Duduk di tepian danau dengan menjadikan pohon beringin yang berdiri dengan gagahnya sebagai sandaran menjadi self healing tersendiri untuk Jisoo.
Sudah cukup lama ia tidak mengunjungi tempat favoritnya ini dikarenakan oleh berbagai macam alasan.
Maaf ya baru bisa datang kembali.
Kalimat itu Jisoo ucapkan di dalam hatinya.
Terima kasih karena tidak berubah.
Menutup matanya perlahan, menikmati hembusan angin yang menyejukkan diri, Jisoo mengukir senyum tipis di bibirnya merasakan nikmat yang Tuhan berikan itu.
"Hei!"
Sedikit tersentak kaget karena tepukan di bahu kanannya, Jisoo membalikkan posisi tubuhnya guna mengetahui siapa yang menegur dirinya itu.
"Mian, mianhae karena mengejutkan dirimu."
Ah, sekarang dia tau siapa itu.
"Gwaenchana unnie, tidak masalah."
Yoona, gadis itulah yang menegur Jisoo tadi. Entah mengapa ada perasaan senang di dalam dadanya ketika mengetahui bahwa Jisoo menyebut dirinya dengan menggunakan panggilan 'unnie', Yoona tersenyum cukup lebar untuk mengungkapkan perasaan senangnya itu.
Yoona juga merasa bersalah karena telah mengejutkan Jisoo dan segera meminta maaf. Setelah itu ia pun meminta izin untuk menemani Jisoo di pinggiran danau ini.
"Apakah aku boleh duduk disini?" tanya Yoona meminta persetujuan.
"Silahkan saja unnie, lagipula ini tempat umum." Jisoo memberikan senyuman kepada Yoona, andai saja Jisoo dapat bersuara pasti suara kekehannya dapat mengundang orang lainnya untuk tertawa bersama dengan dirinya.
Termenung beberapa waktu menatap pemandangan indah yang telah disuguhkan oleh karya tangan Tuhan melalui ciptaannya.
"Wah!" kagum Yoona dengan menarik nafas dalam. Ia menolehkan kepalanya menghadap Jisoo.
Yoona memandang wajah itu lamat. Ia selalu merasa ada kekosongan di dalam dirinya yang seakan penuh terisi jika bertemu dengan gadis Lee yang satu ini.
Di detik selanjutnya, giliran Jisoo yang menolehkan kepala. Kini tatapan mata mereka berdua bertaut satu sama lain.
Tanpa sadar setetes kristal bening jatuh di atas pipi tirus milik Yoona dilanjutkan dengan tetesan-tetesan lainnya.
Isakan kecil mulai terdengar dari bibir Yoona menciptakan kebingungan serta keprihatinan pada diri Jisoo. Sepertinya unnie memiliki masalah.
Mempersempit jarak di antara mereka, Jisoo semakin mendekat kemudian merengkuh tubuh Yoona ke dalam pelukannya.
Bukannya mereda kini isakan Yoona berubah menjadi tangisan penuh kepiluan. Jisoo mengelus punggung Yoona lembut berharap dapat memberikan ketenangan yang dibalas dengan rematan pada baju yang Jisoo kenakan.
Tidak perduli dengan baju yang dikenakannya basah, Jisoo semakin memperat pelukannya dengan Yoona. Dia ingin mengatakan bahwa 'tidak apa-apa, aku ada disini untuk unnie. Jangan menangis', namun apa daya dirinya tak mampu.
"Nan nae yeodongsaeng-i geuliwo."
"Aku merindukan adik kecilku."
"Aku merindukannya"
"Sungguh aku sangat merindukannya."
Kalimat itu terus keluar dari mulut kecil Yoona, kini gadis Lee itu tau apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Voice | JISOO
Hayran Kurgu[ E N D ] Semua yang Tuhan berikan itu baik, apapun itu baik kelebihan maupun kelemahan. Sekarang hanya tinggal cara kita, bisakah kita bersyukur untuk itu atau malu serta insecure ketika memilikinya. . . . [WARNING!] Cerita hanya karangan semata, m...