astoria gadis yang baik.
setidaknya itu yang pansy tahu tentangnya, astoria pribadi yang menyenangkan. ia ramah dan punya banyak teman, bahkan berteman baik dengan anak-anak dari asrama lain.
astoria itu ibatkan bunga mawar yang cantik, sedangkan pansy hanyalah akarnya. tidak tampak oleh mata, tidak terlihat wujudnya bahkan dengan segenggam tanah sekalipun.
astoria tidak pernah jahat sedikit pun pada pansy, hal ini lah yang membuat pansy tidak bisa bergerak banyak untuk menunjukan rasa sukanya pada draco, ia ingin menghargai perasaan gadis itu.yeah, meskipun pansy yakin ini sudah menjadi rahasia umum, tapi tak pernah benar-benar ada yang menggoda nama draco di depannya.
karena semua orang juga tahu, draco itu milik astoria. semua orang juga tahu, siapa yang lebih pantas. semua orang juga tahu rasa suka pansy tak akan dapat terbalaskan olehnya.
pansy membasuh wajahnya di wastafel kamar mandi prefek, meskipun pansy bukan lagi prefek asrama slytherin.
"hai, pansy parkinson.""MERLIN!" pekik pansy, kemudian menatap nyalang pada hantu yang berhasil mengagetkannya tadi, siapa lagi jika bukan myrtle merana, "kau ini kenapa mengagetkanku, moaning myrtle?!"
myrtle terkikik geli, ia lalu terbang ke kanan dan ke kiri pansy dengan wajah konyol, membuat pansy naik darah seketika. kalau myrtle masih berwujud manusia, sudah pansy lenyapkan dari tadi kepalanya itu ke closet.
"KAU INI A—""SHUT!" myrtle memotong dengan nada melengking, "jangan pernah datang kesini lagi!"
oke pansy benar-benar marah sekarang.
dulu, saat ia masih menjadi prefek asrama, myrtle tak pernah berkeliaran di kamar mandi lain, selain kamar mandi perempuan yang sering kebanjiran yang ada di asrama ravenclaw.
sekarang dia mengunjungi toilet mana saja. astaga, pansy bahkan sempat berpikir keras apa untungnya berkeliaran dari toilet yang satu ke toilet lainnya."jangan bagi kesedihanmu pada wastafel itu." kata myrtle, kali ini suaranya sudah melunak, "wastafel itu sudah jadi saksi bisu orang lain."
"saksi bisu orang lain? apa maksudmu?"
"pokoknya jangan lagi! cari toilet asrama lain!" suara myrtle kembali melengking marah. secepat itu mood-nya berubah, padahal sudah bukan manusia.
pansy mengendus, merasa gondok dibuatnya. sejak kapan pula satu wastafel hanya boleh menampung satu kesedihan orang lain? menyebalkan sekali. seingat pansy, tidak ada peraturan seperti itu.
akhirnya ia keluar dari kamar mandi prefek dengan dua sampai tiga kali menghentakkan kakinya kesal, ini pertama kalinya pansy sekesal itu pada hal yang bahkan bukan manusia."wah wah, siapa ini?"
"tumben sekali ada anak slytherin yang lewat ke koridor gryffindor."
"dia menyerahkan dirinya secara sukarela, bodoh sekali."
"ini dia pahlawan sekolah yang membuat kita mendapat tato cantik di punggung tangan."
"wah, wah, parkinson ya?"pansy tersentak.
bagaimana bisa hanya dengan melamun ia malah melantur jalan seperti ini? pasti tangga yang berubah membuatnya tak sadar sudah berada di koridor asrama gryffindor.
asrama yang jelas-jelas menjadi musuh bebuyutan asrama slytherin. demi jenggot merlin, tamatlah sudah riwayatnya. pansy tahu, pansy sangat tahu bahwa slytherin dan gryffindor itu hanya beda tipis karakteristiknya.
mereka tidak seperti hufflepuff yang dengan mudah tersenyum lebar begitu mendengar kata maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
fall over ✔
Fanfictionpansy tidak pernah tahu, bahwa mencintai draco malfoy akan membuat hidupnya serumit ini. [karakter sepenuhnya milik J.K Rowling]