Bab 12 ( Ke S e D i h a n)

19.4K 776 147
                                    

S e L A m A t      M e M b a c a

.

.

.



Raffi membawa mobil dengan kecepatan tinggi, dia tidak peduli dengan keselamatan dia sendiri. Harus di mana lagi Raffi mencari Adnan. Sampai pada akhirnya Adnan bertemu dengan Farel dan Luna. "Farel! Di mana Adnan?" tanya Raffi.

"Adnan, bukanya sama Aliza?" Farel tidak tau tentang Aliza. Farel bertanya balik sama Raffi.

"Adnan nggak ada di rumah, sedangkan Aliza kecelakaan." Tutur Raffi dengan rasa kecewa.

Farel mendekat. "Kamu serius? Saya melihat sendiri Adnan menjaga Aliza selalu," ucap Farel mencoba mengelak.

Luna mendekati Raffi dan Farel yang mulai memanas. "Ada apa, Pih?" tanya Luna.

"Begini, Mih. Kata Farel Adnan nggak ada di rumah, sedangkan Adnan dan Aliza sudah tinggal di rumah baru." Farel kecoplosan.

"Apa? Aliza tinggal di rumah baru? Kenapa kalian menutupi ini semua? Kenapa kalian tidak membicarakan soal itu saya. Apa kalian tau Aliza anak kesayangan saya," kata Raffi tegas. Bahwa dia kecewa dengan Fare.

"Aliza di mana?" tanya Farel.

Raffi menggeleng, dengan rasa dan perasaan kecewa. "Kamu nggak usah tau dimana Aliza di rawat! Yang seherusnya kalian lakukan adalah, mencari tau di mana Adnan sekarang. Kenapa dia meninggalkan Aliza sendiri," ucap Raffi tegas.

"Maksud kamu apa, Raffi? Apa kamu menuduh Adnan nggak bertanggung jawab soal pernikahan dengan Aliza? Apa kamu tidak pernah sadar, bahwa saya tidak mengginkan adnan menikah dengan Aliza?" Marah Luna.

Raffi menhela nafas panjang. "Lalu kenapa kalian menerima perjodohan waktu itu?" tanya Raffi.

Luna tersenyum smirk. "Saya nggak setuju ya, Raffi! Pernikahan itu di langsungkan, karena atas permintaan dari suami saya, akhirnya saya setuju dengan perjodohan waktu itu! Asalkan kamu tau, tidak ada yang bisa saya harapkan dari anak mu itu!" ucap tegas Luna.

Farel manarik tangan Luna, supaya Luna tidak menyampaikan semua nya. Bahwa pernikahan Aliza dan Adnan. Hanyauntuk menjaga nama persahabatan antara Farel dan Raffi, sejak masih kuliah.

"Mih cukup," tegur Farel di sebelah Luna yang semakin emosi.

Raffi menjauh. "Saya tidak habis pikir dengan kamu, Farel. Kamu satu-satunya sahabat yang dapat percayai. Apa kamu lupa dengan perjanjian kita waktu itu, bahwa kamu akan menikahi Anak kamu dengan anak saya. Dan menjaga Aliza, seperti menjaga anak kamu sendiri," tutur Raffi.

"Raffi saya bisa jelasin semua-nya." Balas Farel.

"saya bertanya sama kamu, Farel. Aliza pergi dari rumah karena kemauan sendiri? Atau Istri kamu benar-benar nggak suka sama anak saya, Aliza?" tanya Raffi.

Farel menjawab, karena dia tidak mengetahui bahwa Aliza selalu di jadikan suruhan oleh Luna. "Karena kemauan sendiri,"Kata Farel.

"Apa kamu ada di rumah? Bagaimana kamu tau bahwa istri kamu itu melakukan hal yang semestinya. Bagimana istri kamu menjadikan Aliza pembantu?" tuduh Raffi.

Luna emosi dengan perkataan Raffi. "Maksud kamu apa, ha?! Kalau kamu nggak mau menitipkan Aliza di rumah saya. Kamu bawa saja Anak kamu pergi, percuma juga Aliza tinggal di sana, nggak bisa melaukan apa-apa." Luna mencari pembelaan, agar Farel tidak curiga.

Kekasih Impian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang