"Mampus gue," gerutu Neva.
Gadis itu baru menyadari Jika ia lupa mengisi daya baterai pada ponselnya sehingga ketika berangkat tadi malam untuk mencari kado, ia lupa mencharger ponselnya dan baru sadar pagi ini saat akan berangkat bekerja.
Neva menggelengkan kepalanya. Gadis cantik itu segera mengambil charger hp-nya kemudian melangkah keluar dari kontrakan tempatnya tinggal.
Saat membalikkan tubuh, Neva terkejut dengan kehadiran Kello yang sudah berdiri tepat di belakangnya dengan wajah muram.
"Astaga, Kello. Kamu bikin kaget aja tahu nggak. Kamu kenapa pagi-pagi udah ada di depan kontrakan aku? Nggak ada suara lagi. Terus mobil kamu taruh di mana?" Neva berseru sambil menatap Kello. Tidak lupa ia juga mengusap dadanya yang berdebar ketakutan tadi dengan kehadiran Kello yang begitu tiba-tiba.
Tatapannya tak sengaja mengarah pada jalanan dan menemukan mobil pacarnya itu terparkir di pinggir jalan.
Beruntung meskipun di dalam gang, masih bisa dilewati mobil. Maka dari itu terusan dari arah kontrakan tempat Neva tinggal, masih banyak pemukiman penduduk sampai di ujung-ujung sekali dan nembus di jalan raya.
Kello tidak menjawab tapi terus menatap wajah Neva, yang membuat gadis Itu tampak was-was. Terutama ekspresi wajah Kello yang sangat suram membuatnya agak merinding.
"Kello, kamu nggak lagi kesurupan 'kan? Apa jangan-jangan kamu ke sini dibawa sama jin?" Gadis itu melambaikan tangannya di depan Kello seraya menatap pemuda itu dengan waspada.
"Tadi malam kamu ke mana?" Kello tidak menjawab pertanyaan Neva namun justru balik bertanya, yang membuat Neva mengerut keningnya tidak mengerti. Tidak biasanya pemuda di depannya bertanya ke mana dirinya.
"Tadi malam aku diajak sama Bang Andre pergi ke mall buat cari kado. Kenapa memangnya?" Tidak merasa bersalah sama sekali, Neva menyahut dan menatap Kello dengan tatapan polosnya yang membuat pemuda itu mendengus kesal.
"Kenapa pergi sama cowok lain nggak bilang-bilang? Terus kenapa handphone kamu nggak aktif? Apa gunanya kamu punya handphone kalau nggak aktif dan nggak bisa digunakan?" Segera Kello mencerca Neva dengan pertanyaan-pertanyaan yang sejak tadi malam bersemayam dalam pikirannya sehingga ia tidak bisa tidur bahkan sampai pagi.
Kello gelisah dan takut Neva pergi meninggalkannya demi laki-laki lain yang jauh lebih baik darinya.
"Handphone aku itu lowbat waktu kita pakai kemarin untuk foto-foto. Terus lupa aku charger. Aku nggak bilang karena aku lupa." Neva berucap dengan sabar. "Maaf deh, aku nggak bakalan kayak gitu lagi."
"Selalu bilang kayak gitu sama aku. Kamu justru pergi sama cowok lain malam-malam. Mana pernah kamu ingat waktu mau pamitan sama aku."
"Kello, ini masih pagi dan kamu nggak usah ngajak ribut. Kamu pergi dan nongkrong dengan teman-teman kamu aja tanpa pamit dan tanpa izin sama aku."
"Kamu masih bahas soal itu? Aku juga udah minta maaf soal itu sama kamu. Lagian aku juga nongkrong rame-rame nggak cuma berdua. Nggak kayak kamu yang cuma jalan berdua dengan cowok itu."
Segera Neva menegakkan tubuhnya dan menatap tajam pada Kello. Ekspresi wajahnya agak mengeras.
"Kamu bilang aku jalan sama cowok dan kamu tahu dari mana? Mustahil kamu tiba-tiba menghubungi aku dan bahkan pagi-pagi udah datang ke sini kalau nggak ada apa-apanya." Neva akhirnya mengerti jika kedatangan Kello pagi-pagi sekali di depan kontrakannya pasti ada yang melaporkannya pergi berdua dengan Andre tadi malam.
"Siapa yang ngelaporin aku? Ayo, jawab," ujar Neva menatap Kello.
"Kamu nggak perlu tahu aku dapat laporan dari siapa. Tapi kamu yang pergi dengan cowok lain itu bikin aku kesal." Pemuda itu masih menatap pacarnya dengan kesal.
"Nggak bisa gitu dong. Kamu harus kasih tahu aku siapa yang laporin aku ke kamu. Pasti ada yang ngomporin kamu makanya kamu udah datang dan nuduh aku sembarangan. Udah aku bilang kalau aku pergi dengan Bang Andre buat cari kado dan nggak ada tujuan lain."
"Halah! Alasan kamu aja biar bisa jalan-jalan nongkrong berdua dengan Andre. Kalau kamu bosan sama aku bilang nggak gini caranya."
Kello langsung berbalik pergi menuju mobilnya yang diletakkan di pinggir jalan.
"Kello, tunggu! Kamu mau ke mana?" Neva berusaha untuk menahan pergelangan tangan Kello, namun dihempaskan oleh pemuda itu begitu saja.
Kello langsung masuk ke dalam mobil dan melaju pergi dengan suara nyaring yang memekakan telinga.
Neva yang ditinggal mendengus kesal. "Padahal tadi gue niatnya mau nebeng. Kalau begini ceritanya, otomatis gue bakal keluar duit buat ongkos naik taksi."
Neva menggerutu sambil melangkah pergi setelah memastikan pintu kontrakannya terkunci.
Saat melangkah keluar dari area gang, sebuah motor melaju kini berhenti tepat di sebelah Neva.
"Nev, abang kira tadi kamu berangkat sama cowok kamu. Terus cowok kamu ke mana?"
"Ngambek dia, Bang," sahut Neva. "Abang lagi mau berangkat ke kantor? Kalau gitu gue nebeng, ya? Lumayan buat hemat ongkos." Neva nyengir di akhir kalimat.
"Ya udah naik aja. Lagian kantor Abang itu sebelahan dengan kantor kamu."
Neva segera menaiki motor dan duduk di jok belakang sambil memegang jaket yang dikenakan oleh Andre.
"Udah siap?"
"Iya!"
Segera keduanya melaju membelah jalanan kota menuju kantor tempat mereka bekerja.
Andre tentu saja mengantar Neva sampai di depan lobby kantor bertepatan dengan Kello yang masih menunggu pacarnya di lobi kini sedang menatap ke arahnya.
"Thanks, Bang! Hati-hati di jalan!"
Neva melambaikan tangannya sambil tersenyum manis tidak menyadari jika Kello kini sudah berdiri tak jauh dari posisinya berada seraya menatapnya dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balikan, Yuk!
RomanceNeva dan Arkello sudah pacaran sejak berada di kelas 12 SMA. Hubungan mereka mulai meregang dan sering terjadi perdebatan semenjak Neva dan Kello sama-sama menjadi anak magang di perusahaan milik papanya Kello. Hal ini disebabkan karena Kello yang s...