•11•

751 118 2
                                    

➳༻❀✿❀༺➳

"Bukankah itu hal yang wajar untuk melindungi pasangan yang kau cintai? Tentu itu tidak akan membuat ku marah " Ucapan nya membuat dada ku sesak,  pikiran ku mulai berkecamuk. Di satu sisi ada ao'nung dengan harapan orang tua ku , dengan harapan warga desa , dengan cinta masa kecilku. Namun di sisi lainnya, ada Neteyam , orang yang diam diam memasuki cela di hatiku .

"Andai aku ada Disana. Lautan ini memberkati mu dengan suatu anugerah, Lo'ak." Ucap kiri tersenyum setalah mendengar kan Cerita bagaimana Lo'ak bisa selamat . Kami duduk melingkar dengan aku di antara Ao'nung dan Neteyam .

"Para tulkun belum kembali." Ucap Ao'nung, aku mengangguk.

"Lagi pula tak ada tulkun yang sendirian" Lanjut ku , menatap Lo'ak .

"Yang ini sendirian. Dia , siripnya hilang satu . Seperti buntung di sebelah kiri ." Lo'ak berkata menatap Tsireya berusaha meyakinkan .

"Tulkun yang malang"ucap tuk . Aku termenung sebentar , ciri ciri tulkun yang di jelaskan Lo'ak mengingat kan ku pada satu tulkun .

"payakan..." Celetukku membuat seluruh mata menatap ku . Tsireya menatap Lo'ak dengan panik .

" payakan, payakan " Ulang Tsireya. 

"Siapa payakan?" Tanya kiri.

"Seekor paus muda yang jadi galak . Dia terasingkan. sendirian. Dan sirip nya hilang satu" ucap Rotxo .

"Katanya dia membunuh bangsa Na'vi-" lanjut ku, Lo'ak menatap ku tak percaya .

"Tidak tidak" 

"-Dan tulkun lainnya. Bukan disini tapi jauh di selatan "  Sambung Ao'nung menatapku .

"Tidak dia bukan pembunuh" Bantah Lo'ak , dia menunduk.

"Lo'ak, kau beruntung masih bisa hidup" Ucap Tsireya menggenggam pergelangan tangan Lo'ak

"Ku beritahu kalian , dia menyelamatkan nyawa ku . Dia teman ku. " Ucap Lo'ak sambil Menggenggam kembali pergelangan tangan Tsireya.

"Adik ku sayang , seorang kesatria perkasa yang menghadapi tulkun pembunuh dan masih hidup untuk menceritakan nya " Ucap Neteyam menghampiri Lo'ak dan memegang bahunya . Lo'ak terlihat kesal , dia menepis tangan Neteyam dan berdiri .

"Kalian tidak mendengar kan ku." Ucapnya .

"Lo'ak aku mendengarkan" Celetuk Tuk , Tsireya menghela nafas .

"Lo'ak , kembali " Ucapnya , namun di hirau kan oleh Lo'ak . dia pergi entah kemana meninggalkan tempat . Tsireya menatap ku cemas , aku meng kode nya untuk mengikuti Lo'ak . Tsireya mengangguk lalu pergi dari situ menyusul Lo'ak .

Kiri memutar matanya, meraih tangan Tuk dan membawanya menjauh dari tempat aku sekarang duduk sendirian di antara Aonung, Neteyam, dan Roxto.

Neteyam berdiri, menyapu pasir putih yang menempel di kakinya , dengan ekspresi intens di wajahnya.

"Siap berangkat?"

"Mau kemana?" tanya ku heran Menatap tangan Neteyam yang terulur padaku .

"Tes ku , kau lupa ?" jawab Neteyam. Aku menepuk Kening ku . bagaimana aku bisa lupa . Aku tersenyum kecil dan meraih tangan Neteyam .

"ehem" Aku menoleh ketika mendengar Ao'nung berdehem.

"Ya ?" Tanya ku , Ao'nung berdiri .

"Sebagai putra kepala suku, aku ingin ikut . Sebagai penjagaan , takutnya kalian di serang oleh payakan atau hewan buas lainnya." Ujarnya , aku mengerutkan kening.

"Maksud ku kau tau , payakan sudah pernah kesini sekali . Aku takut kalau dia kembali dan mencelakai kalian dan hewan buas lain , itu cukup masuk akal ." Aku menghela nafas dan menggeleng kecil.

Ao'nung memanggil ilu kami , Neteyam mengulurkan tangan kepadaku, dan aku menerimanya tanpa ragu. aku memperhatikan betapa dingin kulitnya, betapa kecilnya tangan saya dibandingkan tangannya, meskipun kontak itu hanya berlangsung beberapa detik. Hatiku terasa berdesir.

"Thank you" ucap ku , Aku menunggangi ilu ku dan membuat ikatan . Saat aku tengah sibuk dengan iku ku . Ao'nung menatap Neteyam dengan tatapan tajam , Setelah itu kami berangkat.

Aku melempar cangkang kerang ke dalam air . Neteyam berenang dengan mudah, turun ke kedalaman terumbu karang dan sampai ke cangkang kerang berkilauan . Aku tersenyum bangga menatap nya .

"Kamu melakukannya dengan baik, Neteyam!" kataku sambil berenang mendekat , Ku lihat Ao'nung melirik ke arah ku . Aku mengambil cangkang dari tangannya, memeriksanya sebelum memberikan nya  kembali.

"Kau harus menyimpan ini untuk kau pamerkan ke keluarga mu "

Neteyam mengulurkan tangannya untuk mengambil kembali cangkangnya, dan jari-jarinya yang besar menempel di jariku saat dia mengambilnya dariku.

Ao'nung membuat suara untuk memanggil ilu kami . Namun Hanya dua ilu yang kembali, milikku tidak terlihat.

Aku memanggilnya saat Ao'nung menghilang di bawah air meninggalkan ku dan Neteyam .Sedangkan ilu ku masih belum datang.

Aku menghela nafas panjang , Ku lihat Neteyam sudah membuat ikatan dengan ilu-nya, masih menapaki di atas ombak saat dia menungguku.

"Aku  akan berenang saja ." Kataku putus asa , Dia menatap ku sayu , Dia mengulurkan tangannya.

"Naiklah bersamaku." Ucapnya dengan tersenyum.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

» [𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦] «

  0:00 ─〇───── 0:00

   ⇄   ◃◃   ⅠⅠ   ▹▹   ↻

I See u || Avatar the way of water x oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang