Silent Voice || Akhir Dari Cerita

1K 86 8
                                    

Yoona dan Joohyun telah tidur di dalam pelukan sang ayah, semua perlengkapan piknik juga telah disusun rapi dan disimpan ke dalam mobil.

Hyunbin bersama kedua putrinya sudah terlebih dahulu berada di dalam mobil. Kini hanya tersisa Yejin dan Jisoo yang sedari tadi tidak berhenti tersenyum dan begitu asik memandang sang ibu.

"Jisoo mau kan menunggu eomma disini? Eomma akan menemui appa sebentar dan kembali nanti menjemput Jisoo."

Jisoo kecil pun mengangguk begitu percaya dengan perkataan sang ibu.
Ia sangat yakin bahwa sang ibu akan menepati janjinya itu.

Menit demi menit, jam demi jam sudah banyak waktu terlalui namun sang ibu tak kunjung datang juga..

Dengan keberanian yang telah ia pupuk dalam-dalam, Jisoo pun mencoba bergerak sendiri hendak menemukan keberadaan keluarganya.

Namun sayang, apa yang dibayangkan gadis kecil itu tidaklah benar adanya.

Manusia tidak mungkin secepat itu berubah, sifat iblis mereka pasti masih tetap ada namun dibalut dengan perangai layaknya malaikat yang hendak menolong.

Jisoo menangis tersedu-sedu dengan suara yang tidak jelas. Beberapa orang yang berlalu lalang terkadang memperhatikan, namun satupun tidak ada yang mau menghampiri gadis kecil itu.

Dan dari situlah, Jisoo membuka lembaran baru di buku catatan kehidupannya dan menemukan apa yang disebut dengan keluarga.

Walaupun mereka sama sekali tidak memiliki ikatan darah, perbedaan tidak pernah Jisoo rasakan.

Semua sama rata.

Perlakuannya.

Kasih sayang.

Cinta.

Jisoo merasakan itu. Keluarga ini begitu menyayangi gadis malang seperti Jisoo.

Dan Jisoo pun juga berharap, jika memang kehidupan selanjutnya itu nyata adanya. Ia akan meminta pada Tuhan, agar bisa kembali dalam pelukan Lee Hyukyung, Kim Taehee dan Lee Heeyeon.

~S.I.L.E.N.T.V.O.I.C.E~

Padahal sudah bertahun-tahun berlalu namun rasa kehilangan itu masih awet hinggap di hati.

Ia mengingat bagaimana saat pertama kali dirinya merengkuh tubuh sang anak.

Mengecup sayang dahinya.

Serta menghapus tiap tetesan air mata yang mengalir pada pipi mulus itu.

Ia menyesal, karena sudah menyia-nyiakan keberadaan sang putri.

Ia menyesal karena hanya memiliki waktu yang teramat sebentar untuk mengisi lembar di hidup Jisoo.

Ia menyesal.

Sungguh, amat menyesal.

Hanya kata itu saja lah yang bisa ia sampaikan.

Kim Hyunbin, pria itu. Ayah kandung Jisoo.

Masih terbelenggu rasa bersalah yang amat besar. Bahkan semakin tambahnya tahun di dunia ini, tidak menyurutkan rasa penyesalan yang ada di dalam benak sanubarinya.

Ingin rasanya ia mengulang waktu. Memanfaatkan semua yang ada.

Menyampaikan berjuta-juta kasih pada sang putri bungsu. Dan kembali meminta maaf atas kebodohan yang pernah ia lakukan.

Namun, ya begitulah.

Waktu terus berjalan, yang pergi tetap pergi.

Dan yang masih bertahan, harus terus melanjutkan hidup.

Semua orang pasti pernah menyesal, pasti itu. Tidak ada satupun yang tidak pernah merasakan hal tersebut.

Semua orang juga pernah berbuat salah. Baik kesalahan yang sangat kecil atau bahkan teramat besar sekalipun.

Sampai-sampai kau merasa tidak berhak lagi untuk hidup di dunia yang telah Tuhan hadiahkan padamu itu.

Hanya saja, kita bisa belajar dari apa yang terjadi di masa lampau.

Belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat berpikir dengn jernih.

Menjadi pribadi yang tidak mau mengecewakan Tuhan.

Menjadi pribadi yang tetap menghargai pemberian dari Tuhan, meskipun tidak sesuai dengan apa yang kita kehendaki.

Silent Voice | JISOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang