lembar 14 : sakala menapak jejak, riuh ditemuinya

105 21 48
                                    

sebuah penelitian mengatakan, memperbanyak vote dan komen akan memperbesar peluang menjadi pacar sungchan

(((kalo jodoh)))

melarikan diri dari sakala bukanlah perihal mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


melarikan diri dari sakala bukanlah perihal mudah.

sejak awal, wulan lah yang memburu pemuda itu. sedang sakala sebaliknya.

namun, semuanya berbeda sekarang.

letih dirasa sang taruni. sampai sampai meminta bantuan orang lain, demi bisa sukses menghindar dari sakala.

aarav jamin akarsana, pemuda yang menemani malamnya selama beberapa hari belakang. setelah keputusannya mengundurkan diri dari organisasi.

aarav tak tahu, sesungguhnya gadis itu mengirim tautan video konferensi bukan untuk menatap wajahnya. dibalik senyum pemudi itu, ia berusaha untuk menghindari notifikasi panggilan dan pesan dari sakala. tak lebih.

licik caranya, egois orangnya.

"it's okay, nanti orang orang akan lupa sama masalahmu." ujar aarav dengan senyuman.

"hmm... iya." sahutnya singkat, menanggapi aarav.

tak bisa dipaksa, ini bukan inginnya.

ini bukan kebiasannya.

"sehabis latihan besok, aku mau pergi ke toko musik. punya temanku."

"dimana?"

aarav nampak berpikir, "aku nggak yakin kamu tahu."

sang taruni tertawa pelan, "lalu kenapa bilang? memangnya ini ajakan?"

aarav menggeleng, "banyak temanku, semuanya laki laki." ujar pemuda itu. senyumnya tidak luntur sedikitpun sejak menit pertama.

wulan hanya tertawa menanggapi lelaki itu. atensinya teralih pada ponsel miliknya.

pesan dari sang ibu, dikirim dari ruangan di sebelah kamar wulan. ruang kerja yang jadi seperti rumahnya sang ibu.

keluar sebentar dan mengetuk saja tak segan

"disampingnya ada toko kue, brand yang kamu suka." sambung aarav.

wulan mendongak sebentar, "oh ya?" balasnya. lalu kembali menunduk, membuka pesan dari ibunya.

"iya, kamu mau? nanti kubawakan semua yang kamu suka."

wulan tersenyum lebar, lalu mendongak -lagi- pada aarav. "iya, aku mau."

aarav mengangguk mengiyakan. "kalau begitu, sampai bertemu besok. kirim aku alamat rumahmu." ujarnya lalu menutup panggilan video mereka dengan senyum sumringah.

pikir sang adam, tawarannya itu disambut baik oleh wulan hingga sang gadis tersenyum lebar.

sayangnya, bukan karena aarav.

asmaraloka ; ssungwintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang