Happy Reading.
.
.
Aliza Nayyara Naziifa, gadis yang berusia 17 tahun. Aliza tidak pernah mengira pernikahanya dengan GUS hanya terjadi di novel-novel RELIGI yang ia baca. Aliza gadis cantik yang akan menerima taaruf dari laki-laki yang bernama Adnan Angkasa. Adnan yang sejak tadi menunggu kepulangan Aliza, dan akhirnya Aliza pulang dengan kebiasaan lucunya. "Bunda, Aliza pulang," ucap Aliza setelah diantar sama laki-laki, yang disebut pacarnya itu.
Semua mereka menjawab. "Waalaikumsalam."
Aliza berjalan mendekati Ayah dan Bundanya, sambil salim. Aliza duduk disebelah kiri Bundanya. "Ada apa, Bunda?" tanya Aliza heran.
"Aliza, salim dulu sama Om Farel dan Tante Luna," bisik Bunda Aliza yang bernama Asma.
Aliza mengangguk. "Salam kenal, Tante, Om." Ucap Aliza sambil tersenyum simpul.
"Alizanya cantik, pati Adnan suka." Puji Tante Luna, dengan mengelus bahu Aliza.
Aliza tersenyum tipis, sambil menunduk. "Terimakasih, Tante."
Gus Adnan hanya menunduk, hanya melihat Aliza sekalis. Namun Adnan terpaksa untuk menikahi Aliza, agar harta warisan milik nyokap sama bokap bisa diwariskan untuk dirinya sepenuhnya.
"Aliza, apakah kamu setuju menikah dengan Adnan, putra pertama Om dan Tante?" tanya Om Farel di sebelah Aliza.
"Gimana, Aliza? kalau kamu setuju, tante sama om, skan menyediakan semua persiapan yang kalaian butuhkan. terutama, mobil, dan uang yang kalian butuhkan. apakah kamu bersedia Aliza?" tanya Tante Luna.
Aliza menoleh kearah Ayah dan Bunda, bukan pernikah muda yang dia inginkan, tetapi menikah sama laki-laki yang dia cinta. Lelaki yang sudah menemani dirinya dari kelas 1 SMA sampai kelas 3 SMA, Aliza tidak akan bisa melupakan laki-laki pertama kali yang membuat dirinya jatuh cinta.
"Ayah, Bunda, Aliza belum siap," lirih Aliza pecah.
Ayah Aliza yang bernama Raffi memgang bahu putrinya itu. "Aliza, Gus Adnan laki-laki yang baik, sholeh, dan hafiz 30 Jus, masa kamu tega menolak Adnan?" tanya Raffi sama anaknya lagi.
"Tapi, Aliza takut," bisik Aliza.
"Takut kenapa, Aliza?" tanya Raffi kembali.
"Aliza takut, dipoligami sama Gus Adnan." Lirih Aliza, namun yang mendengar perkataan Aliza, hanya Asma dan Raffi.
Apakah firasat Aliza, benar terjadi.
"Aliza, percaya sama Ayah. Gus Adnan akan menjaga kamu, seperti Ayah dan Bunda menjaga kamu," turur Raffi.
"Iya kan Bun?" tanya Raffi sama Asma.
"Iya Aliza, Bunda tidak mau anak Bunda disentuh sama laki-laki yang belum mahrom, apalagi pacaran. Dengan menikah, akan ada menjaga kamu," bujuk Asma.
"Apa kamu mau sayang?" tanya Asma.
Aliza mengangguk berat. "M-mau, Bunda," jawab Aliza.
"Alhamdulillah." Jawab Raffi dan Asma, sambil mengusap wajahnya senang.
Lima menit sudah keluarga Farel dan Luna, menunggu jawaban dari Aliza. "Gimana, Raffi dan Asma? Apakah Aliza bersedia menikah dengan Adnan?" tanya Farel, disaat keluarga Aliza sudah selesai diskusi.
Asma dan Rafi tersenyum lega. "Aliza mau, meniakh dengan Adnan." Jelas Raffi, panjang lebar.
"Alhamdulillah." Jawab keluarga Adnan lega.
"Baik, untuk acara pernikahan mereka. Tunggu saja dari kami, kami akan mempersiapkan acara pernikahan mereka dengan semewah mungkin."Tutur Luna.
Raffi dan Asma ikut senang, karena pernikahan putrinya bisa dibantu secara materi oleh keluarga Adnan.
"Aliza, Om dan Tante pamit pulang. Kamu jaga diri baik-baik ya?" pinta Luna sama Aliza, hanya saja Aliza menahan tangis diwajahnya.
Aliza mengangguk. "Hati-hati, Om, Tante."
.....
Alina sama sekali tidak mengetahui Gus Adnan, bakal menikah. Alina hanya menunggu kepastian dari Adnan. Kapan dia datang kerumah. "Alina, bagaimana dengan kondisi kamu?" tanya Ustadz Agam bersama dengan temanya. Yang bernama Azmi.
"Alhamdulillah, Ustadz. Sudah mulai sedikit memabaik." Tutur Alina.
"Gimana? Apakah kamu sudah ada jawaban, atas pertanyaan yang sudah satu minggu saya kasih sama kamu, Alina?" tanya Ustadz Agam, sehingga Alina kaget.
"Maaf, Ustadz, sekarang Alina belum bisa menjawab." Ujar Alina sedikit menudnuk.
"Apakah ada laki-laki lain yang sedang kamu tunggu Alina?" tanya Ustadz Agam, yang begitu mencintai Alina secara diam-diam.
"Tidak, Ustadz." Alina menjawab tidak, namun ada laki-laki yang dia tunggu, yaitu Gus Adnan.
"Alhamdulillah." Batin Ustadz Agam lega.
Bersambunggg.
Spam part
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian.
Short StoryAbizar menghela nafas panjang sebelum Aliza duduk di sebelah nya. "Qobiltu nikaha wa tazwijaha bil mahril madzkur hallan." Ucap Abizar. Bahkan Abizar mengucapkan itu dengan lancar. Bahkan tamu yang hadir mengucap Alhamdulillah. Atas ijab kabul yang...