"p-pansy.."
pansy mengeram marah. ia mengacungkan lagi tongkatnya pada sosok yang terengah-engah disamping draco yang masih belum sadarkan diri. pansy harap dia hanya pingsan biasa.
"BERANINYA KAU MENYEBUT NAMAKU SETELAH APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA?!" pansy bertanya dengan murka, "CRUCIO!"
mr. parkinson—pamannya, yang telah melemparkan mantra non-verbal itu pada draco kini menjerit-jerit kesakitan seakan kulitnya sedang ditarik secara paksa. pria paruh baya itu mengucap ampun berkali-kali pada pansy yang belum sudi menurunkan tongkatnya setelah hampir dua menit berlalu.tiga detik saja terkena kutukan cruciatus efeknya mengerikan. ini atas nama draco, juga atas nama luna serta cho. pansy tidak akan pernah bisa mengacungkan tongkat pada ayahnya, maka pamannya yang harus ia gunakan sebagai pelampiasan kemarahannya.
"aku sangat ingin membunuhmu saat ini juga, mr. parkinson." pansy meludah, ia menghentikan kutukan yang diberikannya dan menarik kasar rambut pria paruh baya itu, "kau menyakiti draco. itu sama saja dengan kau menyakiti diriku, paman. kau telah melanggar janjimu."
"malfoy itu telah mengkhianati kita!"
pansy melotot, kembali menarik kencang rambut hitam lebat pamannya itu.
"ku peringatkan kau baik-baik, pam—" ia membuang muka, merasa sesak. "—mr. parkinson. sejak awal draco tidak pernah berniat untuk tunduk pada voldemort sepertimu, kau rendah dan menjijikan, sama seperti pelahap maut lainnya yang dengan suka rela tunduk pada seorang darah campuran. jawab aku, mantra apa yang kau lemparkan padanya?"
mr. parkinson tertawa di sela-sela otot pipinya yang berdenyut sakit. orang ini sudah gila, dia di crucio selama hampir dua menit oleh pansy, tetapi masih bisa tertawa disaat pansy yakin seluruh tulang dalam tubuh pria ini terasa seperti dipatahkan secara bersamaan.
"keponakan kecilku yang masih polos sudah menjadi budak cinta." cibir mr. parkinson.pansy tidak habis pikir. bisa-bisanya dia berucap seperti itu.
ia menoleh pada draco yang semakin pucat dari biasanya. lalu beralih lagi pada pamannya dan kembali melempar kutukan cruciatus, membuat pria itu kembali mengerang.
tidak lama, hanya beberapa detik.
"jawab aku." desis pansy, "kutukan macam apa yang kau lempar padanya?"
mr. parkinson tidak menjawab.
"sungguh menjijikan." pansy masih menatap dengan marah. ia tersentak ketika sebuah kenangan menghampirinya, ia menyeringai. "semoga bibi di surga sana tidak mau menyambutmu yang menjijikan seperti ini."
dan berhasil.
mr. parkinson bergetar hebat. sepertinya, kenangan tujuh tahun lalu kembali menghantamnya akibat satu kalimat sinis yang pansy lontarkan. tidak ada seorang pun yang tahu soal kematian istrinya yang dia sesali, tidak ada kecuali pansy parkinson.
"KAU MASIH TIDAK INGIN MENJAWAB?!" sentak pansy. demi merlin, tenggorokannya rasanya sakit sekali terus meneriaki mantra sedari tadi, juga meneriaki pamannya yang tolol ini. "KAU—"
"a-aku menghilangkan secara perlahan inti magisnya." jawab mr. parkinson dengan cepat.pansy menendang tulang kering pria ini dengan kuat. ia menoleh kembali pada arthur weasley yang berdiri tak jauh darinya, pansy yakin pria itu mendengar percakapannya bersama pamannya.
ia menatap arthur dengan tatapan memohon, seakan mengerti arthur weasley mengangguk dan pansy tanpa kata lagi membawa draco dengan menerbangkannya menggunakan mantra wingardium leviosa, sebuah mantra sederhana yang pansy pelajari di tahun pertamanya. ia tidak mungkin mampu mengangkat tubuh draco yang terkulai lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
fall over ✔
Fanfictionpansy tidak pernah tahu, bahwa mencintai draco malfoy akan membuat hidupnya serumit ini. [karakter sepenuhnya milik J.K Rowling]