Seperti yang dikatakan Nazmi tadi siang ketika di uks, Kaira memutuskan untuk pergi ke kantor polisi malam hari setelah pulang sekolah. Di pinggir jalan yang kendaraannya tidak terlalu banyak berlalu lalang, Kaira sedang berdiri sambil memegang ponsel dengan kedua tangannya seraya menatap layar ponselnya. Ia hendak memesan ojek online untuk menghantarkannya menuju kantor polisi, namun tidak ada ojol yang menerima pesanannya, padahal saat itu belum terlalu malam.
Dan dari arah selatan, seseorang tengah berjalan agak buru-buru sambil menelfon. Dia adalah Arka. Arka sangat tidak fokus untuk melihat orang-orang sekitar, dirinya sedang sibuk menelfon seseorang. Hingga Arka tidak menyadari jika di depan sana ada Kaira yang sedang berdiri. Dan pada akhirnya secara tidak sengaja lengan Arka membentur tubuh Kaira dan membuat ponsel Arka maupun Kaira terjatuh. Beberapa lembar kertas yang Arka pegang pun ikut terjatuh di tanah bersama ponselnya. Sontak Kaira terkejut dan langsung menatap pelaku yang membuat ponselnya jatuh.
"Pak Hasan?" beo Kaira.
"M-maaf Kaira. Saya gak lihat tadi." kata Arka agak terbata.
Arka dan Kaira lantas membungkukan badan untuk mengambil ponselnya masing-masing. Kaira melihat jika bukan hanya ponsel atau lembaran kertas saja yang terjatuh, tapi ada sebuah id card dengan gambar bintang emas di depannya yang juga ikut terjatuh. Kaira menyipitkan kedua matanya seraya mengambil benda yang ia lihat tadi. Arka membelanakan kedua matanya saat Kaira mengambil kartu identitasnya.
Benda itu adalah sebuah kartu, ada foto Arka juga di kartu itu. Tapi namanya bukan Hasan Maulana, melainkan Arka Wijayanto. Dia berkerja di sektor kepolisian. Kaira membeku di tempat karena bingung dengan nama asli pria yang ada di depannya.
"Arka?" beo Kaira.
"Kamu bisa kembaliin benda itu?" tanya Arka.
Kaira masih terdiam. Ia lantas menatap sejenak lembaran kertas yang terjatuh di tanah, dan kemudian mengambil salah satunya. Arka hanya bisa menutup matanya dan berharap semoga tidak ada hal buruk yang terjadi dalam keadaan apapun. Arka kini benar-benar ketar-ketir.
Betapa terkejutnya Kaira ketika tercantum nama Ardiamas Navindra pada kertas itu. Tanpa diberi tahu siapapum Kairaa tau jika Arka adalah seorang polisi atau detektif yang sedang mengurusi kasus Navin. Kaira langsung melemparkan tatapan bingung pada pria di hadapannya.
"Bapak? Siapa sebenarnya?" tanya Kaira pada Arka.
"Kaira, saya bisa jelasin."
"Pak! Dari awal dugaan aku benar bukan? Bapak sebenarnya cuma mau mata-matain aku!" sentak Kaira.
"Kaira! Saya bisa jelasin."
"Apa, hah!? Apa di bumi ini gak ada satu orang pun yang percaya hingga bapak ada dihadapan aku?" ucap Kaira masih menatap Arka dengan tatapan nanar.
"Saya minta maaf sebelumya karena udah bohongin kamu. Tapi jujur saya gak ada maksud apapun, saya awalnya cuma mau bantu kamu, buktiin kalo kamu itu emang gak salah." jelas Arka.
Kaira menutup hidungnya karena sulit untuk bernapas, bahkan berkata apapun lagi rasanya sudah tidak berguna.
"Saya minta maaf Kaira." tutur Arka memohon.
❇
Malam itu Arka benar-benar meninta maaf pada Kaira, untuk tidak memperbesar masalah Kaira memaafkan Arka dan menjelaskan secara rinci tentang kesalahannya, Kaira memaklumi dan memaafkan perbuatan Arka. Arka pun meminta Kaira untuk menjaga identitas Arka yang sebenarnya. Arka juga bercerita jika Raif, Ezra, Nando, dan Kiyan mengetahui akan hal ini. Arka juga mengatakan jika Raif pun membantu Arka menyelesaikan kasus Navin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selimut Biru (Hiatus)
ActionLaut itu biru, semakin biru warnanya maka semakin pula kedalamannya. Jika biru langit diartikan sebagai kebahagiaan, artinya biru dari air mata melambangkan kesedihan..... Bagaimana jadinya ketika cermin kepecayaan telah retak? Apalagi saat orang ke...