the following years, after the war ended.
"—mum tau, mum akan mati saat itu juga." pansy terus bercerita pada si kecil duplikat draco malfoy di hadapannya ini, mendengarkannya dengan mata hitam pekatnya yang berbinar-binar, "lalu dad-mu datang, entah dari mana. menyelamatkan hidup mum, menciptakan sebuah patronus dengan bentuk yang sama yang pernah mum buat saat pelatihan bersama aunt luna-mu."
"itu keren!" respon scorpius, putranya. "aku juga ingin bisa membuat patronus."
"kau akan bisa membuatnya nanti." pansy menjawil gemas hidung mungil scorpius, "sekarang, habiskan sarapanmu dan kita kan ber-floo ke rumah albus. kita berangkat bersama ke king's cross dari sana, sweetheart."
scorpius mematuh dengan senang. ia sudah sangat tidak sabar, sepanjang hidupnya ia mendengar cerita betapa tidak akurnya ayahnya dan ayahnya albus, harry potter. sungguh menyenangkan mendapati ayahnya akhirnya berakhir berteman dengan pahlawan perang itu.
jika tidak, ia hanya akan terkurung dengan tiga orang perempuan menyebalkan anaknya paman blaise dan paman nott, ia tidak akan pernah berteman dengan orang se-seru james sirius dan albus severus.draco turun dari lantai atas membawa setumpuk koper milik putranya yang telah di ciutkan, bertepatan dengan scorpius yang sudah menyelesaikan makanannya.
"morning." draco menyapa, ia mengacak rambut pirang scorpius lebih dulu, kemudian menghampiri pansy dan mengecup kening istrinya yang tertawa kecil kegelian.
pansy membalas dengan memberikan ciuman singkat pada pipi kiri draco, "morning, drac."
"mengapa aku tidak pernah dicium dipagi hari juga?" scorpius merengek kesal, "setiap pagi dad hanya akan mengacak rambutku, membuat rambutku terlihat seperti rambut berantakan milik albus."
"tapi setiap malam aku selalu mencium dirimu." draco menjawab dengan polos, "dan juga, albus temanmu. temani dia untuk mendapat rambut berantakannya."
"dad!" scorpius mengeluh tidak terima.
"apa?" draco membalas, senang menggoda anaknya seperti ini.
scorpius menyipitkan matanya, "aku tidak mau dianggap anak pungut hanya karena rambutku tidak lurus rapi sepertimu dan mum."
draco tertawa keras mendengarnya. merasa terhibur anaknya memiliki selera humor, tidak seperti dirinya dulu yang gampang meledak-ledak hanya karena weasley terkikik kecil ketika ia memperkenalkan diri pada harry potter di tahun pertamanya.
"hei, kau itu seorang malfoy." draco merasa geli sendiri mengatakannya, "tidak ada orang yang akan berani menganggapmu anak pungut, sekalipun dirimu sungguhan anak pungut."
"MUM! LIHAT APA YANG SUAMIMU BICARAKAAAAN!" scorpius menjerit histeris, ia tahu ayahnya hanya bercanda. tapi, ck, mengapa ia tidak bisa semenyebalkan ayahnya dalam hal ini? "tolong jangan biarkan dad tidur bersamamu selama satu minggu."
"mana bisa begitu!" draco memprotes.
scorpius melotot pada ayahnya, "tentu saja bisa! mum, kau akan melakukannya kan?" tatapannya beralih pada pansy.
pansy tertawa, kemudian menggeleng kecil. "hentikan perdebatan ini, dua malfoyku tersayang. mari kita berangkat, atau scorpius akan mendapat detensi bahkan sebelum dia mengetahui asramanya."
"love, dia akan masuk slytherin." draco menyeringai, penuh percaya diri. "iya, kan scorp?"
scorpius menggeleng heboh, "aku bisa saja masuk gryffindor, atau ravenclaw, bahkan hufflepuff juga tidak apa-apa. tidak harus slytherin, dad."
KAMU SEDANG MEMBACA
fall over ✔
Fanfictionpansy tidak pernah tahu, bahwa mencintai draco malfoy akan membuat hidupnya serumit ini. [karakter sepenuhnya milik J.K Rowling]