Seperti janjinya tadi malam akhirnya Andre menjemput Neva di kontrakannya dan mereka naik motor untuk pergi menuju sebuah pusat perbelanjaan.
Pacarnya Andre berulang tahun. Kebetulan hubungan mereka sudah ke jenjang serius dan pastinya kekasih dari Andre sudah mengenal Neva begitu pula sebaliknya.
Motor ninja milik Andre membelah jalanan kota sampai akhirnya mereka tiba di sebuah area khusus parkiran di dalam mall tersebut.
Turun dari motor mereka berdua langsung masuk ke dalam area gedung dengan banyaknya para pengunjung yang tidak menyurutkan keinginan mereka untuk berkeliling meskipun hari sudah malam.
Neva mengenakan baju kaos yang dipadupadankan dengan celana jeans berwarna abu-abu. Sementara rambutnya terikat menjadi satu dan tidak lupa dengan tas bergaya shoulder bag yang ia sangkut di pundaknya.
Andre melangkah bersama Neva menyusuri setiap toko untuk mencari kado yang akan diberikan pada kekasih Andre.
Keduanya masuk satu toko ke toko lainnya hanya untuk mencari barang yang cocok untuk kekasih Andre.
"Kalau nggak mau kasih jam, kasih aja tas."
"Jam sama tasnya udah banyak koleksi, Nev. Abang pengen kasih sesuatu yang beda buat pacar Abang."
"Ya udah kalau mau yang beda, kasih aja BH selusin sama celana dalam selusin. Beda banget itu, Bang," celetuk Neva asal. Benar-benar ia sudah merasa kesal dengan tingkah Andre yang tidak pernah cocok dengan barang yang sudah ditawarkan padanya.
Segera Andre menjentikan jarinya di depan wajah Neva dengan senyum lebar yang menghiasi wajah tampannya.
"Nah, kalau ini Abang setuju. Ayo, Abang mau beli celana dalam dan juga BH selusin-selusin buat pacar abang."
Andre menarik tangan Neva yang terbengong di tempat tidak menyangka jika Andre setuju dengan ide yang diberikannya secara asal barusan.
"Bang, lo serius mau kasih pacar lo pakaian dalam?" Neva berusaha menahan langkahnya agar meyakinkan Andre terlebih dahulu apakah pria ini yakin untuk membelikan pakaian dalam untuk kekasihnya itu.
"Yakin gue, Nev."
Keduanya kemudian naik ke eskalator menuju lantai atas untuk mencari toko yang menjual pakaian dalam.
"Kalian lihat sendiri 'kan kalau ceweknya Kello jelas bukan cewek baik-baik. Tuh, lihat buktinya dia sekarang justru lagi jalan-jalan sama cowok lain. Pegangan tangan lagi." Erwin berucap sambil menatap Jodi dan juga Riko.
Tak jauh dari posisi Neva dan juga Andre tiga pemuda yang memang berniat untuk nongkrong di mall justru melihat pemandangan di mana Neva sedang digandeng oleh seorang pria yang tidak dikenal mereka.
"Gue juga udah nebak kalau Neva jelas bukan cewek yang baik. Kello pasti nggak tahu kelakuan ceweknya." Riko menganggukkan kepalanya sambil menyimpan ponselnya yang sejak tadi ia gunakan untuk merekam dan juga mengambil gambar Neva serta Andre yang tidak sadar dengan kehadiran mereka.
"Semoga aja setelah ini Kello sadar kalau apa yang kita bilang itu benar." Jodi melipat tangannya di dada kemudian menatap pada kedua temannya. "Kirim aja gambar dan video yang kita ambil ke Kello biar dia lihat kelakuan ceweknya yang sebenarnya."
Riko mengangguk setuju dan segera membuka aplikasi WhatsApp untuk mengirim foto serta video yang baru saja ia ambil.
"Lo lihat sendiri kelakuan cewek lo yang barusan kami lihat di mall sama cowok lain." Tidak lupa Riko juga menuliskan sebuah pesan pada Kello.
Tidak ada balasan dari Kello yang diduga mereka jika memang teman mereka mungkin tidak sedang memegang ponselnya.
Akhirnya mereka segera pergi mencari tempat untuk nongkrong. Sementara Neva sendiri dengan rasa malu yang luar biasa memilih pakaian dalam untuk pacar Andre diiringi tatapan geli dari karyawan lainnya.
"Sumpah, Bang, gue malu banget." Neva meringis. Terlebih lagi mereka saat ini berada di toko yang khusus untuk menjual pakaian wanita. Belum lagi ada banyak sekali wanita yang berada di dalam toko tengah memilih pakaian. "Kalau nggak mikirin traktiran dari lo, Bang, gue ogah banget," keluhnya.
"Udah, Nev. Abang janji lo nggak akan temenin Abang beli kayak gini lagi."
"Iyalah. Soalnya tahun depan lo udah nikah sama pacar lo itu. Ya kali lo masih mau beliin dia pakaian dalam," ujar Neva memutar bola matanya.
Mereka kemudian membayar tagihan dan langsung bergegas pergi.
Tujuan Andre kali ini adalah tokoh perhiasan untuk membeli cincin karena sekaligus ia akan melamar kekasihnya itu.
Ukuran tubuh Neva dengan kekasih Andre hampir sama. Jari-jari mereka pun hampir sama sehingga tidak menyulitkan Andre untuk mencari cincin yang akan diberikan pada sang kekasih tercinta.
Sementara di sisi lain, tepatnya di sebuah kamar yang ada di lantai 2, Kello baru saja masuk ke kamar dan memainkan ponselnya.
Malam ini kebetulan anggota keluarganya sedang lengkap dan berkumpul di rumah sehingga ia banyak menghabiskan waktu bersama anggota keluarga daripada memainkan ponsel di kamar.
"Pesan dari Riko? Apaan, nih?"
Kello membuka tiga pesan yang dikirim oleh Riko dan mengklik video yang harus membutuhkan waktu 3 detik untuk terbuka.
Pemuda itu melebarkan matanya melihat Neva yang sedang pergi bersama laki-laki yang dikenal sebagai anak pemilik kontrakan tempat di mana Neva menyewa.
Segera Kello menegakkan tubuhnya kemudian langsung menghubungi Neva namun tidak juga mendapatkan jawaban.
"Neva!" teriak Kello kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balikan, Yuk!
RomanceNeva dan Arkello sudah pacaran sejak berada di kelas 12 SMA. Hubungan mereka mulai meregang dan sering terjadi perdebatan semenjak Neva dan Kello sama-sama menjadi anak magang di perusahaan milik papanya Kello. Hal ini disebabkan karena Kello yang s...