6

146 34 2
                                    

Sorry for typo(s)!

---

"Apa?" Rosé dengan cepat menoleh. Dia memandang El seolah bertanya apa dia salah makan. Di sisi lain, Fernando menatap El dengan ekspresi terkejut lalu tersenyum kecil. Senyum yang sepertinya mengatakan, 'Aku pikir begitu'.

El bisa merasakan tatapan Suzy Keenan, menatapnya dengan wajah yang sama terkejutnya dengan Rosé.

"Trik macam apa ini?" Rosé bertanya, matanya penuh kecurigaan. Tidak perlu dikatakan, El tidak pernah sekalipun menunjukkan minat pada Rosé. Saat Rosé pertama kali mengungkapkan rasa sukanya padanya, dia konsisten dengan sikap sarkastiknya. Dia merasa curiga saat El tiba-tiba mengajukan diri untuk menjadi pendampingnya.

Sementara itu, El marah pada dirinya sendiri karena sekali lagi berbicara secara impulsif. Terlalu berlebihan untuk sesaat memanas oleh perilaku frustasi dan pasif Suzy Keenan. Tapi tidak ada gunanya menangisi susu yang tumpah.

El memelototi Fernando yang memperhatikan situasi dengan penuh minat, lalu menjawab,"Apa maksudmu dengan trik? Itu karena aku merasa kasihan melihatmu mengemis pada Fernando."

"Aku benar-benar tidak ingin pergi denganmu." Reaksi Rosé tidak terlalu positif karena pengalamannya ditolak El beberapa kali di masa lalu.

"Lagipula kita memiliki wajah yang sama, jadi tidak masalah jika kau pergi denganku, 'kan?" El bangkit dari duduknya. Dia dengan lembut mendorong Rosé keluar dari pintu dan berkata,"Jadi, tinggalkan saja adikku yang malang."

El melirik Suzy sekali sebelum meninggalkan perpustakaan. Gadis itu berdiri dengan mulut ternganga, menatap kosong ke arahnya dan Rosé.

Aku sangat membantumu, jadi lakukan yang terbaik, Suzy Keenan.

El berpikir sambil menutup pintu.

---

Hasil dari memilih secara impulsif untuk membantu Suzy Keenan dengan cinta tak berbalasnya adalah bencana.

Rosé menerima permintaan El untuk menjadi pasangannya dan berjanji tidak akan mengganggu Fernando lagi, sebaliknya, dia bertanya apa El bisa menari 'tarian Eveloza'. Dia tidak hanya ingin dikawal oleh Pangeran Berg.

"Setelah acara inti, akan ada pesta dansa sederhana. Jika aku berdansa di tengah aula bersamamu, bukankah itu setidaknya akan muncul di koran ibu kota? Saat terungkap bahwa aku adalah pendamping Pangeran Berg, namaku akan menjadi lebih terkenal."

"Kau ingin menari tarian Eveloza di aula sempit itu? Denganku?"

Tarian Eveloza menampilkan banyak gerakan yang penuh gairah dan mesum. Jika kau menari di pesta dansa di resital puisi, itu adalah tarian yang sempurna untuk tetap ada dalam sejarah Akademi Xenomium.

El berusaha untuk membujuk Rosé, yang jarang membengkokkan keinginannya. Tapi pada akhirnya, Rosé mundur selangkah dan berjanji tidak akan memaksanya untuk menari. El menatap punggungnya dan menghela napas panjang. Tidak peduli seberapa keras dia memikirkannya, dia sepertinya sudah melakukan sesuatu yang bodoh.

Setelah semua jadwalnya selesai, dia bisa berbicara lagi dengan Fernando di asrama di kamar malam itu.

"Jadi kau..."

"Kau..."

Begitu mereka bertemu, keduanya berbicara pada saat bersamaan.

"Kau dulu," kata El sambil duduk di tempat tidur.

"Bagaimana kabarmu dengan Rosé?" Fernando bertanya sambil tersenyum. Sepertinya dia salah paham tentang perasaan El terhadap Rosé.

"Apa?"

Unrequited Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang