Eighteen

588 34 0
                                    

"......gitu."

"Jadi dulu kamu sempet pacaran sama dia kah?"

"Nggak! Gak sama sekali! Itu alasan aku kenapa benci sama dia sampai sekarang! Walau aku sekarang udah merasa biasa, tapi rasa jijik dan benci itu masih ada."

"Oh yaudah, aku min-"

KOK MATI?!

Kuotanya abis cih.

One message from Gibran

Kuota abis say pft, skype aja ya.

Katanya kuota abis hemeh.

To: Gibran

Kuota abis masih bisa skype? Kamu doang emang.

Aku lewat laptop say,

To: Gibran

Lewat infocus aja sekalian pft

Dan akhirnya malam suntukku dihabiskan bertatap muka berdua lewat skype dengan Gibran. Dan aku sukses ketiduran di atas keyboard laptop.

Kebo.

Heh.

⚫⚫⚫

"Assalamu'alaikum, tok tok. Aya budak namina Vanya teu di dieu?"

Aku mengerutkan dahi dalam saat tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku dengan logat sunda.

Kayak kenal nih suara. Naha nya.

Eh ngapa jadi ikutan sunda coba pft.

"Gak adaaaa, Vanyanya lagi tidur. Ini kucing." Ujarku berteriak.

Crack! Crasshh!

Suara apaan sih tuh di luar,

"Pin, emang kucing bisa ngomong?"

"Bisa, tuh kucingnya siapa? Yang embe embe, rosalinda? Rosmalia? Romania? Apa sukijan?"

Samar-samar aku bisa dengar percakapan mereka. Aaaah inimah anak-anak cuksy. Yeeeey mereka kesini.

"AAAHH KELAMAAN LO PADA!"

CKLEK

"PANYAAAAKKKK KAMI MISS YUH SOMAAAATT"

Suara lengkingan Maya terdengar sampai otakku. Gak kira-kira pft.

Sekitar enam orang yang datang. Lumayan, lah.

Aksoy.
Maya.
Vino.
Raffan.
Rara.
Wawa.

Akumah adil, sesuai absenkan?

Gibran gak ada? Ya jelas, hari ini sepulang sekolah dia langsung pulang kerumah lalu ke airport untuk mengantar Mami Ril.

"Bicik deh bicik," Sindir Aksoy.

"PANYAAAAKKK ANJER LO PARAH BANGET GAK MASUK DUA MINGGU!"

Seketika anak-anak serempak menjitak kepala Aksoy.

"Lo samanya nyuk!" Kata Maya kesal.

Duh pusing masa.

"Kangen gue suasana begini, kangen kalian lebih tepatnya," Saat aku mengeluarkan suara, mereka semua mendadak diam yang sebelumnya rusuh kayak di pasar.

Rara mengusap punggung tanganku lembut, "Lo kapan masuk, Van?"

Bocah yang paling anteng nih, Rara.

Aku tersenyum mendengar pertanyaan Rara, "Nunggu sehat, Ra."
"Lo keliatan sehat gitu juga," Vino bersabda. Kangen deh sama kalimat bijaknya ini anak. "Sehat luarnya, dalemnya, man!"

VanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang