[13]

263 35 2
                                    

"mereka pasti kembali, parkinson." sebuah tepukan bahu membuat pansy yang tengah melamun jadi menoleh, mendapati ginny yang menghampirinya, "dengan selamat. tanpa terkecuali, aku yakin itu."

pansy tersenyum tipis, "i hope so."

ginny ikut tersenyum. sejujurnya, gadis itu juga tidak seyakin ucapannya yang terdengar mantap. semua yang ada di ruang kebutuhan ini hanya berusaha memikirkan hal-hal positif saja, sebab mereka semua harus tetap waras hingga akhir.
     
"kau— apa pernah menyesal sudah memutuskan untuk bergabung bersama kami?" ginny bertanya tiba-tiba.
           
pansy cukup terkejut, pasalnya ginny tidak pernah berbicara padanya mengenai hal-hal yang bukan berurusan dengan misi mereka. ditanya begitu, pansy terkekeh kecil.
                                 
"tidak sama sekali." jawab pansy tanpa beban, "aku tidak pernah menemukan keluarga yang seperti ini sebelumnya, hebat kalian semua."

ginny tersenyum senang, "maka kau harus berterima kasih pada luna dan cho." godanya.

"heiii, aku sudah berterimakasih, tau! kau pikir slytherin tidak pernah belajar berterima kasih?" balas pansy tidak terima.
                      
ginny tertawa. pansy ikut tertawa mendengar tawa ginny, ini tawa paling lega milik pansy selama beberapa bulan ini. pun rasanya begitu juga dengan ginny.
                                        
apa yang mereka berdua rasakan saat ini beda-beda tipis. perasaan gundah dan gelisah itu tak jauh berbeda, mungkin ini juga yang membuat ginny mau menyapanya. setidaknya, begitu lah pikir pansy.
                                         
"tidurlah, parkinson." kata ginny, "besok jadwal kita berdua untuk bangun pagi ke dapur."              

"ah, iya.. tapi aku cukup heran kita tidak pernah ketahuan sama sekali dengan para peri rumah, maksudku—aneh saja selama tiga bulan ini mereka diam melihat kita mencuri makanan di dapur."
         
ginny mengangguk, "aku memikirkan hal yang sama." gadis itu mengibaskan tangannya, "tapi biarlah, mungkin diam-diam peri rumah berada di pihak kita."
          
"harusnya itu sudah pasti. orang gila hanya berpihak pada sesama orang gila." cibir pansy.                              

ginny tertawa lagi.

"aku ingin tidur, kau juga, parkinson." ginny menguap, "kurasa kau kurang tidur, selamat malam."

pansy mengangguk, "selamat malam, weasley."
                                        
setelah ginny pergi ke kantong tidurnya yang menggantung, barulah pansy memulai lagi melayangkan pikirannya. ia melamun, melamunkan banyak hal.

tahun ketujuh sudah dimulai sejak lima bulan yang lalu, tapi tidak ada satu pun dari anggota dumbledore army yang menghadiri sekolah. kini guru yang mengajar saja dari orang-orang yang di kirim oleh voldemort.

jangan tanya pansy tahu dari mana, tentu saja ia tahu.
                    
anggota dumbledore army tidak ada yang berkeliaran di depan siswa-siswi lainnya, mereka hanya mendekam berbulan-bulan di kamar kebutuhan. mengubahnya menjadi asrama dengan barang-barang tak terpakai yang di transfigurasi menjadi kantong tidur, dan perlengkapan bertahan hidup lainnya.

sekarang, yang memimpin mereka adalah ginny, luna, dan neville. lalu kemana the golden trio? mereka pergi, berkelana mencari sesuatu yang kalau pansy tidak salah ingat, namanya adalah horcrux.
              
draco juga ikut pergi, membuat pansy tidak berhenti memeluknya dengan erat sehari sebelum lelaki itu memutuskan untuk membantu potter, granger, dan weasley mencari horcrux sialan itu. setiap harinya, pansy habiskan untuk berharap ada cara untuk menghubungi draconya.  

namun, nihil.
          
pansy gelisah sepanjang waktu, ia tidak tenang sama sekali. satu-satunya hal yang membuat pansy tidak bertindak bodoh selama ini adalah janji-janji yang ia buat bersama draco.

fall over ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang