Ending with Ao'nung

832 84 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳༻❀✿❀༺➳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➳༻❀✿❀༺➳

Satu Minggu setelah kematian Neteyam , Aku menghabiskan waktuku berdiam diri di marui ku . Aku tak makan , maupun minum  Membuat diriku tampak seperti mayat hidup . Rambutku kasar , Kulitku pucat , Tulang pipiku menonjol. Kepergian Neteyam berarti perginya kehidupan ku .

"Ara sayang" Ucap ibuku menghampiri ku . Aku tak menjawab , menoleh pun tidak , aku masih menatap salah satu sudut di marui ku dengan tatapan kosong .

"Sayang..." Panggil ibuku , Tak lama ayah datang aku dapat melihatnya dari sudut mata ku .

"Ka'tania..." Panggilan ayah membuat ibuku peri meninggal kan ku . Beberapa hari setelahnya aku jatuh sakit sakitan , tubuhku bahkan  semakin kurus .

"Istirahatlah" Ucap bibi Ronal setelah memberiku obat . Aku Menatap ke arah langit langit marui ku . Sesaat aku menatap sebuah cahaya yang sangat terang seperti menyedot ku .

Aku menutup mata ku karena tak kuasa menahan terangnya cahaya.

"Ara...Ara...Ara..." mendengar suara yang familiar membuatku membuka mataku . Di hadapan ku saat ini , aku melihat Neteyam menatap ke arah ku dengan senyum khasnya .

"Ma teyam ?" panggilku pelan , Dia mengangguk. Mataku semakin mengabur , genangan air mata sudah menggumpul. Aku berlari ke arahnya , dan memeluknya se erat yang ku bisa . Memeluk seolah Olah dia akan pergi kapan saja .

"A-aku merindukan mu ... kenapa kau meninggalkan ku ? kenapa ? Kau jahat..."Aku menangis tersedu-sedu, dia mengelus Rambutku dengan halus dan menjauhkan kepalaku dari tubuhnya. Dia menatapku dengan tetapan halusnya yang amat sangat kurindukan itu . kedua ibu jarinya mengusap air mataku lalu dia mendekat dan menempelkan keningnya di keningku.

"Kau tidak seharusnya disini. kembalilah..." ucapan aku menggeleng dengan cepat.

"tidak aku tidak mau meninggalkanmu . Aku tidak bisa tanpamu...Jangan tinggalkan Aku lagi" Aku menggenggam tangannya yang menangkup kedua pipiku. Dia tersenyum kecil lalu menggandeng ku ke arah sebuah lubang yang berwarna hitam .

"Kemana kita ?" Tanya ku , dia tersenyum manis sekali , namun dimatanya terbesit kesedihan.

"Seseorang yang mencintaimu menunggumu, kau harus kembali. Berbahagialah , Ara" Ucapnya mengelus pundak ku , aku menggeleng.

"Tidak ! tidak ada yang mencintai ku , yang mencintaiku adalah kau " Neteyam menggeleng lalu dia mendorong ku ke lubang itu . Aku menatapnya tak menyangka, di atas sana dia menatap ku dengan sedih .

Aku membuka mataku dan pandangan yang pertama kali ku lihat adalah Ao'nung dengan raut wajahnya yang terlihat panik . Melihat aku yang membuka mata dia menghela nafas lega , Kedua matanya mengeluarkan air mata .

Apakah seseorang yang dimaksud Neteyam adalah Ao'nung?

Aku mengangkat tangan ku untuk mengelus pipi Ao'nung, Saat tangan ku berada tepat di pipinya dia menangis an menggenggam tanganku erat . Aku melihat ke sekeliling, Disana ada Tsireya , Kedua orang tuaku , Ronal dan Tonowari duduk mengelilingi ku .

"Apa yang terjadi ?" Tanya ku , Aku menatap ke arah ibuku yang terisak di dekapan ayah ku .

"Kau mengalami kejang kejang " Ucap Ronal di samping Ao'nung. Suaranya serak dan dia juga menangis .

"Aku bertemu Neteyam" Ucapku membuat Ao'nung menatap ku , Heran .

"-Dia bilang , Aku harus kembali. Dan aku kembali , untuk orang yang mencintaiku" Lanjut ku , suara tangis Ao'nung semakin terdengar.

"Kupikir aku akan kehilangan mu . Aku tidak bisa kehilangan mu , Jangan tinggalkan aku Tara ." Ucapnya mengecup tangan ku . Neteyam , jika orang yang kau maksud adalah Ao'nung maka aku berjanji akan  bahagia.

•••

Aku pulih satu Minggu setelahnya , Selama itu pula Ao'nung merawat ku , menjaga ku bagaikan aku terbuat dari kaca . Hingga kini hari pernikahan yang sudah di tentukan . Aku dan Ao'nung menikah di depan eywa .

Setelah tiga bulan pernikahan ku dengan Ao'nung aku mendapatkan anugerah dari eywa , Aku mengandung anak pertama kami .

Beberapa bulan berlalu dan kini lahirlah putra kami. Putra kami tampan sekali , Dia mirip dengan Ao'nung namun entah mengapa senyumnya mirip dengan....Neteyam .

"Aku ingin menamai anak kita dengan , Neteyam" Ucap ku tiba tiba , Ao'nung mengernyit heran Awalnya dia tak menyetujui nya , Kami bertengkar beberapa saat . Ao'nung masih mengira bahwa aku masih mencintai Neteyam . Namun , pertengkaran itu tak berlangsung lama , dia mencoba memahami istrinya .

Ao'nung pun menamai anaknya dengan nama Neteyam sebagai andang untuk mengenang Neteyam . Mr dan Mrs Sully tidak keberatan bahkan mereka ikut senang dan sangat menyayangi pura ku . Tuk menjadi kakak yang baik , begitu pula Kiri . Lo'ak ? Lo'ak kini semakin mesra dengan Tsireya , namun dia masih belum berani berhadapan dengan Tonowari.

Sesuai dengan ucapan Neteyam , Kini aku bahagia bersama dengan Ao'nung, Putraku dan bayi di dalam kandungan ku .

•••

\⁠(⁠^⁠o⁠^⁠)⁠/Hai hai readers...

jadi ya sebenarnya author tuh bingung end nya sama siapa , trus Neteyam nya idup atau nggak . Karna bingung author buat aja 2 ending.

Semoga kalian puas sama endingnya ya huhu (⁠。⁠•́⁠︿⁠•̀⁠。⁠)

Kira kira bikin sequel gak ya ?
Kalau iya bikin sequel yang sama siapa nih ?? ¯⁠\⁠_⁠〳⁠ ⁠•̀⁠ ⁠o⁠ ⁠•́⁠ ⁠〵⁠_⁠/⁠¯

>> Sama Neteyam

>> Sama Ao'nung



· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

  0:00 ─〇───── 0:00

   ⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹   ↻

I See u || Avatar the way of water x oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang