usainya jam ujian mata pelajaran seni budaya menutup hari terakhir ujian tengah semester. bukan perkara sulit bagi wulan untuk mengisi seluruh soal.
benar, tidak sulit sebab gadis itu menjawab asal pada beberapa soal.
seperti hari hari sebelumnya, wulan meminta sakala pulang bersamanya. dan sakala tidak pernah menolak permintaan sang hawa.
"wulan," kirana tiba tiba menghampiri wulan dan sakala. "duluan ya, ditungguin arjeno." ujarnya senang lalu mendahului wulan dan sakala. gadis itu berlari-lari di sepanjang koridor sampai hampir menubruk beberapa siswa lain.
wulan terkikik melihat tingkah kawannya itu. "jeno gercep ya?" ujar wulan pada sakala yang berjalan di sebelahnya. "baru dua hari chattingan, sekarang sudah pulang bareng aja."
sakala hanya membalas dengan dehaman, sama sekali tidak tertarik membicarakan kirana apalagi arzeno.
"saka kok nggak gercep kaya jeno?"
"maksudnya?"
"ya gitu, arjeno aja gerak cepat deketin kirana. baru dua hari sak, dua hari!" ujar wulan menggebu-gebu sambil membuat gesture 2 dengan jarinya.
"jalan yang benar." ujar sang taruna. tangannya mengarahkan bahu wulan untuk berbelok menuju pelataran parkir tanpa menyentuh bahu sang gadis.
"mereka udah pulang bareng kaya gitu. menurutku sebentar lagi bakal jadian!"
sakala tidak merespon, sang pemuda sibuk mengeluarkan bara dari barisan roda dua yang nampak gagah di kiri dan kanan bara. kentara sekali betapa lusuhnya bara di antara motor matic, aerox, cbr hingga vespa matic.
selepas bara keluar dari barisannya, wulan mengambil duduk di belakang sakala tanpa disuruh. keduanya memakai helm untuk alasan keamanan.
aslinya sih, wulan malas sekali memakai helm. sebab, jika menggunakan helm, kepala atau dagunya tidak bisa menempel pada bahu sakala. modus.
sakala tahu itu, maka dari itu sang taruna memaksa wulan untuk selalu memakai helm.
"udah?" tanya saka.
"sudah."
bara melaju meninggalkan pelataran parkir juga sekolah. semilir angin sore menerpa wajah sakala yang sengaja kaca helm bogonya tidak ia turunkan.
"jadi," saka membuka topik. "mau kemana?"
di belakang, wulan tersenyum lebar. senang karena sakala bertanya perihal jalan jalan.
"rahasiaaaa." balas sang pemudi dengan nada jail.
"naik apa?"
"naik kereta ya, sak. ke stasiun pakai mobilku. besok pagi aku jemput."
saka mengangguk paham. "lalu mobilnya ditinggal di stasiun?"
"iyaaaaa ditinggaaal."
"oke." sahut saka singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
asmaraloka ; ssungwint
Short Story❛ sakala, wulan, dengan asmaraloka semenjana seiring dengan sarayu yang menguliti daksa dua kawula muda. ━━━ // alternate universe ; lokal copyright © amateurasw 2020 141220