"Ssshh... aduh.."
Ish gak enak.
"Kenapa lo, Van?"
Aku menoleh gugup, "Eung... gak papa."
Gibran mulai memperhatikan gerak-gerikku. Duh ketauan inimah.
"Lo..... kebelet?"
Aku tersentak mendengar pertanyaan Gibran.
Aku menggaruk kepala kikuk, "Hmm.. I-iya hehe."
"Yaudah sana toilet, daripada lo beser dimarih. Inget malu, Van!" Aku mendelikkan mata ke arahnya. "Sialan."
Dengan kecepatan kilat boboiboy, aku melesat ke arah toilet.
'BRUKK'
"Eh... aduh." Tubuhku hampir saja oleng kalau tidak ada yang menahannya. Aku mendongak lalu menatap wajah cowok di hadapanku ini dengan teliti. Kayak pernah liat... ah cowok begini mah banyak di Margo.
"Ganti jenis kelamin apa gimana, Mbak?"
Eh barusan dia ngomong apa?
Aku mendongakkan kepala lebih tinggi melewati bahu tegak cowok di depanku ini.
Ada gambar orang pake celana di pintunya.
Toilet cowok, dong?
"TETOOOTT. Benar sekali. Kamu, cowok?" Aku terhentak kaget mendengar suara cowok yang tiba- tiba itu.
"HAAAAHHH?! UNTUNG GUE BELON MASUK GAN!"
Cowok di depanku ini mengangguk, "Emang belom ke dalemnya, tapi sekelilingnya udah termasuk kawasan, kan?" Aku menulusur pandangan ke seluruh penjuru toilet. Untung gak ada orang. Hih inimah tempat besernya. Eh, buang sesuatu maksudnya. Gila aku.
Dan aku baru menyadari kalau daritadi tubuhku masih menempel di badannya. Dadanya menyentuh kepalaku.
Deg
Aku buru-buru terbangun dari posisi peweku. Lumayankan cogan. Hihi. Heh.
"Sorry, ya." Kataku singkat.
Dia mengangguk santai, "Lain kali hati-hati." Aku tersenyum sopan. Duuhh unyu banget si ini bocah.
"Sekali lagi makasih, ya. Saya balik."
Dia mengangguk ramah.
AAAAAAA MIMPI APA AKU SEMALEM BISA DIPELUK COGAN BEGITU.
Tinggi, putih, bahunya tegak, dadanya datar, mancung, baik lagi. Matanya tajam, senyumnya.... PERFECT!
Aku kembali duduk di hadapan Gibran dengan ekspresi sumringah yang masih sama.
Tapi kok kayak mirip orang ya? Yaiyalah Vanya, orang. Masa biawak sumatra. Yakali, jayus.
Dia mirip......DIMAS?! DIMAS ROMANSA ASSEGAFF?! ADEK KELAS KESAYANGANKUH?! CINTA PERTAMAKUH?! GAK MUNGKIN! TIDAAAKKKKK!!!!
⚫⚫⚫
"Kak Vanya..." Dimas memandang lirih tangannya yang baru saja bersentuhan dengan tubuh Vanya. Wanitanya. Cinta setianya..
⚫⚫⚫
'HUEEEKK'
"BHAHAHAHAHA RASAINLU!"
Barusan suara ketawaku ya, serius dah. Gibran mabok abis naik wahana hysteria. MUKANYA JELEK BANGET MASYAALLAH!
"Berisik lo, bagi tissue!"
Aku memberikan segepok tissue ke tangan kirinya yang terlihat masih bersih dari cairan muntahannya. Ewh guys..
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanya
Teen FictionVanya, seorang cewek labil maniak sepatu Vans dan Bakpia Pathok yang hidupnya terus diganggu oleh dua makhluk yang bergender sama namun dengan umur yang jauh berbeda. Cowok pertama, yang bernotabene gebetannya dan cowok kedua si masa lalunya yang ti...