selamat membaca
.
.
Alina sama sekali tidak mengetahui, bahwa Adnan sudah menikah dengan Aliza. Adnan pernah berjanji sama Alina untuk menikahinya. Tetapi karena Adnan masuk kepondok pesantren, karena itu Adnan memutuskan berpisah baik-baik dengan Alina. Sudah tiga tahun lebih Adnan tidak di pertemukan sama Alina, namun hari ini takdir mempertemukan mereka berdua, di luar masjid yang megah. Mereka berselisih, tetapi tidak saling melihat. Adnan melihat tasbih perempuan itu terjatuh, lalu Adnan berusaha mengejar itu perempuan. "Maaf, tasbihnya terjatuh,""tutur Adnan sambil menunduk.
Aliana menoleh"Iya, makasih." Ucap Alina sambil melihat wajah Adnan, yang tertunduk. Menjaga pandangan.
"Kamu, Adnan ya?" tanya Alina ragu.
"Iya kamu Adnan, saya tidak mungkin salah lihat. Tentu saja saya masih ingat sama wajah kamu, selama ini kamu kemana aja Adnan?" tanya Alina.
"Maaf." Adnan hanya berkata maaf.
"Kenapa kamu minta maaf, Adnan? Apa kamu membuat kesalahan? nggak kan?"tanya Alina yang masih menganggumi Adnan.
"Maaf Alina, saya tidak menepati janji saya. Saya sibuk memperbaiki diri, belajar ilmu agama di pesantren, agar menjadi pribadi lebih baik lagi." Jelas Adnan dengan rasa penyesalan.
Alina tersenyum. "Yang sudah-sudah biarlah berlalu. Hati dan perasaan saya masih nama kamu Adnan." Alina berkata jujur.
"Kamu, apa kabar?" tanya Alina.
Adnan menjawab. "Alhamdulillah, saya baik."
Adnan kembali bertanya. "Kamu, apa kabar?' tanya Adnan, dengan wajah bahagia-nya.
"Alhamdullih, saya juga baik. Adnan."
..
Adnan dan Alina, mereka mulai komunikasi baik. Adnan memang sudah lama menyukai Alina, begitu juga dengan Alina. Dia juga menyukai sosok laki-laki seperti Adnan. Namun Adnan masih belum bisa melupakan Alina. Sesampai nya Adnan dirumah, ia sudah ditunggu oleh Aliza, bahkan Aliza sudah menyediakan masakan kesukaan Adnan."Gus, sudah pulang ya?" tanya Aliza. Sambil mencium punggung tangan Adnan.
Aliza mendekat. "Pasti lagi lapar."
"Sudah, sayang." Jawab Gus Adnan. Sambil mengecup kening Aliza.
"Aliza, sudah menyediakan masakan kesukaan kamu, Gus. Pasti Gus Adnan suka?" tawar Aliza.
Gus Adnan mendekat. "Masakan kamu masakan terenak yang pernah saya coba." Puji Gus Adnan, wajah Aliza merah merona. Karena salting.
"Cantiknya, Gus. Sudah makan?" tanya Gus Adnan. Sambil mendekat kursi duduk nya ke tempat Aliza duduk.
Aliza tersenyum lebar, dan bahagia. "Makan saja dulu Gus. Nanti Aliza bisa makan sendiri," jawab Aliza. Cukup melihat Adnan makan, Aliza sudah sangat senang.
"Kalau cantiknya saya nggak mau makan. Saya juga malas untu makan." Kata Adnan.
"Ih, Gus. Jangan merajuk, nanti hilang gantengnya." gombal Aliza.
"Pokoknya saya nggak mau makan, sebelum saya melihat kamu juga makan bersama saya." Terang Adnan.
"Gus." Panggil Aliza lembut.
"Kalau kamu nggak mau makan, kalau sakit gimana?"
"Iya deh, saya makan. Demi kamu Gus Adnan tersayang," ucap Aliza, yang membuka mulut, agar disuapin oleh Adnan.
"Enak nggak, suapin suami?" tanya Adnan sambil mencubit pipi Aliza gemes.
Aliza mengangguk. "Enak, apalagi makanya bareng kamu Gus." Jawab Aliza.
"Gus," panggil Aliza.
"Iya, istriku." Sahut Adnan.
"Jangan pergi ya sayang. Karena saya sudah mulai sayang sama kamu Gus Adnan. Jangan pernah mencoba untuk pergi, kalau Gus Adnan sudah mulai bosan dengan Aliza, bimbing Aliza terus Gus, ajari Aliza, dan ajari Aliza untuk baca Al-qur'an yang benar." Pinta ALiza yang sudah berkaca-kaca bahagia.
Adnan mengecup kening Aliza. "Saya janji sama kamu."
....
"Adnan" Panggil Farel."Iya, Pih." Sahut Adnan.
"Ada beberapa hal yang ingin Papi tanyakan sama kamu?"tanya Farel sama putranya.
Adnan mengangguk. "Soa, apa. Pih?" tanya Adnan kembali.
"Tadi Alina mencari kamu, apa kamu ada hubungan spesial sama dia? kenapa Alina masih menanyakan keberadaan kmau?" tanya Farel panik, jika Aliza tau pasti Aliza sangat kecewa sekali.
Adnan menjawab. "Alina cuma masa lalu Adnan Pih, nggak lebih."
Farel menghela nafas panjang. "Aliza istri yang tepat buat kamu, jangan pernah mengecewakan Aliza yang selalu sayang sama kamu." Ucap Farel.
Adnan mengangguk. "Iya Pih."
bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Impian.
Historia CortaAbizar menghela nafas panjang sebelum Aliza duduk di sebelah nya. "Qobiltu nikaha wa tazwijaha bil mahril madzkur hallan." Ucap Abizar. Bahkan Abizar mengucapkan itu dengan lancar. Bahkan tamu yang hadir mengucap Alhamdulillah. Atas ijab kabul yang...