29

80 27 1
                                    

Sorry for typo(s)!

---

El menurunkan pandangannya untuk menghindari melihat sekilas Suzy berjalan pergi.

Kemudian, sebuah buku menarik perhatiannya. Itu tepat di sebelah tempat Suzy duduk sebelumnya dan gadis itu benar-benar melupakannya.

"Oh."

Suzy secara bertahap menjauh darinya dan menuju gedung utama Akademi. El menyambar buku itu dan berlari mengejarnya.

"Su–"

El mencoba meneriakkan namanya tapi langsung menutup mulutnya. Siswa dalam kelompok dua atau tiga berjalan di sekitar kampus. Memanggil salah satu nama gadis dengan lantang seperti melempar potongan daging ke sekawanan siswa lapar seperti serigala yang suka membesar-besarkan rumor sekecil apa pun. Jadi, dia mempercepat langkahnya dan mengambil langkah panjang untuk mengejar Suzy.

Gadis itu sekarang menaiki tangga gedung utama Akademi. El yang hendak berlari dan menyusulnya tiba-tiba berhenti. Matanya menyipit.

Apa?

Tatapannya tertuju pada seorang siswa laki-laki yang berjalan sedikit di belakang Suzy dan bertingkah mencurigakan.

Bahu membungkuk. Mata memandang berkeliling. Langkah teredam.

Pada saat yang sama, bocah itu menjaga jarak tertentu dari Suzy dan menyelinap di belakangnya. Begitu Suzy memasuki gedung, bocah itu juga menghilang ke dalam.

El mengangkat alisnya.

Apa yang orang itu lakukan?

Belakangan ini, setiap kali dia berduaan dengan Suzy, seorang anggota klub buku tahun pertama selalu muncul dan menyela mereka, yang membuatnya sangat kesal. Dia semakin mengerutkan alisnya saat dia melihat bocah itu diam-diam mengikuti Suzy.

Segera, dia lanjut berjalan, mengikuti arah di mana Suzy dan bocah itu menghilang dan memasuki gedung utama akademi.

El melangkah masuk, melihat sekeliling dan melihat Suzy menaiki tangga. Kemudian dia melihat bocah yang mencurigakan itu ragu-ragu di kaki tangga dan kemudian mencoba menaiki tangga seolah-olah dia sudah memutuskan sesuatu.

Bocah itu segera mengambil langkah untuk menaiki tangga, tapi El lebih cepat dan menyusul di belakangnya sebelum dia bisa bergerak lebih jauh.

"Tunggu sebentar," El memanggilnya dan bocah itu melihat ke belakang ke arah suara.

Saat dia melihat El melalui poni panjang yang menutupi matanya, bocah itu ketakutan. Dia melangkah mundur dalam sekejap, wajahnya pucat. Dia benar-benar mencurigakan.

"Kenapa kau–"

Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya dengan, "Apa kau mengikuti Suzy?" anak laki-laki itu berbalik dan berlari menuju lorong di lantai pertama, bukan tangga.

"Jangan lari!" El mengejarnya.

Seperti seekor belut, bocah itu merayap melewati kerumunan siswa. Tetap waspada terhadapnya, El berlari melewati kerumunan yang bingung.

Kenapa kau melarikan diri?

Di tengah kepanikan pengejaran, El sibuk memutar otak. Hanya ada dua alasan kenapa seorang anak laki-laki akan bersembunyi di belakang dan mengikuti seorang gadis.

Apa dia seseorang yang memiliki dendam terhadap Suzy atau penguntit?

Tapi, tidak peduli seberapa banyak dia memikirkannya, Suzy bukanlah seseorang yang akan dibenci siapa pun. Lalu hanya ada satu jawaban. Dengan pemikiran itu, El mulai mengejar bocah itu dengan momentum yang lebih intens.

Unrequited Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang