"Cieee bentar lagi pake kebaya nikahan," - Jisung.
"Kapan nyusul, Chan?" - Renjun.
"Anjir! Kok jadi gua?? Lo dulu sana!" - Haechan.
"Btw, Jaemin mana?" - Mark.
"Lagi ke toilet."
"Eh, lo liat Jeno gak tadi? Dia sendirian anjir!" - Haechan.
"Sama pacarnya kok, ada bapaknya juga."
"Ih! Tadi gue liat, dia cuma sama bapaknya. Kemana coba pacarnya?" - Haechan.
"Tau! Gak urus lagi gue."
"Callista."
"Eh, om?" Gue salim sambil senyum.
"Selamat ya, akhirnya pake toga juga" - Om Donghae.
"Makasih, om" gue senyum.
"Gak nyangka loh, anak-anak Komplek Cemara lulusnya bareng" - Om Donghae.
"Oh iya dong, om. Masa lulusnya sendiri-sendiri? Kan kita satu paket," - Haechan.
"Ngomong-ngomong, mami sama papi kamu mana?" - Om Donghae.
"Mami sama Bunda Yoona tuh, om duduk di tenda. Kalo papi, mana ya? Chan, liat bapak gue gak?"
"Tadi ngejogrog di sana tuh sambil makan gorengan," Haechan nunjuk ke kursi deket tenda.
"Papi ilang, om" gue ketawa.
"Om cari deh. Ayo anak-anak," - Om Donghae.
"Iya, om."
"Si Jaemin masih manggil lo pake nama?" - Renjun.
"Sayang."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang loh," anak-anak langsung heboh.
"Anak-anak, ayo foto!" - Mami Irene.
Sebelum pulang, kita sempetin buat foto-foto dulu. Habis itu, gue sama Jaemin pamit duluan. Soalnya kita mau lanjut nyebarin undangan sama survey gedung.
Langit udah gelap, kita baru sampe rumah. Jaemin mampir dulu ke rumah gue soalnya Bunda Yoona ada di sini.
"Mau kasih undangan ke Jeno sekalian?"
"Boleh. Kamu mau ikut atau di sini?" - Jaemin.
"Ikut aja."
"Gak papa?" - Jaemin.
"Gak, yuk!" Gue senyum.
Baru aja kita mau pencet bel, Om Donghae sambil bawa plastik gede. Kayaknya sih sampah.
