Bab 29

8.7K 336 20
                                    

Happy Reading



Abizar terus mencari keberadaan Aliza. Dan tidak lama setelah itu Abizar menemukan Aliza yang sudah di ikat oleh Luna dan Aruna. "Lepasin dia," kata Abizar dengan tegas.

"Abizar." Teriak Aliza.

"Kamu tenang aja saja Aliza. Saya tidak akan membiarkan mereka menyakiti mu." Kata Abizar tulus dari hati.

Aruna menggelang. "Saya tidak ada urusan dengan kamu, Abizar. Sebaiknya kamu pergi dari sini." Titah Aruna.

"Saya tidak akan pergi. Sebelum kalian berdua pergi." Kata Abizar.

"Kenapa kamu mau berkorban demi ini perempuan?" tanya Luna.

"Saya tidak ingin calon istri saya kalian rusak wajahnya. Aliza adalah ciptaan Allah yang paling sempurna," bela Abizar.

Aliza mendengarkan perkataan, yang baru saja keluar dari mulut Abizar. Hatinya seakan akan berbunga-bunga. Apakah ini petunjuk dari Allah, bahwa Abizar lah yang akan menjadi kekasih impian untuk Abizar.

"Jangan banyak drama." Kata Aruna dengan tegas.

Aruna dan Luna membawa Aliza keluar dari ruangan itu. Dan di saat itu Juga Abizar mendekat dan ingin merebut Aliza, dan membawa Aliza pergi. "Lepasin Aliza," perintah Abizar. Namun tidak di gubris oleh Luna dan Aruna.

"Jangn mencoba mendekat. Kalau ingin Aliza saya tembak." Ancam Aruna sambil menyodorkan pistol di kepala Aliza.

"Baik, saya akan membiarkan kalian pergi." Abizar mundur kebelakang selangkah. Karena Abizar melihat Adnan dan polisi sudah berada dibelakang.

"Apa apaan ini." Aruna dan Luna terkejut. Setelah polisi meringkus dan memborgol Aruna dan Luna yang mau mencelakai Aliza.

"Kalian berdua kami tahan." Kata Polisi dengan tegas.

Abizar berusaha membantu melepaskan tali yang di ikat di tangan Aliza. Dan melepaskan kain yang sudah menutupi di wajah Aliza.

"Salah kami apa. Pak?" tanya Luna berusaha memberontak.

"Sebaiknya, kalian berdua jelaskan saja di kantor polisi. Sekarang bawa mereka," kata inspektur polisi kepada kedua bawahan nya.

Bawahan nya mengangguk cepat. "Baik, Pak."

"Tunggu." Kata Luna.

"Ada apa lagi?" tanya Inspektur Polisi.

"Saya mohon. Izinkan saya berbicara dengan Adnan sebentar." Ucap Luna kepada inspektur polisi tersebut.

"Adnan. Maafin saya, yang sudah menculik kamu sejak usia kamu masih bayi. Dan saya juga minta maaf kepada Aliza, selama ini saya sudah terlalu banyak melakukan kesalahan, semoga dengan di tahan nya saya di penjara. Saya bisa menebus kesalahan saya selama ini," kata Luna.

"Saya sudah memaafkan."

Adnan berusaha mendekat dan berjalan ke arah Aliza. "Sayang ayo kita pulang." Ajak Adnan di sebelah Aliza.

Aliza menggelang. "Maaf Adnan untuk sekarang dan seterusnya saya tidak bisa bersama dengan kamu lagi. Saya harap kamu bisa memahami dan mengerti, Adnan." Kata Aliza. Sehingga Adnan yang mendengar itu terdiam dan membeku di tempat ia berdiri.

"Kenapa Aliza? saya ingin memperbaiki ini sekali lagi. Saya mohon Aliza, tolong beri saya kesempatan untuk berubah." Pinta Adnan serius.

"Saya tidak bisa Adnan. Saya harap kamu secepatnya untuk tanda tangan surat pisah yang sudah saya serahkankepada kamu."Kata Aliza.

"Untuk apa saya hidup Aliza. Kalau kamu sudah nggak cinta lagi dengan saya." Lirih Adnan pecah saat mendengar perpisahan dari Aliza.

"Kamu harus bisa tampa saya, Adnan. Mungkin ini sudah petunjuk dari Allah, agar kita hidup masing-masing," kata Aliza.

"Bukankah kamu sudah berjanji Aliza? bahwa kamu ingin bersama dengan saya sampai kesurga-Nya? Tapi kenapa kamu berusaha untuk menghilangkan harapan kita selama ini?" tanya Adnan.

"Saya tidak berusaha menghilangkan surga itu. Tapi saya ingin mewujudkan surga dengan seseorang yang mencintai saya," balas Aliza.

"Siapa laki-laki itu?" tanya Adnan.

Aliza menghela nafas panjang. "Dia adalah Abizar." Kata Adnan di dekat telingga Abizar. Sontak Abizar kaget.

Sedangkan Adnan tidak percaya. "Saya tidak percaya."

"Kalau kamu tidak percaya. Kamu boleh menanyakan itu kepada Abizar sendiri." Kata Aliza kembali.

"Apa kamu serius mencintai Aliza, Abizar?" tanya Adnan langsung.

Abizar mengangguk. "Saya serius mencintai Aliza. Saya sudah berjanji sama diri saya sendiri, bahwa saya akan menjaga Aliza sampai akhir hayat saya."

Deg!

"Baik Aliza. Secepat nya saya akan tanda tangan surat itu." Adnan menoleh dan pergi meninggalkan Aliza bersama dengan Abizar.

Dengan rasa kecewa Aliza mengatakan itu. "Semoga keputusan Aliza tepat ya Allah." Batin Aliza.



...



Sesampainya Abizar di depan rumah Aliza. Asma dan Raffi langsung memeluk Aliza dengan erat. "Maafin Umi Aliza. Tidak bisa menjaga kamu dengan baik," kata Asma.

"Ini bukan salah nya Umi. Aliza sedikitpun tidak pernah marah pada Umi, karena Aliza yakin. Allah sudah mengatur rencana yang baik untuk Aliza," balas Aliza.

"Sekarang Luna di mana?" tanya Raffi kepada Abizar.

"Tante Luna sudah di bawa oleh polisi, agar menjelaskan kepada polisi bahwa ia benar-benar bersalah. Berupaya mencelakai Aliza." Kata Abizar.

"Alhamdulillah. Semoga aja Luna bisa berubah dan memperbaiki kesalahan yang pernah ia perbuat," kata Raffi.

"Aamin."

"Kamu sudah yakin mau pisah dengan Adnan?" tanya Asma kepada Aliza. "Apakah keputusan kamu sudah tepat, Aliza?" tanya Asma.

Aliza menghela nafas panjang. "Aliza sudah yakin, Bunda. Aliza sudah meminta petunjuk kepada Allah. Supaya Aliza diberi kemudahan."

"Ayah dan Bunda juga sudah memaafkan Adnan. Tapi soal hubungan kamu dengan Adnan. Ayah dan Bunda serahkan pada kamu untuk menentukan pilihan yang menurut kamu itu baik," kata Raffi.

"Iya Ayah, terimakasih sudah sayang kepada Aliza. Dan Aliza minta maaf kepada Ayah dan Bunda. Sudah terlalu sering mengecewakan Ayah dan Bunda."

"Tidak Aliza, kami sebagai orang tua tidak pernah menyesali apa sudah terjadi. Asalkan kamu tau Aliza, Ayah dan Bunda tidak ingin melihat kamu kecewa dan bersedih."

"Ada apa-apa. Kamu jangan lupa cerita ya, sayang." Kata Asma.

"Iya, Bunda."

"Seberat apapun hidup kamu. Ayah dan Bunda akan berusaha menjadi pendengar yang baik buat kamu." Kata Asma.

"Karena Ayah dan Bunda tahu, semakin dewasa yang hanya kamu kekuatan dari Ayah dan Bunda," kata Raffi.

Aliza tersenyum. "Cinta anak perempuan akan sedikit berkurang setelah ia menikah. Tetapi cinta orang tua kepada anak perempuan tidak akan pernah habis, walaupun anak perempun nya sudah menikah dengan laki-laki." Kata Aliza.

Asma dan Raffi langsung memeluk Aliza. "Kita akan bersama-sama melewati dunia ini. Sekeras apapun dunia ini." Kata Raffu di telingga Asma dan Aliza.

Abizar merasa lega. Setelah melihat Aliza dengan orang tua nya bahagia, Abizar pergi dan meninggalakn tempat itu. Dan Aliza bahagia kembali dengan orang tua nya, dan sedangkan Abizar kembali mengerjakan rutinitas nya sebagai seorang penulis. 





END

Kekasih Impian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang