"saka!"
bukannya berhenti, yang dipanggil justru mempercepat langkahnya.
"saka, tunggu!"
"sakaaaa."
"ih, saka!!"
"SAKA, TOLONG DIAM DI TEMPAT."
saka menyerah, dia menoleh ke belakang kala wulan berlari mendekatinya. itu wulan ayu, gadis yang sejak 2 bulan lalu selalu mengikuti kemana saka pergi. termasuk acara seleksi masuk osis sekarang ini. wulan ikut mendaftar pada sekbid yang sama dengan saka. jelas, saka sangat berharap gadis itu ditolak panitia saat pengumuman nanti.
"sakaaaa."
rambut wulan yang dikuncir kuda bergerak seiring dengan semilir angin sore. poni yang gadis itu sisakan ikut mengayun, makin memperlihatkan wajah jelita sang hawa. sudah lama sejak saka sadar teman sebangkunya itu cantik bukan main. tapi sekarang ini, nama wulan ayu terlihat cocok dengan gadis yang sedang tersenyum lebar ke arahnya itu. biasanya sih, wulan itu nggak ada ayu ayunya.
jarak di antara mereka kian menipis hingga wulan berhenti di hadapan saka dan berujar, "nebeng, hehe."
wulan melontarkan pernyataan, bukan pertanyaan. saka tidak diberi pilihan untuk menolak, bukan?
"iya."
hanya mengucapkan satu kata singkat saja, bisa membuat wulan melompat kegirangan. hanya sakala abhimanyu seorang yang bisa!
"eh sak, sekalian mampir ke warkop ya?"
sontak sang taruna menggeleng, "gak ada mampir mampir." tegasnya.
"janji deh, pulangnya sebelum maghrib."
"saya nggak mau." ujar saka. lalu menjemput bara -vespanya- yang telah menunggu lama untuk ditumpangi. saka kasihan pada bara, sendirian di pelataran parkir kala saka sibuk mengisi lembar psikotes dan formulir.
wulan menyusul sang taruna. "saka kan suka banget kopi, ayo ke sana sebentar." ujar wulan, berusaha membujuk saka. lalu tanpa permisi mengambil duduk di belakang saka, di atas bara.
saka tidak merespon, dia membangunkan bara untuk meninggalkan pelataran parkir. wulan tersenyum kecut, saka memang sulit diajak bernegosiasi.
"saka lagi nggak mau ngopi ya?"
"nggak juga."
"terus, kenapa gak mau ngopi walau sebentar aja?"
"ya habisnya..." saka melirik wulan melalu kaca spion. dagunya hampir menempel pada bahu kiri saka kalau saja saka tidak segera menghindar.
"habisnya apa?" desak wulan.
"habisnya yang ngajak kamu, saya gak mau. saya langsung antar kamu pulang, titik."
lagi, wulan tersenyum kecut -bahkan kali ini jauh lebih kecut dari sebelumnya. pupus sudah keinginannya untuk berdua lebih lama dengan sang adam.
⊹°.⋆ 𝐬𝐚𝐤𝐚𝐥𝐚, 𝐰𝐮𝐥𝐚𝐧.
[🌚]
halo, ini pertama kalinya
aku pakai nama lokal di ff,
hahaha. jangan menaruh
ekspetasi yang tinggi ya!
aku takut mengecewakan..
supaya ada gambaran, begini rupa bara, motor sakala;
(ku sertakan sumber gambar, karena foto jualan orang:>)
KAMU SEDANG MEMBACA
asmaraloka ; ssungwint
Short Story❛ sakala, wulan, dengan asmaraloka semenjana seiring dengan sarayu yang menguliti daksa dua kawula muda. ━━━ // alternate universe ; lokal copyright © amateurasw 2020 141220