Alegra 2

02. Alegra dan Karla

Jangan lupa follow, vote dan komen

Instagram amly.amly6

***

"Anak pembawa sial! Sini kamu!"

"Ampun, Pa."

"Karla pul-."

Gadis itu menghentikan langkahnya saat melihat adik perempuan nya tengah di pukul habis-habisan oleh sang Papa.

"PAPA STOP!"

Karla berlari melindungi adik nya lalu memeluk tubuh sang adik. Karla mendekap erat adik perempuannya.

"Minggir kamu Karla!"

Karla menangkup kedua pipi adik nya. "Kamu masuk kamar kakak, nanti kakak obatin."

Adik perempuan nya hanya mengangguk, lalu beranjak pergi. Karla membalikkan tubuh nya, menghela napas berat.

"Papa bisa nggak berhenti sakitin Naura?"

"Kamu diam jangan ikut campur! Anak pembawa sial itu pantas mendapatkannya!"

"Anak yang Papa bilang pembawa sial itu anak Papa sendiri!"

"Dia bukan anak saya! Karena dia saya harus kehilangan istri saya!"

"DIA JUGA MAMA KU, PA!"

Napas gadis itu memburu, selalu saja seperti ini. Kenapa sang Papa tak terima atas kematian Mam dan yang selalu kena imbas nya pasti Naura.

"Mama kecewa kalo tau Papa sakitin Naura."

Setelah mengucapkan itu Karla beranjak pergi, tidak akan ada habis nya jika diri nya meladeni pria paruh baya itu.

Karla membuka pintu kamar nya, melempar asal tas ransel. Lalu naik ke atas ranjang dan memeluk Naura.

"Maafin, kakak."

Naura bocah 10 tahun harus merasakan luka fisik yang selalu di dapat dari Papa nya. Jika tak ada Karla, pria itu selalu memukuli Naura. Entah apa jadi nya jika Karla menerima tawaran untuk pindah ke Amsterdam. Pasti Naura tak akan mendapatkan ampun.

"Nau, takut kak."

"Ada kakak di sini."

Karla bersumpah secepatnya akan pergi dari rumah ini dan membawa Naura. Memang Mahen tak pernah membiarkan kedua anak nya kekurangan uang tapi Mahen lupa jika kedua anak nya membutuhkan kasih sayang.

Besok Karla akan mencari kerja sampingan untuk menyewa kost agar hidup berdua saja dengan Naura.

^^^

"Vin?"

Melvin mengalihkan pandangannya dari laptop, menatap ke arah pintu kamar nya. "Kenapa, Ra?"

Arabella menghela napas pelan, gadis itu melangkah menghampiri Melvin. Duduk di tepi ranjang, bersebelahan dengan Melvin.

"Ada apa?"