BAB 1

28.3K 1.2K 70
                                    

Part 1...

2 minggu berlalu.

"Sayang, Mas berangkat kerja dulu. Ada proyek yang harus Mas selesaikan," ujar Farel didepan Luna istrinya.

Luna mengangguk, sambil salim tangan Farel. " Iya, Mas."

"Dari tadi Papih perhatikan, kok Aliza gak kelihatan?" tanya Farel.

"Aliza, sepertinya didalam kamar, Mas," jawab Luna.

"Ya Sudah, jagain Aliza ya Mih. Orang tua Aliza sudah memberi kepercayaanya, untuk kita menjaga anaknya, kamu ngertikan Mih?" tanya Farel. Luna mengangguk pelan, didalam hati Luna tidak begitu suka dengan Aliza.

"Iya, Pih. Kamu tenang aja, Aliza akan saya jaga dengan sepenuh hati," ujar Luna dengan rencana licik.

Farel keluar dari dalam rumah, dan menuju garasi mobil. Sebelum Farel berangkat dia menghubungi Adnan, agar tidak terlalu lama berada dipondok pesantren, karena Aliza butuh teman, menyesuaikan tempat barunya.

....

Dring. Dring..... suara telpone.

"Ada apa, Pih?" tanya Adnan. Setelah mengangkat telpon dari Farel.

"Adnan, sekarang kamu dimana?" tanya Farel.

"Dipondok pesantren, Pih. Sedang memberi materi sama santri-dan santriwati." Jelas Adnan panjang lebar.

"Papi bisa minta tolong sama kamu." Tutur Farel.

"Pih, apa sih yang tidak Adnan turuti kemauan Papi, sekarang Papi bilang aja. Adnan akan menuruti maunya Papi," terang Adnan.

"Papi minta kamu pulang dulu ya, jagain Aliza. Kasihan dia tinggal sendiri di rumah sendiri," jawab Farel.

"Baik, Pih." Balas Adnan.

Dengan hati yang berat meninggalkan pesantren. Gus Adnan bergeges meninggalkan pesantren dan menuju rumah. Namun disisi lain Aliza baru saja dibentak oleh Luna, karena asik dikamar.

"ALIZA, KELUAR!" teriak Luna sama menantunya itu.

"Ada, apa Mi?" tanya Aliza berdiri di depan Luna. Setelah berlari keluar dari dalam kamar. Aliza sedikit dedekan.

"ALIZA, JANGAN SIBUK DIKAMAR AJA! KAMU ITU HARUS MANDIRI ALIZA, HARUS SERBA BISA. JANGAN JADI PEREMPUAN YANG SUKA MAGER! BACA NOVEL NGGAK JELAS! APALAGI DIKIT-DIKIT NGADU!" marah Luna.

"Sudah satu minggu kamu tinggal disini, kamu ngapain aja?!" bentak Luna didepan Aliza.

"Aliza, sudah bersih-bersih kamar, Mih." Jawab Aliza dengan takut.

"BIBIK!!" teriak Luna kerasa.

"Ada apa, Nyonya?" tanya Bibik Surti.

"Bibik, kerja didapur sudah selesai?" tanya Luna tegas.

"Belum, Nyonya." Jawab Bibik Surti.

"Ini Aliza pembantu baru dirumah ini, nanti Aliza bantu-bantu Bibik, untuk bersihin dapur, seperti piring kotor, nyuci, dan bantu bibi masak." Ujar Luna, sehingga Aliza kaget, kenapa Mertuanya memperlakukan dirinya, seperti pembantu.

"Apakah Bibik ngerti?" tanya Luna sama Bibik Surti.

Bibik Asih mengangguk, sambil menoleh sebelah Aliza. "Iya, Nyonyak, saya mengerti." Balas Bibik Surti.

"Aliza, sekarang kamu selesaikan pekerjaan rumah. Jadi perempuan harus serba bisa! Apa kamu mengerti Aliza?" tanya Luna meninggikan ucapanya.

"Mengerti, Bibik."

"Apa kamu bilang, Bibik. Emang saya mirip pembantu?" tanya Luna sambil mendorong tubuh Aliza.

"Maaf, Mih. Aliza salah ngomong." Aliza membenarkan ucapan ia sebelumnya, karena sudah mengatakan Luna, sebutan bibik.

"Aliza, maafin Bibik ya." Ujar Bibik Surti.

"Maf, buat apa Bik?" tanya Aliza sambil membersihkan dapur dengan senang hati.

"Bibik, sama sekali tidak bisa membela kamu." Tutur Bibik Surti.

"Nggak Papah, Bik. Aliza senang kok bisa bantu Bibik," balas Aliza dengan senyum simpulnya.

"Beruntung ya, Adnan bisa memiliki kamu." Ucap Bibik Surti.

Aliza tersenyum. "Aliza lebih beruntung lagi, Bik. Bisa dinikahi sama Gus Adnan, yang paham agama," balas Aliza disebalah Bibik Surti.

Bibik Surti terkekeh. "Iya juga ya, berarti Allah tidak pernah salah menetapkan siapa jodoh kita."

"NGOBROL TERUS! KERJANYA KAPAN? LIHAT ITU, PIRING-PIRING MASIH KOTOR, SEKARANG BERSIHIN, SYIFA!" teriak Luna. Yang selalu marah.

Aliza sedikit pusing, hampir saja dia terjatuh, namun dia dibantu oleh Bibik Surti yang ada di sebelahnya.

"Paling, drama." Seru Luna.

"Badan Aliza panas, Nyoya. Lebih baik Aliza istirahat dulu?" tanya Bibik Surti.

Luna mengeleng kuat. "Nggak, Bik. Masih banyak pekerjan rumah yang masih belum kalian selesaikan." Jawab Luna.

"Tapi Nyonya, kasihan Aliza," bela Bibik Surti.

"KAMU MASIH MAU KERJA DISINI? KAMU MASIH MAU IKUT APA KATA SAYA? KALAU IYA, JANGAN IKUT CAMPUR SAMA URUSAN SAYA!" marah Luna, disaat Bibik Surti mulai semakin dekat sama Aliza.

"Maaf, Nyonya. Saya nggak mau dipecat." Jawab Bibik Surti panik, setelah di ancam oleh Luna.

....

Setelah perjalanan pulang, akhirnya Adnan sampai dirumah. Dan dia langsung mememarkirkan mobil mewah yang biasa dia gunakan, dalam perjalanan. Adnan masuk, dan dia langsung mencari Aliza.

"Aliza." Panggil Adnan, tentu saja membuat Luna panik, dan mengacam Aliza dan Bbiik Surti agar tidak memberi tau. Kalau Aliza disuruh.

"Iya, Gus." Sahut Aliza.

"Kenapa kamu pucat?" tanya Gus Adnan. Sambil meletakan punggung telapak tanganya di kepala Aliza.

Aliza tersenyum, sambil menahan sakit perut. Karena dari pagi Aliza belum serapan sama sekali. "Aliza, baik-baik aja, Gus. Jangan khawatir ya," pinta Aliza.

"Bagaimana saya tidak khawatir Aliza, kamu perempuan yang saya cinta Aliza. Saya akan membimbing kamu, seta menjaga kamu, sampai ke janah-Nya,"  ucap Adnan, sambil mengendong Aliza masuk kedalam kamar.

"Masya Allah, Gus." Gumam Aliza.




bersambung..

spamm part selanjutnya ya..

Kekasih Impian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang