11

117 31 4
                                    

Sorry for typo(s)!

---

Suzy memandang El dengan ekspresi bingung setelah mendengar permintaannya.

"...Senior Fernando meminum obat yang sama denganmu... Apa itu tidak cukup?"

"Tidak, aku menumpahkannya ke lantai."

El langsung menjawab. Tentu saja, obat alerginya menumpuk di atas meja di kamar asramanya.

Suzy, yang tidak tahu El berbohong, mengangguk.

"Aku masih berusaha membuat obat alergi ekstra karena tanaman rambat maram sering mekar hingga November. Setelah selesai, aku akan mengirimkannya melalui Senior Fernando."

"Tidak, aku tidak ingin menerimanya melalui Fernando."

Perasaan El yang sebenarnya langsung keluar dari mulutnya.

Dia sudah tahu apa yang ada di pikiran Suzy. Mungkin, dia yang meminta obat itu mengganggu gadis itu. Tapi...

El ragu-ragu sejenak dan melanjutkan.

"Aku ingin menerimanya langsung darimu."

Suzy melebarkan matanya seolah sedikit terkejut dengan permintaan itu. Kepalanya sedikit miring, merenungkan arti kata-kata El.

"Ha... Senior! Kenapa kau sangat serius? Tentu saja, Suzy sendiri yang akan memberikannya padamu!" Mark melangkah masuk, memecah kesunyian halus di antara mereka berdua. "Aku sudah memberitahumu sebelumnya! Suzy menyesal atas apa yang terjadi kemarin."

"Kenapa kau harus mengungkit itu?"

Wajah Suzy memerah dalam sekejap. Dia memukul punggung Mark, tangannya mengepal. Dia kemudian menoleh pada El, yang memelototi Mark. "Tadi malam... Aku minta maaf atas ketidaknyamanan yang kutimbulkan padamu.. Aku akan membuatkan obat untukmu."

Suzy bahkan tidak bisa menatap lurus ke arah El. Apa yang terjadi tadi malam sepertinya cukup memalukan baginya. Setelah meminta maaf pada El, dia mengambil madu dari dinding batu dan meninggalkan taman tanpa menoleh ke belakang.

"Aku minta maaf padamu sekali lagi! Aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu Suzy membuat obat!" Mark berkata kepada El, yang menatap punggung Suzy dengan tatapan kosong.

Tanpa peringatan, El meraih telinga Mark dengan ekspresi muram. Itu adalah telinga yang ditangkap oleh Tuan Peter tadi malam. "Jangan datang ke sini mulai sekarang."

"Aduh! Ada apa denganmu, tiba-tiba?"

"Kau akan mati jika kau datang."

Jeritan Mark Connor memenuhi halaman belakang perpustakaan.

---

El pergi ke halaman belakang perpustakaan keesokan harinya juga. Itu kalau-kalau Suzy ada di sana. Tapi tidak ada siapa-siapa. El mendekati taman, berlutut dengan satu kaki dan dengan hati-hati melihat tumbuhan yang ditanam oleh Suzy.

Dari rerumputan kupu-kupu emas dengan daun kuning kehijauan yang halus hingga bunga yang bahkan El tidak tahu namanya. Varietasnya sangat banyak sehingga tidak berlebihan jika dikatakan jika Tuan Estrid yang bertugas di bagian meracik obat akan buru-buru datang ke sini jika mengetahuinya.

Dia bisa membayangkan Suzy berjongkok di tanah, merawat tamannya dan menanam tumbuhan dengan hati-hati.

Tap. Tap.

El berbalik saat mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Suzy berdiri di sana.

"Senior? Apa yang kau lakukan di sini?"

Unrequited Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang