"SITI HAWA SAJA CEMBURU KARENA NABI ADAM PULANG LARUT MALAM, PADAHAL IA TAHU BAHWA DIA SATU-SATUNYA WANITA DI MUKA BUMI INI."
Aliza.
Luna berhasil membujuk Adnan menikah sama Liora, hanya saja selesai pernikahan antara Adnan dan Liora waktu itu, Luna langsung pergi meninggalkan tempat pernikahan antara Liora dan Adnan. Entah kenapa Luna sangat membenci Aliza, di karenakan Aliza masih belum mempunyai keturunan.
"Mih, ada perlu apa ke sini?" tanya Adnan, nggak biasa-biasanya Luna berkunjung kerumah
Luna datang sendiri ke rumah baru Adnan dan Liora. "Adnan, Liora sudah hamil apa belum?" tanya Luna sudah nggak sabar menimbang cucu, karena itu Luna menyetujui Adnan menikah lagi, karena Aliza belum juga kasih cucu buat diri nya.
Adnan menggeleng. "Liora belum ada tanda-tanda dia hamil, Mih. Adnan harus bagaimana?" tanya Adnan.
"Kamu sabar saja, Adnan. Mami yakin Liora akan hamil, nggak seperti Aliza. Sudah lama menikah belum juga bisa kasih Mami cucu," ucap Luna pedas.
Liora keluar dala kamar. "Mami, kapan sampainya?" tanya Liora ramah, dan sedikit kesal sama suaminya. Kenapa tidak kasih tau sama dia.
Luna tersenyum senang, melihat Liora. "Kamu cantik, berbeda dengan istri pertama Adnan, gak tau dandan," ucap ketus Luna.
Liora tersenyum. "Terimakasih Mih, tapi Liora nggak bohong, hari ini Mami terlihat lebih cantik juga," puji Liora lagi.
"Kamu serius?" tanya Luna senang, baru kali ada yang bilang dia cantik.
"Kamu lihat itu Adnan, seharusnya kamu itu bersyukur dapat istri yang kedua sangat baik, nggak dengan Aliza. Istri kamu itu," banding Luna.
"Liora ke dapur dulu ya Mih, ambil minum," kata Liora, dan di anggukan sama Luna waktu itu juga.
"Iya sayang," balas Luna.
...
Adnan menarik tangan Luna. Rumah Tampa Aliza terasa sepi. "Mih, Adnan rindu sama Aliza? Adnan nggak tega ninggalin Aliza cukup lama? Adnan harus balik ke sana lagi ya Mi?" tanya Adnan merasa bersalah. Ninggalin Aliza cukup lama.
"Kamu serius? Apa setidaknya kamu tunggu dulu? Buat apa lagi kamu kembali ke situ? Sekarang kamu harus fokus sama Liora, Adnan. Apa kamu menyangi Liora?" tanya Luna kembali sama Adnan.
Adnan mengangguk. "Iya pasti, Mih. Nggak mungkin Adnan menikahi Liora, bukan karena sayang," jelas Adnan.
"Nggak papa kan Mih? Adnan tinggal serumah dengan Aliza?" tanya Adann.
Tidak mudah untuk meminta persetujuan sama Luna, pasti ada-ada saja syarat yang di minta sama Luna. "Tapi ada syaratnya? Apa kamu bisa, Adnan?" tanya Luna.
Adnan mengangguk. "Apa syaratnya Mih?" tanya Adnan penasaran.
Luna membisik. "Mami ingin keluarga Aliza nggak tau kalau kamu dan Liora sudah menikah," kata Luna.
"Kenapa Mih? Kenapa nggak kasih tau saja keluarga Aliza? Adnan nggak mau merahasikan status ini lagi, Mih?" tanya Adnan bakik, karena nambahin beban Adnan.
"Adnan!"
"Apa kamu mau, Papi Aliza dan Papi kamu musuhan. Karena kamu sudah berkhianata sama Aliza?" tanya Luna.
Adnan menggelang. "Adnan nggak mau, Mih."
"Itu kamu tau, setidaknya kamu menjaga nama baik Papi kamu," ucap Luna.
"Apakah Papi tau Mih, kalau Adnan sudah menikah?" tanya Adnan.
"Belum." Luna menjawab singkat.
Liora kembali menuju ke arah Luna dan Adnan berdiri. "Mih, ayo minum dulu," ujar Liora.
Luna mengangguk. "Iya sayang," balas Luna.
"Liora, apa kamu sayang sama Adnan?" tanya Luna.
Tentu saja Liora menjawab. "Iya sayang dong, Mih. Cinta Liora sama Adnan, semakin lama semakin besar tau..."
...
Adan berkeinginan pergi ke rumah Aliza, tampa sepengetahuan Liora. Entah kenapa, dari pagi sampai malam Adnan selalu ke ingat sama Aliza. "Pokoknya saya harus pergi rumah Aliza," batin Adnan, diam-diam turun dari atas kasur
"Saya sayang sama Liora, tapi ternyata sayang saya juga lebih besar sama Aliza," batin Adnan lagi.
Lalu Adnan memasang selimut tubuh Liora. Dan setelah itu Adnan menuju garasi mobil untuk segera berangkat diam-diam. Adnan kembali memasang kartu yang dia copot sebelum menikah sama Liora. Dan kembali berfungsi.
Setelah di aktifkan kemabali, ternyata begitu banyak panggilan tidak terjawab dari telepeon Adnan. Ada panggilan dari Aliza, Ayahnya Aliza, Bunda nya Aliza, sampai-sampai seorang Dokter juga ikut menghubungi Adnan waktu itu.
Adnan sama sekali tidak mengetahui Aliza mengikutinya dari belakang waktu itu, sampai-sampai Aliza melihat dengan mata nya sendiri. Adnan Terpaksa menikah dengan seseorang perempuan, yang bernama Liora.
Sepanjang jalan Aliza hanya bisa menangis waktu itu, tidak bisa berkata apa-apa lagi. Selain berteriak di dalam mobil.
Rasanya sakit. Melihat suami menikah lagi.
Adnan tidak ambil pusing, dia langsung meninggalkan Liora sendiri. Untuk pergi ke rumah Aliza. Selama perjalanan Adnan membeli sesuatu buat Aliza, sepertinya Adnan lagi membeli bunga. Karena Adnan tau betul kesukaan Aliza.
"Kamu pasti suka bunga, Aliza." Gumam Adnan di dalam mobil, setelah selesai membeli bunga.
Adnan senang, memberi bunga kesukaan Aliza.
Setelah beberapa menit perjalanan kerumah Aliza, akhirnya Adnan sampai di depan pintu masuk rumah Aliza. "Pak, tolong buka pintu nya," ucap Adnan sama penjaga rumah.
Penjaga rumah itu mengangguk. "Baik, Pak," balas penjaga rumah Aliza. Karena setau penjaga rumah. Adnan adalah suami dari Aliza.
"Kok sudah lama nggak pulang," gumam penjaga rumah sama diri nya sendiri.
"Aliza ada di rumah, Pak?" tanya Adnan sama penjaga rumah.
Penjaga rumah itu mengangguk. "Ada Tuan, baru saja non Aliza pulang," jelas penjaga rumah.
Adnan segera masuk ke kamar Aliza. "Assalamaualaikum sayang," panggil Adnan tampa merasa dia sudah membuat kesalahan.
"Sayang, mas bawain bunga untuk kamu,"bisik Adnan.
Aliza tidak menjawab, karena sudah tertidur. "Sayang, Mas pulang," bisik Adnan di telinga Aliza lagi.
Aliza kaget dan menjauh dari Adnan. "ADA APA LAGI KAMU KESINI? APA KAMU NGGAK PUAS NYAKITI HATI SAYA ADAN? APA KAMU NGGAK PUAS HAH?! KAMU KIRA SAYA PEREMPUAN NGGAK TAU APA-APA? SEMUA YANG KAMU LAKUKAN DI BELAKANG SAYA! SEMUA NYA SAYA TAU!" teriak Aliza.
"Emang kamu mengetahui soal apa?" tanya Adnan.
Aliza mengatur nafas berat. "KAMU MENIKAH LAGI KAN? KAMU MENIKAH TAMPA SEPENGETAHUAN SAYA? APA KAMU NGGAK PERNAH MEMIKIRKAN SAKITNYA JADI SAYA MAS? APA KAMU NGGAK PERNAH MENGHARGAI PERASAAN SAYA?!" bentak Aliza.
Adnan mendekat dan memeluk Aliza. "Sayang, tolong maafin Mas. Mas terpaksa menikah sama Liora. Ini semua atas permintaan dari Kyai Arfan, apa kamu tega melihat Kyai Arfan bersedih selalu?" tanya Adnan.
"Mas, kamu brensek..." Lirih Aliza.
Adnan tetap mendekati Aliza dan memeluk secara kasar. "Mau bagaimanapun kamu tetap istri saya, Aliza. Saya ngaku saya salah. Apa karena saya salah, kamu begitu membenci saya?" tanya Adnan.
"LEPASIN ALIZA! ALIZA SUDAH KECEWA MAS, LEPASIN ALIZA!." Teriak Aliza frustasi dan melempar apa saja yang ada di dekat nya.
"Ngapain lagi Mas ke sini?" tanya Aliza.
bersambung,
s p am n ext sebanyak banyak ya, biar author semANGAT LAGI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian.
Short StoryAbizar menghela nafas panjang sebelum Aliza duduk di sebelah nya. "Qobiltu nikaha wa tazwijaha bil mahril madzkur hallan." Ucap Abizar. Bahkan Abizar mengucapkan itu dengan lancar. Bahkan tamu yang hadir mengucap Alhamdulillah. Atas ijab kabul yang...