1700+ words.
Berakhirlah sekarang Naja sama Wilona duduk berdua hadep-hadepan di depan minimarket. Dua-duanya diem semua, Naja nungguin Wilona ngomong sedangkan Wilona malah asik ngelamun sambil ngetukin mejanya.
Cowok itu menghela nafas panjang, tadinya dia tuh mau mampir bentar beli rokok karena kebetulan lewat juga. Mana Naja tau kalo minimarket ini deket rumahnya Wilona, dan Naja juga gak tau kalo ada Wilona lagi duduk di depan minimarket ini.
Mau bilang sengaja tapi kebetulan, mau dibilang kebetulan tapi gak sengaja.
"Jadi?" karena gak tahan diem-dieman, Naja inisiatif buka omongan duluan. "Lo hamil anak gue?"
Arah pandang Wilona berubah menatapnya, cewek itu mengangguk pelan.
"Lo yakin itu anak gue?" ucap Naja, yang kali ini ngebuat tatapan Wilona berubah tajam.
"Lo kira gue apaan? Cuma lo yang pernah nidurin gue ya Najarendra!" seru Wilona membalas.
"Tapi kan lo bilang mau minum pil, terus kenapa masih jadi?"
Wilona menciut, matanya takut-takut menatap Naja. Cewek itu mengalihkan tatapannya ke kanan ke kiri, "I-itu gue lupa..." cicitnya.
Naja mendengus pelan, "Sekarang salah siapa?"
Wilona diem, dalem hati ngumpat ditanyain begini sama Naja. Kok pake nanya sih? Salah dua-dua nya lah!
"Gue bilang sama lo gini bukan buat minta tanggung jawab sih, soalnya gue mau aborsi."
Naja terdiam. Cowok berambut hitam itu menatap Wilona yang dengan entengnya bilang begitu.
"Lo yakin?"
Wilona mengangguk, "Iya, gue gak sanggup kalo harus besarin dia sendiri."
"Yang bilang lo harus sendiri siapa?"
"Hah?"
"Gak ada. Lupain. Kapan lo mau aborsi?"
"Besok, tapi kayaknya gue mau ke Obgyn dulu, gue mau mastiin kalo emang beneran ada bayinya apa engga."
"Lah jadi sekarang lo belom tau pasti lo hamil atau engga?"
Wilona menggeleng, "Ihh bukan gitu!"
Naja menghela nafas, "Jadi gimana?" ucapnya sambil minum minuman isotonik yang tadi sempet dia beli.
"Ya gitu aja deh."
Naja mengerutkan dahinya denger omongan Wilona yang aneh bin ajaib. Dikira Naja ngerti bahasa alien kali ya dibilang ya gitu aja deh langsung paham.
"Yaudah besok gue temenin, lo mau kesana jam berapa?"
"Pulang sekolah aja, jam 1 deh. Emang lo gapapa? Gak ganggu kerjaan lo?" tanya balik Wilona.
Naja keliatan mikir, terus dia ngegeleng, "Engga, kalo jam segitu masih bisa sih gue ijin bentar."
Wilona mengangguk, "Tapi lo jangan parkir deketan sekolah nanti diliat--"
"Bentar, bentar, kerjaan lo apa sih?"
"Guru SD." singkat Wilona, "Pokoknya lo jangan nunggu gue di depan sekolah."
Naja bener-bener terperangah denger profesinya Wilona. Ini dia gak salah? Guru SD kan identik ketemu sama bocah-bocah tiap hari, terus Wilona dengan entengnya mau aborsi anaknya sendiri? Naja kira hati guru SD bakal selembut kapas, tapi Wilona?
"Lo yakin Wil mau aborsi?"
Wilona menaikkan satu alisnya ke atas, "Emang kenapa? Lo keberatan?"
Naja cepet-cepet menggeleng, "Engga, itu kan badan lo, hak lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahara
Fanfiction[end] Rahara; dalam bahasa Indonesia mengartikan seorang gadis yang sudah memasuki tahap usia yang pas untuk menikah. Persis kayak Wilona yang dongkol setengah mati ditanyain sama orang sekitar sama pertanyaan 'kapan nikah?' berkali-kali. Iya sih Wi...