91

50 18 3
                                    

Sorry for typo(s)!

---

"...Apa maksudmu? Aku belajar sangat giat. Kau bersamaku."

Suzy menjawab, dengan mata menyipit curiga kali ini.

"Tidak, kau pasti berada di posisi terakhir semester lalu, 'kan? Tapi bagaimana kau bisa mendapatkan posisi pertama setelah belajar hanya beberapa minggu?"

Suzy menatapnya dengan mata berkata, "Jelaskan padaku." El yang bingung menjawab dengan senyum licik.

"Yah... Bukankah karena guruku hebat?"

Suzy menggigit bibirnya mendengar kata-kata itu. Dia hampir tertawa saat melihat El. Tapi, dia dengan cepat kembali ke ekspresi kosong dan menanyainya sekali lagi.

"Kau lulus dengan menyerahkan kertas kosong semester lalu... Apa kau benar-benar tidak tahu jawabannya?"

El, yang hatinya tersentak oleh pertanyaan itu, buru-buru menutupinya

"Aku, aku tidak ingat... Bagaimanapun, apa kau akan belajar untuk ujian mulai hari ini? Kalau begitu, bisakah kita pergi ke sana? Ruang kelas di lantai tiga."

Suzy masih menatapnya curiga tapi akhirnya mengangguk.

"Baiklah. Kau mendapat peringkat pertama hanya dalam beberapa minggu belajar untuk ujian tengah semester, jadi aku sangat penasaran dengan nilai seperti apa yang akan kau dapatkan lagi."

"Apa? Itu semua berkat bantuanmu dari samping."

"Benarkah? Lalu aku akan melakukan yang terbaik di sampingmu."

Wajah El sedikit gelap oleh kata-kata Suzy. Ini karena dia ingat Suzy, yang dulu muncul dengan banyak buku di tangannya.

Kali ini, Suzy bahkan lebih bersemangat, jadi El sedikit gugup tentang apa dan seberapa banyak gadis itu akan muncul. Tapi di saat yang sama, penampilan Suzy juga menggemaskan.

Dari beberapa titik, dia menganggapnya lucu tidak peduli apa yang dilakukan Suzy. Tidak peduli berapa banyak buku yang dia bawa dan memaksa El untuk membaca, dia tampak tak tertahankan.

El bahkan rela diseret ke tengah aula dan menari.

Ya, aku bersedia untuk menari.

Jika itu untuk Suzy.

Baru-baru ini, kehidupan El sepertinya berputar di sekitar Suzy. Lucu melihat dirinya diombang-ambingkan oleh satu orang, tapi dia tidak bisa menahannya.

Itu tidak terbayangkan baginya sebelumnya karena dia benci ada orang yang ikut campur dalam hidupnya. Secara khusus, gadis-gadis yang secara terbuka menyatakan minatnya sangat menyebalkan.

Tapi berbeda dengan Suzy. Dia pikir gadis itu bisa mengganggu hidupnya sebanyak yang dia inginkan.

Dan untuk Suzy, dia rela menyerahkan segalanya.

Seluruh proses mencintainya sangat menyenangkan.

Kecuali untuk satu hal.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia berada dalam situasi di mana dia harus memaksimalkan kesabarannya.

"Yah, kita bisa melakukannya dari sini ke sini. Kali ini, kita mulai mempersiapkan ujian lebih awal, jadi jangan buat jadwal yang tidak masuk akal seperti dulu."

"Ya."

Di ruang kelas kosong di lantai tiga. El menjawab singkat, menarik buku-buku yang didorong Suzy ke arahnya. Matanya selalu tertuju ke meja.

"Semangat!"

Suzy berbicara dengan riang. Tapi lagi-lagi, El menganggukkan kepalanya, pura-pura membuka buku itu.

Unrequited Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang