Unrequited Love [END]

77

Sorry for typo(s)!

---

Sebenarnya, Renee bukan satu-satunya yang menatap El dengan penyesalan. Gadis-gadis yang berdiri bersama Renee juga mengagumi El.

El, yang meninggalkan tempat duduknya untuk melarikan diri dari gadis-gadis yang merepotkan, hanyut begitu saja seperti angin.

Untung dia bahkan tidak melihat Renee. Tapi melihat kerumunan gadis yang menatap punggungnya dengan sedih, Suzy menyadari satu hal yang sudah dia lupakan.

Pasalnya, sama seperti Fernando, para siswi juga tertarik dengan El.

Dia tampan, mahir dalam ilmu pedang, sederhana dan jujur dan dia tampaknya memiliki hubungan yang baik dengan teman-temannya karena kepribadiannya yang santai. Selain itu, dia adalah pewaris Adipati Berg.

Tidak mungkin ada gadis yang tidak tertarik padanya.

...Suzy lupa untuk sementara karena dia hanya melihat sisi seniornya yang tidak bisa dijelaskan dan aneh selama beberapa hari terakhir.

Akademi Xenonium adalah surga bagi para gadis yang mengincar El.

Ini bukan waktunya untuk merasa lega hanya karena pria itu memintanya untuk menunggu.

Suzy berdiri dari bangku sambil melihat gadis-gadis yang melihat hilangnya El dengan mata waspada.

Dia mencoba untuk menenangkan diri, tapi wajahnya saat dia meninggalkan kursi entah bagaimana dipenuhi dengan kegugupan.

Menjelang November, udara dingin yang secara alami membuat orang menyesuaikan pakaian memenuhi kampus. Siswa dengan pilek awal terdengar batuk di mana-mana.

Itu dingin, tapi pepohonan dengan daun merah sangat spektakuler untuk dilihat.

Berkat ini, pada siang hari, saat sinar matahari yang hangat bersinar, banyak mahasiswa yang ingin berjalan-jalan di sekitar kampus yang indah.

Di antara mereka, ada beberapa orang yang tampaknya tidak terdaftar di Akademi.

Mereka adalah wanita muda dan bangsawan dari keluarga bangsawan dan mereka semua berjalan di sepanjang kampus dengan para pelayan mereka.

Mereka semua adalah siswa muda yang ingin masuk ke Akademi Xenomium tahun depan. Akademi membuka kampus untuk anak-anak bangsawan yang ingin masuk sekolah.

Mereka melihat sekeliling gedung akademi dan taman dengan wajah penuh kegembiraan dan kekaguman pada siswa yang berjalan-jalan dengan seragam sekolah.

"Oh! Manis sekali!"

Krystal yang sedang melihat ke luar jendela di kelas berkata dengan senyum bahagia.

Dia berdiri di depan gedung akademi yang megah dan indah, menatap seorang gadis.

"Kita masih sangat muda dua tahun lalu."

"Apa yang kau bicarakan, Krystal? Kita masih muda."

Tapi bahkan di mata Suzy, gadis itu, yang hanya dua tahun lebih muda dari mereka, terlihat sangat muda sehingga dia merasa aneh.

"Beberapa bulan lagi akan ramai dengan mahasiswa baru."

"Hm, kalau begitu kita akan berada di kelas kelulusan. Sayangnya, aku tidak pernah memikirkan apa yang akan kulakukan setelah lulus!"

Tiba-tiba, Krystal mencabut rambutnya dan mengeluarkan suara yang menyakitkan.

"Aku tidak punya harta untuk diwarisi seperti kakakku!"

Suzy mencoba yang terbaik untuk menghentikan Krystal menarik rambutnya.

"Ayahku sudah menyuruhku menikah segera setelah aku lulus."