•05•

1K 132 2
                                    


➳༻❀✿❀༺➳

Aku akan selalu menjadi gadis yang
dipilih  orangtuanya yang tidak akan pernah dia Lihat , dan aku tidak akan lagi merendahkan martabatku dengan bertingkah seperti anak kecil yang mabuk cinta dalam setiap interaksi yang kami lakukan.

Dia menatap ku dan membuka mulutnya berusaha untuk berbicara , Namun tak terdengar satu kata pun keluar . kemudian dia menatap Neteyam di samping ku kemudian dia sudah menghilang di bawah ombak.

"Maaf kan dia ya . Dia memang jahil , Kau tidak apa apa kan ? apa ada yang terluka ?" Tanya ku sambil melihat sekeliling tubuh Neteyam.

"Aku tak apa , Ara " Ujarnya tersenyum. Aku menghela nafas panjang.

"Aku khawatir" Gumam ku secara tidak sadar , aku berjalan dan duduk di bebatuan , Meletakan kedua tangan ku diatas kepala dan menutup mata untuk mengurangi perasaan yang terasa campur aduk .Disana ada rasa kecewa , marah , dan sedih .

Tak lama Neteyam mengikuti ku duduk di bebatuan , dia tersenyum .

"Kau baik ?" Tanya nya yang aku hirau kan .

"Hey , aku senang kau memperhatikan ku . Kini biarkan aku memperhatikan mu juga."kata kata nya membuat mata ku terbuka dan meliriknya , Mata kami saling bertaut . Sekali lagi aku menghela nafas dan menurun kan kedua tangan ku dari kepala .

Tiba tiba saja Neteyam melingkar kan tangan nya di bahu ku dan meletakan kepala ku di bahunya . Dia berusaha menenangkan ku , aku menutup mata ku merasakan elusan tangan nya di rambut ku . Tiba tiba aku teringat kalau sesi pembelajaran ku dengan Neteyam belum selesai .

"Tunggu kita belum selesai , tapi aku sudah lelah . Bagaimana kalau aku mengajari mu hal yang lain ? yang tentu akan sangat berguna" Ujar ku tersenyum, Neteyam menurunkan tangannya dari bahu ku , tersenyum dan mengangguk. Aku memekik kegirangan , Menarik tangannya ke suatu tempat dan mengambil sebuah tombak dan jala .

"Aku akan mengajari mu menangkap ikan" Ujarku sambil menyerahkan tombak ke Neteyam dan aku membawa jala. Kami berjalan ke laut. Aku berhenti ke tempat yang menurut ku cukup untuk menangkap ikan .

"Dengarkan aku , Lemparkan dengan miring, tapi jangan lepaskan senarnya yang panjang," aku mendemonstrasikan bagaiman cara melempar jala, dengan kuat menjentikkan pergelangan tangan ku sehingga jaringnya berputar sepenuhnya ke dalam air,

"Tunggu beberapa saat sampai tenggelam"

"Dan untuk ini Lemparkan seperti ini , fokuslah pada target . usahakan target tidak memiliki ruang yang banyak"  kini aku mengajari Neteyam menggunakan alat untuk berburu , Aku berdiri di sampingnya , membantunya melakukan posisi yang tepat .

Neteyam Menoleh  Menatap ke arahku, aku tidak menyadari bahwa aku sedang menatapnya. Aku cepat-cepat berbalik .

"cukup mudah bukan ?" Tanya ku.

"Tidak terlihat terlalu sulit, itu seperti menggunakan anak panah" katanya . Aku tersenyum, mengulurkan Alat nya padanya, "Buktikan."

Neteyam menyeringai sedikit saat dia mengambil Tombak  dariku dan menirukan hampir sempurna seperti yang telah ku tunjukkan padanya, dia juga bisa menggunakan jala . Dia benar-benar murid yang cepat tanggap.

Suara jauh dari kehidupan desa melayang ke arah kami dengan angin sepoi-sepoi. Tawa anak-anak bermain di ombak yang lembut,  Wanita Metkayina mengobrol bersama saat mereka menenun pakaian, nyanyian dan teriakan para pemburu.

Mereka menenangkan suara untuk saya, damai dan nyaman. Tetapi saya tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa mereka membangkitkan perasaan yang sama sekali berbeda untuk anak laki-laki di samping saya.

"Bagaimana menurut mu desa kami ? Dan bagaimana kiri ? apakah dia, kau tau" Tanya ku

"Ya , Desamu sangat damai , berbeda dengan saat ku di hutan . Kami selalu mengalami aktivitas yang melelahkan. Dan kiri , dia menjadi lebih baik" Jawab nya , aku mengerutkan kening ku .

"Maksud mu aktivitas berat ?" tanya ku

" Kadang kami akan melakukan penyerangan terhadap orang orang yang mengantar stock makanan dan senjata ke manusia langit dan merampas nya . Aku , Lo'ak dan ibu menjadi pengintai (?) di udara . tugas ku untuk memberi tahu kalau ada pesawat yang mendekat" Jelasnya panjang lebar. aku Terkagum kagum , seumur hidupnya A'tara tak pernah melihat sebuah perang . Dia mulai membayangkan bagaimana Neteyam mengendarai ikran dengan gagah nya .

"Itu. terdengar menakjubkan Neteyam . Ku harap aku bisa menunggangi ikran juga , aku ingin tau rasanya terbang" Ujarku sambil tekekeh . Neteyam menatap ku sambil tersenyum.

"Aku bisa mengajak mu kalau kau mau" ucap Neteyam tersenyum ke arah ku. Aku tertawa sambil menggeleng.

"Mungkin lain kali . oh ya , bagaimana Tuk?" Tanya ku lagi , Neteyam mengangkat alisnya .

"Aku terkejut kau menanyakan dia . Dia , tentu saja akan menempel pada Kiri atau pun loak . Dia sangat aktif dia juga selalu berusaha membuat  kiri atau Lo'ak terkesan padanya" Ujar Neteyam tertawa sambil memejamkan mata , mungkin dia tengah mengingat ingat tingkah laku adik bungsunya .

"Aku juga sama" Ujarku , Neteyam membuka matanya dan menatap ku.

"Kakak atau adik ?" Tanya nya ingin tahu.

"Tidak dua duanya , aku anak tunggal. Ayah dan ibuku-"

"Apakah itu Ao'nung?" Potong Neteyam , Aku sedikit terkejut dengan ekspresi nya yang berbeda , maksud ku aku tidak pernah membayang kan Neteyam dengan raut wajah seperti itu . Raut yang tidak bisa di jelaskan , Dia menatap ku tajam .

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

  0:00 ─〇───── 0:00

   ⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹   ↻

I See u || Avatar the way of water x oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang