19. Your Tears is My Pain

6 0 0
                                    

Sepulangnya Kaira dari kediaman Arka, gadis itu benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Bahkan tidur saja sulit dan rasanya ia benar-benar hilang akal sehatnya meski perkiraan itu belum tentu kebenarannya. Mencari pelakunya saja belum tentu dapat, apalagi memikirkan tentang kehamilan Fiya yang tidak jelas itu.

Kaira mengambil ponsel milik mendiang Navin yang ia letakan di atas nakas. Kaira mengambil benda pipih itu untuk memastikan jika apakah benar Navin dan Fiya memiliki hubungan? Dan ketika dilihat riwayat pesan dengan Fiya, hanya ada satu pesan yang ditinggalkannya

Fiya  (10 juni 2020)

|Gue mau ketemu sama lo
18:31

Nanti aja. Gue lagi main bareng temen|
1

8:33

~

Fiya ( 15 Juni 2020)

|Gue minta lo dateng di taman kota malam ini.
|Gue tunggu
15:33

Iya|
15:40

~

Hanya itu beberapa pesan yang mereka sampaikan. Juga beberapa panggilan terjawab lainnya.

Melihat hal itu pun, tangisan Kaira seketika pecah. Tidak akan tidur dirinya malam ini jika di kelilingi pikiran-pikiran negatif yang di luar akal sehatnya. Kaira yang merasa dirinya paling dekat dengan Navin, ternyata malah dia yang paling tidak tau apapun tentang Navin.

"Lo orangnya misterius, Vin..." gumam Kaira.

❤♥❤

Setelah melewati malam yang mengerikan, Kaira kembali ke sekolah untuk mengisi daftar hadirnya. Semalam dirinya benar-benar tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan Raif tentang Navin dan Fiya. Ia hanya berharap semoga itu hanyalah sebuah teori dan bukan fakta.

Saat itu Raif menyuruh Kaira untuk datang ke perpustakaan saat jam pelajaran berlangsung. Kaira pun pura-pura ijin ke toilet untuk bertemu dengan Raif. Setibanya di perpustakaan, Raif menujukan Kaira sebuah rekaman kamera cctv semalam. Awalnya Kaira sudah muak dengan rekaman itu dan tidak mau menontonnya lagi.

"Kenapa lo puter lagi?" Kaira tanya.

Raif salah memutar vidio. Ia menggeser kembali vidio yang ada di ponselnya dan memutar rekaman itu.

"Lihat nih, lihat!" seru Raif.

Kaira melihat di sebuah pinggir jalan ada dua laki-laki yang sedang mengobrol dengan wajah serius.

"Ini bukannya Nazmi sama Navin? Ini harinya sama loh, lihat baju Navin? Sama kan?" tanya Raif.

"Udah Raif! Mereka mungkin lagi bahas tentang main. Sama kaya lo. Inget, kalian itu satu circle! Lo heran Nazmi ngobrol sama Navin? Berarti gue juga bisa dong curigain lo? Bukannya lo pernah ngobrol sama Navin ya?" sembur Kaira terlihat badmood.

Suasana hatinya sedang tidak baik dari semalam.
Raif seketika kikuk dengan ucapan Kaira yang terdengar masuk akal. Tidak semua orang bisa dicurigai. Kaira lantas memilih meninggalkan Raif di perpustakaan  dan kembali ke kelasnya.

Jam istirahat Kaira dipanggil di ruang guru, kaira pun memenuhi panggilan tersebut. Dan ketika Kaira datang, Rahma_guru yang memanggil Kaira_menatapnya dengan tatapan dingin. Ya, Kaira sudah tidak kaget lagi dengan tatapan orang-orang itu. Tolong garis bawahi, banyak orang yang membenci Kaira karena rumor itu. Anggap saja dunia sedang mengutuk dirinya karena tidak bisa menjaga Navin.

Selimut Biru (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang