Bab 22 (Rmadhan)

11.8K 636 35
                                    

Happy Reading





Aliza selalu menghabiskan waktunya bersaam dengan anak yatim. Bahkan kali ini Aliza sengaja detang ke tempat anak yatim itu berada. Aliza juga serta membawa mainan dan jajan untuk anak yatim piatu itu.

Aliza tersenyum, menghampiri anak yatim itu. "Kalian sudah makan?" tanya Aliza sama anak yatim yang asik bermain di teras.

"Tadi sudah kakhak, tapi tami masih pengen makan," ucap anak kecil yang masih belum fasih ngomong.

"Namanya siapa?" tanya Aliza mendekat.

"Nama caya Yusuf, bajus can kak?" tanya Yusuf sama Aliza.

Aliza memeluk Yusuf gemes, dari dulu Aliza memang sayang sama anak kecil. "Bagus dong."

Sejak kecil Yusuf belum pernah melihat orang tua nya secara langsung, orang tua nya meninggal karena Crane di masjidil haram roboh.

"Yusuf, kakak bawain kamu maianan." Ujar Aliza dan menyerahkan mobil-mobilan sama Yusuf.

Yusuh mendekat dan mengambi lnya. "HOLE!" teriak Yusuf senang.

Aliza juga memberikan mainan sama anak yatim yang lain, melihat mereka bahagia Aliza juga ikut merasakan bahagia. Aliza tidak mau menghabiskan banyak waktu untuk tidak melakukan apa yang bikin ia bahagia. Bahkan Aliza juga sering membagi makan kepada pengemis di jalan, sama badut di jalan, serta memberi makan sama orang yang lagi kesusahan.

Anak kecil di jalan itu memeluk Aliza. "Kakak Aliza, jangan pergi ya. Temani kami terus, agar kami jadi orang sukses," ucap anak kecil yang berada di tepi jalan.

"Iya sayang, kakak janji bakal jagain kalian." Balas Aliza sambil memeluk anak kecil yang berada di jalan.

Anak kecil perempuan itu, mengeluarkan jari keliking. "Janji," kata anak kecil yang bernama Ratu.

"Janji." Aliza tersenyum.

Aliza menghampiri seorang gojek yang lagi memangis di jalan. "Bapak kenapa menangis?" tanya Aliza.




..




Bapak gojek yang benama Rahman, terlihat kesusahan karena sebentar lagi istrinya mau melahir. "Saya nggak punya uang, untuk biaya istri saya lahiran." Adu Bapak Raham.

Aliza langsung mengeluarkan beberapa uang kepada Bapak Rahman. "Bapak, ini ada uang untuk Bapak. Semoga berguna ya pak," kata Aliza.

Bapak Rahman langsing bersujud. "Alhamdulillah ya Allah, ternyata banyak manusia yang baik," lirih Bapak Rahman.

"Non, terimakasih ya. Klau begitu saya antar istri saya dulu, kasihan ia menunggu saya terlalu lama," ucap Bapak Rahman.

Aliza mengangguk senang. " Sama-sama, Pak," balas Aliza.

"Bapak." Panggil Aliza di saat Bapak Rahman mau pergi.

"Iya, Non,"

Mata Aliza berkaca-kaca. "Jagain istri Bapak ya, Pak. Cintai istri Bapak, jangan sia-siakan dia," ucap Aliza.

Bapak Rahman mengangguk. "Iya Pasti, Non. Saya akan menjaga istri saya selalu," balas Bapak Rahman.Walaupun Aliza tidak mendapat kebahagiaan dari suami nya, tetapi Aliza selalu terlihat bahgaia bersama orang-orang di sekitar nya. Aiza juga bersyukur, karena masih bisa memiliki keluarga yang lengkap, keluarga yang masih sayang sama diri nya.

"Pak, ambil aja ini ya Pak," ucap Aliza.

"Ini apA, Non?" tanya Bapak Rahman.

"Ini ada sedikit uang lagi, Bapak terima ya Pak," kata Aliza.

"Ini sudah cukup, Non." Kata Bapak Rahman.

Sebelum Bapak itu sampai di rumah, ia sudah memiliki keinginan. Senadainya Bapak Rahman itu sudah jadi orang sukses. Ia akan menemui perempuan yang sudah menolang nya, suatu saat Adnan akan mencari lagi.




..




Aliza masih khawatir, apakah ia sudah bermanfaat untuk orang banyak. Bahkan di awal-awal bulan Ramadhan Aliza selalu bergabung sama anak-anak muda, untuk membagi takjil untuk orang-orang yang membutuhkan.

"Kak Aliza, kenapa semangat sekali?" tanya anak muda yang kagum sama Aliza, selalu hadir membantu mereka.

Aliza tersenyum. "Kakak ingin bermanfaat untuk orang banyak. Kakak tidak tau kapan usia kakak," jelas Aliza.

"Kakak hebat." Puji mereka.

"Kalian juga hebat, selalu bermanfaat untuk orang banyak ya. Cari pahala sebanyak-banyak nya," ujar Aliza.

Mereka mengangguk semangat. "Baik, Kak."

Azan magrib terdengar, mereka siap-siap untuk berbuka puasa. Aliza sama sekali tidak malu duduk dan makan di pinggir jalan, bersama warga sekitar.

"Sholat dulu, baru berbuka." Aliza kasih tau, agar sholat tidak kekenyangan.

"Iya, Kak." Mereka segera untuk berwudhuk, dan sholat berjamaan di tempat yang sudah mereka sediakan. Untuk semua orang.

Selesai mereka sholat, mereka sudah merasakan perasat nggak enak. Namun mereka yang sudah dekat sama Aliza. Hanya bisa berdoa agar Aliza di beri umur yang panjang.

Aliza perempuan yang baik, dan masih banyak orang-orang baik di sekitar lagi. Tampa kita kita membenci mereka, karena masa lalu nya.

Aliza sibuk menulis di sebuah kertas yang ia pegang. Aliza membuat target, supaya sebulan penuh ia bisa menghatamkan Al-qur'an. "Semoga saja puasa tahun ini, Aliza bisa menghatam Al-qur'an," harapan Aliza.

Target itu, sudah tertata rapi. "Dan semoga saja puasa teman-teman Aliza, di terima sama mu ya Allah,"

"Semoga puasa tahun sekarang, banyak anak muda yang hijrah."

"Dan semoga saja, banyak anak muda yang putus dari pacarnya, agar bisa istiqomah," ucap Aliza, bicara sendiri.

"Amin."



bersambung.




spam next, part selanjut nya.

jgn lupa folow dulu ya, akun wattap author. 

jgn lupa tinggal jejak, yaitu vote dan komen

Kekasih Impian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang