"Fiya? Navin? Apa hubungannya?" gumam Kaira seraya mengerutkan dahinya.
Kaira sedang berbaring di atas kasur setelah tiba di rumah. Ia terus teringat akan ucapan Arka_yang ia kenal dengan nama Hasan_ketika menanyakan hubungan Fiya dengan Navin.
Segera ia beranjak dari tidurnya dan berjalan menuju nakas. Di laci nakas terdapat ponsel berwarna hitam, dan itu adalah ponsel Navin yang ia simpan. Kejadiaannya adalah ketika peristiwa sekap menyekap. Kaira kembali teringat akan kejadian itu.
Kaira saat itu tidak bisa bangun karena kondisi di depannya terlihat kacau. Itu Navin yang sedang berkelahi dengan seseorang berhoodie hitam. Kaira tidak bisa melihat dengan jelas orang itu, kepalanya pusing karena sebuah benturan yang sangat keras.
"B-berhenti... " desah Kaira mencoba bangkit dari duduknya.
Ia ingin menjauhkan Navin dari seseorang berhoodie itu. Namun suara Kaira begitu lirih hingga tidak bisa terdengar. Navin masih sibuk berkelahi dengan orang di depannya. Orang itu mendorong tubuh Navin hingga menghantam tembok. Orang itu mendekat dan mencekik leher Navin. Navin juga tidak tinggal diam, ia pun sama mencekik leher orang itu.
"Berengsek!! Lo kalo ada masalah selesaiin, Anjing!!!" hardik Navin.
"Lo kira masalah itu bisa di selesaikan? Bego lo Nav!!"
Brak!!
Orang itu mendorong tubuh Navin ke belakang hingga membuat tembok yang terbuat dari anyaman itu robek yang menyebabkan Navin keluar dari gubuk itu. Tidak tahan dengan situasi ini, Navin bangkit dan belari pergi meninggalkan gubuk, sekaligus Kaira sendirian di tempat. Namun orang dengan hoodie hitam itu memang mengincar Navin, ia mengejar Navin kemanapun ia pergi.
Saat Navin bangkit, dia tidak sadar jika ponselnya terjatuh. Kaira mencoba menggerakan tubuhnya untuk mengambil ponsel Navin yang terjatuh tadi. Jujur saja saat itu Kaira panik, takut, khawatir, gelisah, akan keadaan Navin saat dikejar orang berhoodie. Namun pada akhirnya kekhawatiran itu benar-benar menjadi kenyataan.
Dan saat ini pun Kaira terduduk di kamar sambil mengingat semuanya. Rasa traoma mungkin masih ada, rasa kehilangan masih ada, rasa sayang juga pasti ada.
Kaira hendak membuka ponsel Navin, namun layarnya terkunci. Kaira memutar otak saat itu, di ponsel itu terdapat id face. Dengan segera ia mengambil foto Navin dan mulai mencocokannya dengan kunci. Sungguh keajaiban, ponsel Navin akhirnya dapat terbuka.
Kaira melihat aplikasi percakapan, sampai ke galeri. Kaira tersenyum lagi menatap galeri Navin. Hanya berisikan gambar meme, dirinya dan teman-teman, kata-kata mutiara, foto tugas, bahkan foto Kaira. Namun saat Kaira sedang melihat-lihat foto, sebuah pesan masuk. Terpampang nama Arsan di sana, tapi pesan itu masuk sudah sekitar enam minggu yang lalu. Dengan penasaran Kaira membuka pesan tersebut. Yang isinya percakapan banyak sekali.
Arsan anak Babi (19 Juni 2020)
|Terserah, lo atur semuanya. Gue males, ribet. Dia temen lo.
02.12Lo janji mau bantu!|
02.13|Ya! Tapi lo jangan libatin gue juga, tolol!
|Bajingan lo!
|Lo tau kan gue benci banget sama temen-temen lo.
|Terutama lo Navin!
02.15Yakali. Dikira gue gak benci sama lo juga apa ya?|
Cuma buat hari ini aja. Plis|
02.17|Yaudah. Siapa aja?
02.20Udah ada Raif, Nando, Kiyan, sama Ezra.|
02.21|Oke. Nanti gue bilang ke Aron. Awas lo macem-macem sama gue!
02:33
KAMU SEDANG MEMBACA
Selimut Biru (Hiatus)
ActionLaut itu biru, semakin biru warnanya maka semakin pula kedalamannya. Jika biru langit diartikan sebagai kebahagiaan, artinya biru dari air mata melambangkan kesedihan..... Bagaimana jadinya ketika cermin kepecayaan telah retak? Apalagi saat orang ke...