguk air liurnya. Begitu sempurna segalanya terbentuk.. tidak terlalu besar tidak juga terlalu kecil.
