19; curiga

7.9K 754 22
                                    

Hari demi hari lewat gitu aja, usia kandungan Wilona juga udah masuk 4 bulan yang artinya baby bump cewek itu udah mulai keliatan. Hal itu engga menganggu Wilona sih, malahan lebih menganggu Rara. Karena apa? Ya, gosip soal Wilona makin hari makin nambah jadi.

Rara tuh udah sebel tingkat dewa banget cuma dipaksa sabar terus sama Wilona yang malah sangat amat santai menanggapi situasi. Gak peduli sohibnya itu udah mencak-mencak mau ngamuk keluar tanduk.

Di mata Rara, Wilona ini lebih ke sengaja biarin orang-orang ngomongin dia di belakang. Rara gak paham maksudnya apa, tapi kalo ditanya Wilona tetep kekeuh jawabnya gapapa nambah pahala gue. DAH GREGET BENER RARA MAH.

Kayak sekarang, Wilona yang abis makan di ruang guru pergi keluar ke arah dapur narok piringnya. Selepas cewek itu pergi, Rara langsung kedengeran orang di samping dia ngomongin Wilona yang kurang lebih kayak gini;

"Lo liat kan perutnya gedean? Hamil beneran dia tuh!"

"Tapi si Wilona ini belom nikah kan? Jadi Bapaknya siapa dong? Gak nyangka ya diem-diem kelakuannya kok melacur gitu."

"Eh lo tau juga gak? Kemarenan kan emang kelakuan Wilona persis orang hamil, mual-mual terus lebih seneng makan rujak Pakde depan sekolah itu loohhh??"

"Hah iya?"

Beuuhhh rasanya Rara mau ngelempar gelas ke muka dua orang itu.

Sejauh ini emang ada dua-tiga orang guru senior yang nanya soal ini ke Rara, Rara yang udah lebih dulu diwanti sama Wilona jangan bocor jadinya jawab gak tau aja dia mah. Daripada Wilona ngambek kan rusuh ngurusin Bumil marah.

Gak lama Wilona balik ke mejanya, otomatis dua orang tadi juga stop ngomongin Wilona. Sedangkan Rara pura-pura gak tau aja sekarang.

"Abis ini ngajar dimana lo?" tanya Wilona sesaat setelah mendudukan bokongnya di kursi.

Rara yang tengah mengaduk-aduk minumannya malas itu menjawab, "Kelas 4 B, lo dimana? Mau pulang bareng lagi?"

Wilona mengangguk semangat, "Gue di 3 C, tungguin ya?"

Rara mengangguk, "Okaaay!"

Keduanya berlanjut bercerita, mumpung bel istirahat masih sekitar 15 menit lagi bunyi. Wilona dan Rara sama-sama excited cerita soal festival olahraga yang akan diselenggarakan sekolah bulan ini. Sebuah acara yang memang selalu dilaksanakan 6 bulan sekali untuk mengeratkan kekeluargaan sekolah mereka baik murid atau pun guru.

Hal serunya adalah para guru juga boleh membawa keluarga mereka datang, entah suami, pacar, anak, atau saudara mereka untuk lebih meramaikan acara.

Wilona gak sabar, dia selalu semangat kalo udah bahas hal-hal seru kayak gini. Wilona kan sebagai wali kelas mau dukung anak murid kelasnya!

"Bu Wilona sama Bu Rara mau ini gak?"

Obrolan Rara dan Wilona berhenti saat Dian dan Jasmine--salah satu guru lain yang seumuran sama mereka itu mampir di meja Wilona. Jasmine meletakkan piring berisi steak itu ke atas meja Wilona beserta garpunya.

"Widihhh keren lo Jas, darimana nih?" sahut Rara. Cewek itu langsung aja mencomot salah satu potongan daging itu dan memakannya.

Jasmine menunjuk Andi yang lewat di antara mereka, suasana ruang guru masih rame karena memang belum masuk jam pelajaran lagi. "Gue kepengen tadi Ra, jadi nitip Andi sekalian beli agak banyak aja siapa tau ada yang mau, kan gak enak kalo gue makan sendiri," kekeh Jasmine.

RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang