Dua

52 3 0
                                    

Enjoy the story~❤️

"Jeno!"

"Kamu udah dicariin tuh. Makasih ya buat dua tahunnya. Ternyata selama ini hubungan kita emang gak ada artinya buat kamu," gue senyum.

"Cal," - Jeno.

"Aku bakal balikin semua barang pemberian dari kamu, besok pagi kamu bisa kamu ambil di Bi Inah."

Gue pulang, gak lupa bilang makasih ke Renjun sama Haechan. Gue langsung cari kardus gede di belakang terus gue bawa ke kamar. Semua barang pemberian Jeno gue masukin ke situ semua.

Habis itu gue mandi, ganti baju terus istirahat. Gue udah cape pikiran, cape hati. Gue mau tidur buat nenangin pikiran gue.

🌲🌲🌲

"Bi Inah."

"Eh, Mbak Callista. Bawa apa itu, mbak?" - Bi Inah.

"Aku mau titip ini buat Jeno. Kalo ditanya, jawab aja itu dari Callista. Dia tau kok isinya," gue senyum sambil naruh kardusnya di meja.

"Mas Jeno masih di dalem, mau saya panggilin?" - Bi Inah.

"Gak usah, saya gak mau ketemu dia. Salam buat Om Donghae ya, bi."

"Cal," - Om Donghae.

"Om, aku cuma mampir sebentar buat ngasih kardus itu ke Jeno."

"Jeno di dalem, om panggilin ya. Sebentar," Om Donghae masuk lagi.

"Om, aku."

"Duduk dulu, mbak" - Bi Inah.

"Aku buru-buru, bi. Sampein maaf aku Om Donghae, permisi."

Gue buru-buru pulang sebelum ditahan lagi dan terpaksa harus ketemu sama Jeno. Bukannya gak mau, tapi gue emang males ketemu dia lagi.

Di kampus pun gue selalu menghindari jalan yang biasa dilewatin sama Jeno, tempat nongkrongnya dia, sampe parkiran pun gue sengaja ambil yang jauh dari biasanya.

"Cal!"

"Apa?! Hih! Bikin kaget aja sih!"

"Lagian lo jalan kayak maling aja, ngapain sih?" - Haechan.

"Gue lagi menghindar dari Jeno, males gue ketemu sama dia."

"Yaelah, Cal. Kalo ketemu mah ketemu aja," - Haechan.

"Akhirnya gimana kemaren?" - Mark.

"Diputusin nih bocah di depan gue sama Renjun," - Haechan.

"Serius lo?? Gila sih si Jeno," - Mark.

"Gue juga gak habis pikir sama dia. Callista nih cantik, pinter, bokapnya tajir melintir 18 turunan. Bisa-bisanya dia ninggalin cewe kek Callista? Kalo gue sih gue perlakuin kayak ratu," - Haechan.

"Ya itu kan lo, Chan. Beda sama Jeno yang emang doyan sana-sini. Sorry ya, Cal. Gue ngomong kan sesuai fakta. Gue aja yang temennya cape, apalagi lo yang udah dua taun sama dia" - Mark.

"Gak papa. Gue gak akan marah, kan emang begitu adanya."

"Lo tuh kelewat baik, Cal. Kalo gue jadi lo, udah gue tumbuk dia pake ulekan nyokap gue" - Haechan.

"Ya udahlah, mau marah pun juga percuma. Dia pasti bakal begitu lagi, orang udah karakternya."

"Udah. Daripada galau, mending ikut kita" - Mark.

"Kemana?"

"Ke rumah Jaemin, dia kan baru sampe tadi pagi" - Mark.

"Jaemin?"

Komplek Cemara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang