Aku memasuki kelas dengan riang. Say hi ke semua anak kelas sampe ada 5 anak yang sempet nempelin tangannya ke dahiku. Apa coba.
"Pagi Wawaaaaaa!"
Wafa mendelik ke arahku, dih ngapa nih bocah?
"Jangan panggil gue pake nama itu kek, Pan. Berasa cucunya Pak Tarno banget gue." Aku mengernyit mendengar penjelasan Wafa. "Kok?"
"Awaaaa awaaaa."
"OHAHAHAHAHA GUE GATAU WA, YAAMPUN BHAAAKK." Aku refleks ketawa menggelegar saat Wafa mempraktekan awa awa Pak Tarno ala-alanya. Serius, itu lucu banget astaga. Segala clap lagi nih bocah haha.
Wafa membimolikan (Bibir Monyong Lima Senti) bibirnya. Duh kadang emang ini anak bikin emesh deh haha. Udah ah capek, tawa mulu. Makin gesrek ntar otakku.
"Panya reseeeee, hueeeee. Gue ngambek pokoknya!"
"Apaansi lo, Wa. Lay." Aku tersentak saat ada suara ngebass tiba-tiba di belakangku.
"Bagen apa, Ran. Sirik ae lo." Balas Wafa dengan kesal. Aku terkikik melihat mereka berdua. Gak bisa apa ya sehari gitu mereka akrab dikit. Setiap ketemu kerjaannya berantem mulu, sama sih kayak aku juga muehehe.
"Gimana kemaren gak ada gue, Van? Sepi kan? Haha. Oh iya, Pak Alvin gangguin lo lagi gak?" Aku terdiam mendengar pertanyaannya, kok dia?
"Nggg, enak sih gak ada lo. Kelas jadi lebih damai. Kalo Pak Alvin-"
"Rusuh dia kemaren di kelas, Ran. Panya mulu busetdeh." Potong Wafa dengan cepat. Aku menggaruk kepala kikuk.
"Hah? Rusuh? Ngapain dia emang? Lo diapain Van sama itu guru?"
Aku menghembuskan nafas berat, sayangnya aku lagi malas buat cerita. "Tau ah, Ran. Lagi males cerita kita." Tolakku secara halus.
"Oh yaudah deh, pankapan aja lo ceritanya. Oh iya, how about my changers?" Aku refleks menepuk keras meja dan tertawa lepas.
"Bhahaha! Yaampun, Raaaann. It's being already nine days from your ultimate to me. Ya belom keliatan lah! Be a month, maybe? Changing its the much hard plan for you I think. So, keep spirit! I'll always there." Aku menepuk-nepuk bahunya memberi tanda support. Duh, anak ini bener-bener ternyata. Ha ha ha unbelievable again.
Kulihat wajahnya berubah jadi cemberut sambil menatapku dengan mata elangnya. Oh gossshhh he's too much perfect for me! For the physic btw haha. Not his atitude.
"Udeeeehh sono lo ah, duduk di tempat lo sendiri. Galau sudah mulai musnah dari muka bumi, Ran. Bhahahaha." Tawaku dengan puas. Dan dia kembali ke mejanya sambil menghentakan kaki panjangnya. How cute he is!
KRINGG!! KRINGG!!
Cepet amat sih belnya...huh.
Tokk Tokk
"Permisi, anak yang namanya Vanya Arellia dipanggil sama Pak Alvin, disuruh ke mejanya sekarang."
Deg
Mampus. Kenapa lagi ini.
"BILANGIN, VANYANYA GAK MASUK." Anak sekelas, termasuk aku langsung menoleh cepat pada Gibran saat mendengar dia teriak seperti itu. Aku mengernyit heran melihat dia mengibaskan tangannya ke bawah. Apaansih?
"Vanya! Nunduk! Masuk kolong buruan! Itu yang dimaksud sama Gibran." Oh aku paham sekarang. Dengan terburu-buru aku ngumpet di bawah meja. Wafa dengan oonnya malah menekan nekan kepalaku agar tidak kelihatan. Dasar gak sopan!
JDUUKK
"Adaww!"
Ah tuhkan kepalaku..
Wafa mengelus-elus kepalaku sambik meringis, "Duh, sorry, Pan." Bisiknya dengan pelan. Aku mengangguk mengerti.
"Oh yaudah kalo gitu, gak masuk kenapa?" Tanya kakak kelas itu. Wafa menoleh ke arahku, aku mengerti akan tatapannya dan aku balas menggeleng.
"IZIN KAK, ADEKNYA SUNATAN." Aku hampir saja tersedak mendengar alasan Gibran. Kalau saja Wafa tidak mengelus punggungku. Emang dah ah, Gibran doang yang pinter bikin......
Rusuh.
Ampuuuunnn deh. Alibi buat guru macam apa itu. Gibran... Gibran...
⚫⚫⚫
"Pokoknya lo gak boleh sampe keluar kelas, Van!" Bocah sekelas lagi pada ngerubungin aku sekarang. Ngomongin tentang si manusia chipmunk. Dan yang barusan ngomong tadi si Maya. Anak yang lain terlihat setuju dan menganggukan kepala.
Bagus sih sarannya, aku sih juga setuju. Awalnya. Laaaahh kalo aku mau beser? Eh buang air kecil maksudnya. Masa aku tahan? Penyakit, man! PENYAKIT! JGEEERRRR.
Hang Cinda datang....
ETDAH PANYA MULAI DAH.
Hehe biar pada gak stress guys.
"Ya gak gitu juga kali cuks, kalo ane mau ke toilet gimane?" Tanyaku hati-hati.
"Bercadar aja sekalian, jadi Aisyah sono trus Abang Fahrinya Gibran deh. Cieilaaaahh." Aaaahh yang begini nih, Aksoy rebek banget mulutnya.
"AAMIIN SOOOOY. AAMIINN!" Teriak Gibran dari mejanya. Sinting emang itu orang. Tapi aku malah seneng sih haha.
"OH JADI SEKARANG NEW COUPLE DI THE CUK'S GIPAN NIH GUYS? GIBRAN-PANYAK ANJAAASSS."
Aku semakin menggelengkan kepala melihat kelakuan anak anak kelas. Berisik, tapi aku sukaaaahh. Wahahaha.
"ETDAH APAANSI NGAPA JADI GUAH DAH." Teriakku sok frustasi. Padahalmah, banyak kupu-kupu beterbangan di perutku.
"HALAAAAHHH PANYAK SEPIK AJA ITU CUKS. HAHAHA." Kata Avra puas. Wafa dan anak sekelas seketika ketawa ngakak. Wafa sih yang suara ketawanya paling menggelegar diantara yang lain. Wajar.
"SHITTTT, DASAR CUCUNYA HANG CINDAH SEMUA LO AAAAHH. ANE NGAMBEK POKOKNYA!" Aku bangun dari dudukku lalu pindah ke meja Rachma. Satu-satunya anak paling kalem di antara bocah kelas yang daritadi sibuk mesam mesem aja kayak asem jawa.
"Kenapa, Van? Kok pindah? TEMENIN GIBRAN SANA LO YEUUU!" Dan gak jadi deh aku bilang Rachma anak yang kalem. Ternyata jiwanya sama gesreknya dengan yang lain.
"Udah plisssss. Beser nih gue."
"Gejala sedang blush tuh Vanya." Kata Andre tenang tapi kalimatnya bikin gak tenang. Hah semuanya sama ternyata huhu.
Tokk Tokk
"Saya mengganggu? Nona Millard, ayo ikut saya, SE-KA-RANG!"
Mampus! Si manusia Chipmunk ngapain sih?! Aaakkk aku beneran di seret sekarang ke ruangannya! Ini bahaya! Bahayaaaaa!
"LEPASIN PAK! SAKIT TANGAN SAYA!"
Apa harus aku sekarang mengikuti saran aneh bin ajaibnya bang Ryan? Keluarin teriakan maut aku mau di perkosa?........jawabannya adalah
BIG NO!
⚫⚫⚫
Haaaaai! Gimana? Gak lama kan ya? Hehe cepat kan? Alhamdulillah badan Kkoi mulai pulih nih. Jadi bisa post cepet. Tapi maaf juga, updatenya cuma bisa segini aja. Masih belum terlalu kuat huhu. Voment minimal 5 untuk part selanjutnya ya! Untuk penyemangat Kkoi lanjutin cerita saat badan flare nih. Semoga sih kalo udah 5 voment Kkoi bisa secepatnya update. Do'ain aja yaaaa. Terimakasih! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanya
Teen FictionVanya, seorang cewek labil maniak sepatu Vans dan Bakpia Pathok yang hidupnya terus diganggu oleh dua makhluk yang bergender sama namun dengan umur yang jauh berbeda. Cowok pertama, yang bernotabene gebetannya dan cowok kedua si masa lalunya yang ti...