03. Hari buruk

1.6K 178 131
                                    

Jangan lupa follow, vote dan komen

Instagram amly.amly6

amly6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Karla menginjakkan kaki nya di gerbang sekolah, gadis itu mengedarkan pandangannya saat hampir semua murid menatap nya dengan berbagai tatapan. Bahkan tak jarang ada yang mencibir nya secara terang-terangan.

"Nggak usah deket-deket deh, anak bandar narkoba cuy."

"Nggak punya malu ya dia?"

"Ada apa sih?"

"Lah lo belum liat akun lambe sekolah? Buruan deh cek, ini soal murid baru."

"Di mading juga udah kesebar luas."

"Iya, bahkan anak sekolah lain juga tau."

"Kenapa guru nggak keluarin aja sih? Bikini nama sekolah jadi jelek aja."

Karla tak salah dengar bukan. Gadis itu dengan cepat membuka ponsel nya dan mencari akun gosip sekolah. Bola mata nya melebar melihat foto diri nya dengan caption 'anak seorang bandar narkoba' serta beberapa foto sang Papa yang sedang mengirim ganja. Walaupun wajah sang Papa di blur, Karla dapat mengenalinya.

Sebelah tangan Karla terkepal kuat, dia tahu siapa dalang yang menyebabkan berita murahan seperti ini.

"WOI! ADA ANAK BANDAR NIH!" teriak Alegra.

Karla mengalihkan pandangannya ke samping, di mana Alegra serta yang lain berada. Wajah Alegra tak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun, bahkan Alegra tampak senang.

Karla berjalan menghampiri Alegra. Kedua tangan gadis itu terkepal, emosi nya sangat memuncak melihat wajah Alegra yang tak ada rasa bersalah sedikitpun.

Plak...

Sebuah tamparan mendarat, murid-murid lain menutup mulut tak percaya atas keberanian Karla.

"Apa maksud lo?!"

Alegra menyentuh pipi nya yang memanas, menatap tajam Karla. Lalu tersenyum miring, tangan Alegra terangkat mencekik leher Karla.

Mereka yang melihat itu terkejut bukan main, mereka tak menyangka jika Alegra akan nekad seperti itu.

"Lo yang nyari masalah duluan, gue bales harus nya lo terima."

Karla menepuk-nepuk tangan Alegra agar terlepas dari leher nya. Demi apapun dia sangat kesulitan bernapas, menatap teman-teman Alegra dengan tatapan meminta tolong. Namun, mereka justru menatap ke arah lain.

Alegra 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang