PROLOGUE

3.2K 227 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karya ini disusun atas karangan penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh dalam kehidupan nyata. Karakter yang dibuat dalam cerita ini pun berdasarkan imajinasi penulis. Saringlah hal-hal baik yang dapat dipelajari dan tinggalkan yang buruk. Saya tidak mengajarkan Anda melakukan 'hal buruk' apapun yang ada di cerita ini. Seluruh gambar yang tertera di sini, saya dapatkan atau edit dari Google dan/Pinterest.

Be a wise reader,

Nurinaf


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jimin tahu garis hidupnya sudah diatur, bahkan ketika ia baru saja terlahir ke dunia. Royal Empire adalah masa depannya. Meski ada sang kakak yang akan mewarisi takhta tertinggi, Jimin tidak akan lepas dari belenggu tanggung jawab. Hidupnya telah terikat kontrak dengan kekayaan keluarganya. Apa pun keputusan dalam hidupnya, semua sudah diatur oleh ayahnya yang otoriter.

"Kau akan bertunangan secepatnya."

Jimin menatap sang ayah yang tengah mengiris daging steak. Jimin tidak terkejut dengan perkataan ayahnya. Ia sudah menduga perjodohan akan datang padanya cepat atau lambat. Seperti pernikahan sang kakak, Jimin tahu ayahnya sudah menyiapkan pasangan untuk memperkuat bisnis keluarganya.

Sang ibu yang duduk anggun di meja makan melirik putrinya. Senyum tipis terulas di wajahnya yang menawan.

"Kau pasti akan menyukai calon suamimu."

Jimin tersenyum tipis. "Iya, Ibu."

"Kudengar dia kuliah di kampus yang sama denganmu," ujar sang ibu.

"Benarkah?" Jimin seperti robot yang menjawab pertanyaan dan pernyataan kedua orang tuanya. Ada format tak kasat mata yang tertulis di otaknya. Ia punya semua jawaban yang ayah dan ibunya inginkan di sana.

"Kau tahu, 'kan, anak sulung keluarga Lee, pemilik Daehan Group?"

Sejenak, Jimin menghentikan kunyahannya. Kedua tangannya pun berhenti memotong daging steak. Gadis itu mengangkat wajahnya, lantas tersenyum untuk ibunya.

ROYAL AND NOBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang