16

17 2 0
                                    

Enjoy the story~❤️

"Emang ada larangan gue dateng ke sini?"

"Kita mau jenguk Jeno," - Renjun.

"Silakan, tapi lo gak boleh masuk" Jessi nunjuk gue.

"Kalo Callista gak boleh masuk, kita juga gak akan masuk" - Jisung.

"Lagian lo masih pacarnya Jeno kan? Kok udah berani ngatur-ngatur? Callista yang istrinya Jaemin aja gak pernah ngatur kehidupan lakinya," - Renjun.

"Lagian yang nyuruh kita ke sini Om Donghae, jadi yang berhak ngusir ya dia. Bukannya lo yang bukan siapa-siapa di keluarganya Jeno," - Chenle.

"Minggir deh, kita mau ketemu Jeno sama papanya" - Mark.

"Eh, kalian? Kenapa di luar? Ayo masuk," - Om Donghae.

"Ini nih om, kita gak boleh masuk sama orang gak jelas."

"Siapa bilang kalian gak boleh masuk? Ayo," - Om Donghae.

"Makasih, om."

"Cal, om bisa ngobrol dulu sama kamu?" - Om Donghae.

"Bisa, om. Tapi," gue liatin Jaemin.

"Di kursi itu aja, gak lama kok. Boleh kan, Jaem?" - Om Donghae.

"Boleh, om" - Jaemin.

"Ayo, Cal" - Om Donghae.

Gue ikut Om Donghae ke kursi yang gak jauh dari ruang rawat Jeno.

"Ada apa ya, om? Kayaknya serius banget."

"Om cuma mau ngobrol aja sama kamu soal Jeno," - Om Donghae.

"Maaf nih, om. Bukannya saya gak mau, tapi urusan saya sama Jeno kan udah selesai."

"Iya, om tau. Om juga gak akan maksa kamu buat balik lagi sama Jeno, ya meskipun om mau kalian kayak dulu lagi. Om cuma mau minta maaf sama kamu atas nama Jeno," - Om Donghae.

"Eh? Om gak perlu minta maaf, saya jadi gak enak. Di sini kita yang salah kok, om. Kita emang pacaran, tapi komunikasi kita tuh kurang. Kita juga jarang luangin waktu buat berdua, jadi lebih baik kita putus aja daripada hubungannya jadi gak jelas" gue senyum.

"Om setengahnya kesel sama Jeno, kenapa dia lebih pilih perempuan gak sopan itu coba?" - Om Donghae.

"Jeno bukan jodoh saya, om. Mungkin selama ini juga saya pernah ada salah sama om. Saya mau minta maaf sekaligus mau ngucapin terima kasih karena dulu selama pacaran sama Jeno, saya diterima dengan baik. Bahkan sampe dikasih hadiah juga sama om, hadiahnya masih saya simpen di rumah mami" gue senyum.

"Kamu itu anak baik, Cal. Jaemin beruntung banget bisa dapetin kamu sebagai istrinya. Andai aja Jeno gak sama Jessi, mungkin sekarang kamu yang jadi menantu om" Om Donghae ketawa.

"Suatu saat, om juga bisa dapet menantu yang lebih baik dari saya" gue senyum.

"Bukan yang lebih baik dari kamu, tapi yang seperti kamu" - Om Donghae.

"Om bisa aja," gue ketawa.

"Oh iya, om minta maaf ya waktu itu gak dateng ke acara syukuran di rumah Yoona. Om ada meeting di luar kota, jadi om minta Jeno yang dateng buat perwakilan" - Om Donghae.

"Gak papa, om. Doa dari om aja udah lebih dari cukup buat aku sama Jaemin," gue senyum.

"Om tuh kalo bisa, pengen rasanya marah sama Jeno. Bisa-bisanya dia ngelepas cewe sebaik dan secantik kamu," - Om Donghae.

"Om, saya denger, Jeno sama Jessi mau nikah?"

"Itu permintaan Jessi, om sih masih gak setuju mereka nikah" - Om Donghae.

"Saya cuma bisa berdoa yang terbaik aja buat mereka deh, om" gue senyum.

"Kalo om sih, semoga Jeno cepet sadar. Biar gak nyantol terus di perempuan itu," Om Donghae ketawa.

"Si om bisa aja," gue ikut ketawa.

"Yuk masuk, Jeno tadi nyariin kamu" Om Donghae ngajak gue ke ruang rawatnya Jeno.

Ceklek

"Cal," - Jeno.

"Lo tiduran aja, lo baru siuman kan? Kenapa bisa opname?"

"Ya biasa, Cal. Kemaren aku main basket sampe lupa waktu, gak sadar juga kalo udah hujan" - Jeno.

"Get well soon ya, itu ada buah dari gue sama anak-anak."

"Makasih ya, Cal. Kamu mau dateng aja aku udah seneng banget," Jeno senyum.

"Oh iya, om. Saya ke sini juga bawa kabar baik," - Jaemin.

"Oh ya? Apa?" - Om Donghae.

"Saya hamil, om" gue senyum.

"Oh ya?? Wah! Selamat ya! Asik nih, om punya cucu pertama. Sehat-sehat terus ya," Om Donghae senyum.

"Amin. Makasih, om" gue senyum.

"Kalo perempuan, cantiknya pasti mirip sama kamu" - Om Donghae.

"Ya iya dong, om. Masa mirip Tante Irene?" Haechan ngakak.

"Pa, bunga yang tadi kemana ya?" - Jeno.

"Ada di rumah, papa gak bawa ke sini. Mau ditaruh dimana emang?" - Om Donghae.

"Bukan mau ditaruh, tapi mau aku kasih ke Callista. Itu kan bunga favoritnya dia," - Jeno.

"Jen, bunganya."

"Tolong jangan kamu tolak ya. Itu bunga favorit kamu, aku gak bisa kasih ke orang lain" - Jeno.

"Diterima aja gak papa, kan bisa buat ganti bunga di ruang tamu. Udah pada layu kan?" - Jaemin.

"Aku minta bibi kirim ke rumah kamu ya," - Jeno.

"Iya, makasih" gue senyum.

"Mumpung ada kalian, om mau minta tolong nih" - Om Donghae.

"Mau minta tolong apa, om?"

"Om mau makan dulu, daritadi siang belum makan. Tolong jagain Jeno sebentar," - Om Donghae.

"Bisa, om. Om makan aja, mau tidur dulu juga boleh" - Jaemin.

"Makasih ya. Eh, kalian mau nitip apa?" - Om Donghae.

"Minum aja kali, pa. Ini di sini habis minumnya," - Jeno.

"Oh iya bener, bentar ya" - Om Donghae.

"Kamu duduk sini, jangan kebanyakan berdiri" - Jaemin.

"Kursinya cuma satu, kamu gimana?"

"Gak papa, duduk aja" - Jaemin.

"Makasih ya," gue senyum sambil duduk.

"Makasih ya, kamu udah mau dateng ke sini" - Jeno.

"Makasihnya jangan cuma sama gue, gue kan kesini sama anak-anak."

"Iya, makasih kalian udah mau jenguk gue di sini" - Jeno.

"Yee, Jen. Kita kan temen lo juga," - Jisung.

"Tau nih. Makanya, lo cepet sembuh. Biar kita bisa kumpul lagi," - Renjun.

"Iya, gue pasti cepet sembuh. Gue kan pengen main basket lagi sama kalian," - Jeno.

"Lagian lo gimana sih, Jen? Udah tau hujan malah main basket," - Chenle.

"Bentar lagi kan ada kompetisi, jadi gue harus latian" - Jeno.

"Ya, tapi gak gitu juga lah. Kesehatan lo kan lebih penting dari kompetisi itu," - Jaemin.

"Hadiahnya lumayan, Jaem. Juara 1 nya bisa dapet uang dan MVP-nya bisa dapet kesempatan main di tim basket nasional tanpa seleksi," - Jeno.

"Iya deh iya, semoga kompetisi lo berjalan dengan lancar" - Jaemin.

"Btw, Jessi mana? Tadi kayaknya ada di sini."

"Ikut si om keluar," - Jaemin.

"Tadi gue sempet denger Jessi minta lo pergi. Maaf ya, Cal. Dulu dia tuh gak kayak gitu anaknya," - Jeno.

"Dulu? Berarti lo deket sama Jessi duluan baru lo pacaran Callista gitu maksudnya?"



To be continue

Komplek Cemara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang