[9]

353 39 0
                                    

hogwarts mencekam malam ini.     

ini malam yang dimaksudkan pemuda berambut pirang, draco malfoy. malam dimana ia harus melakukan berbuatan keji yang demi merlin, tak pernah sama sekali ia bayangkan dalam hidupnya.                           

lelaki itu mondar-mandir sejak tadi, ia menunggu.

menunggu albus dumbledore datang ke menara itu. menara astronomi. draco bahkan sampai harus meng-imperio guru ramalannya dulu untuk meramalkan kejadian hari ini, setelahnya tentu saja draco meng-obliviate beliau.
                                        
pansy tidak tahu soal ini, sejujurnya draco yakin gadis itu tahu apa hal yang akan draco perbuat. hanya saja, pansy tidak tahu kepada siapa hal tersebut draco tuju.
                  
draco telah meminta gadis itu untuk tidak menemuinya seharian penuh ini. begitu juga dengan draco yang kembali menghilang dan tidak menghadiri kelas apapun.                  
                                                                                                                      
puas mondar-mandir, lelaki itu berhenti tepat di depan lemari coklat hitam tua yang telah dilihatnya selama beberapa bulan ini, bayangkan betapa enggannya draco dalam tugas ini sehingga membetulkan sebuah lemari saja selalu ia undur-undur.

tapi tentu saja voldemort tidak bisa dibodohi, jika ibunya bukanlah taruhan pada saat pertemuan terakhir para pelahap maut—hari dimana narcissa mengatakan mr. parkinson akan mengajak pansy ke jalan gelap ini—draco bersumpah dia tidak akan menyelesaikan lemari sialan ini secepat ini.
                                        
sungguh, dia benar-benar tidak punya pilihan.

draco mengayunkan tongkatnya, menunjuk bagian-bagian lemari dengan pola yang rumit, mengumamkan mantra dengan bahasa yang draco sendiri tidak mengerti, lalu menahan nafas ketika sihir gelap menjalar disekitarnya.

ia berhasil.                                                        

segerombol pelahap maut yang hanya berupa asap hitam berbondong-bondong keluar begitu pintu lemari terbuka dengan sendirinya. termasuk bellatrix, saudari kandung ibunya.

"good boy." bellatrix maju, mengacak rambut pirang platina draco dengan senang, "kau lanjutkan tugasmu, draco."

draco mengangguk kaku. dalam hati sudah mengucap beribu sumpah serapah untuk dirinya sendiri, bodoh bodoh bodoh! mengapa kau tak pernah bisa melawan dia, draco? sungguh bodoh. pikirnya.
                          
seorang pelahap maut lainnya yang tak lain tak bukan adalah suami dari bibinya ikut menyapa draco, "kami akan menyapa penghuni sekolah."

"apa yang ingin kalian lakukan?" draco bertanya setenang mungkin.

"main-main." rodolphus lestrange menjawab dengan kekehan kejam.

sialan, batin draco.
                                                            
segerombolan pelahap maut kembali dalam wujud kepulan asap hitam mereka dan terbang menuju bagian-bagian hogwarts, berpencar. draco meneguk ludah ketika lemari kamar kebutuhan kembali tertutup setelah para pelahap maut itu keluar.
                               
ia melangkah dengan berat hati, menggapai ganggang pintu dan hampir terlonjak ke belakang saat menemukan rupa lainnya tengah berdiri tegak tepat didepan pintu.

"pansy!" gerutu draco, agak terkejut. "kau mengagetkanku."
          
"kau mengagetkanku." ulang pansy datar, "jadi ini tugasmu? menyelundupkan para pelahap maut?"

draco meringis, mengangguk mengiyakan dengan enggan.  

pansy mengendus, "jangan lakukan tugas kedua, ku mohon.." suaranya melembut, penuh permohonan.   
   
"aku.. tidak bisa." draco menjawab lesu.
     
pansy menatapnya nanar, ingin marah tentu saja. bukan marah pada draco, tapi marah pada para pelahap mau sialan itu. merlin, hogwarts bahkan tidak melakukan persiapan apapun, terlebih anak-anak tingkat satu, mereka tidak tahu apa-apa.
      
"pans.." draco memanggil, "mereka hanya menggertak, yang diberi tugas aku." katanya menenangkan.

fall over ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang