CHAPTER 33 | DEEP TALKS

1.4K 151 20
                                    

STOOOOP!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

STOOOOP!

***CARI DAN BACA CHAPTER 8 DULU, YA.***


Setelah 2 hari mendiamkan Jeno, Jimin putuskan untuk menemui tunangannya secara langsung. Begitu pesan singkat dan telepon darinya diabaikan, Jimin mengunjungi gedung kantor Jeno. Ia langsung pergi ke sana karena sekarang masih jam kerja, dan Jeno tak ada jadwal kuliah hari ini. Besar kemungkinan, tunangannya ada di sana.

"Hai, Yoo Jimin."

Senyum Jimin menipis begitu menemukan sosok teman lamanya di depan ruangan Jeno.

"Hai," sapa Jimin.

"Ada keperluan apa ke sini?" tanya Ayoung.

"Menemui Jeno."

"Lho, Jeno bukannya sudah terbang ke Indonesia? Dia tidak bilang padamu?"

Jimin menyurutkan senyuman karena dua alasan―Jeno tak memberitahunya; dan eskpresi wajah Ayoung yang terlihat dibuat-buat. Ayoung bukan terlihat sedang bersimpati padanya, melainkan sebaliknya. Ia terlihat menahan rasa gembiranya.

"Begitu rupanya. Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini?" Jimin menata kembali perangai anggunnya yang tangguh.

"Jeno juga tidak memberitahumu? Aku sudah mulai berkerja sebagai perwakilan hukum Royal Empire untuk kerjasama dengan Daehan Group."

Ayoung tersenyum―yang menurut Jimin penuh kepura-puraan. Ke mana saja Jimin selama ini? Kenapa ia baru menyadari sifat asli teman lamanya ini?

"Begitu, ya." Jimin tersenyum kecil. "Kalau begitu, selamat bekerja, Kim Ayoung. Aku pamit dulu."

Tak menunggu respons, Jimin melangkah pergi. Namun sebelum benar-benar pergi, ia sempatkan untuk menyambangi resepsionis. Begitu memastikan Jeno memang tak berada di tempat, Jimin pun meninggalkan gedung kantor dengan perasaan gamang.

***

"Tuan Muda, kau mau istirahat atau jalan-jalan?" tanya Doyoung begitu Jeno selesai menghadiri pertemuan dengan salah satu rekan bisnisnya.

"Apalagi jadwalku setelah ini?"

"Nanti malam, ada pertemuan dengan Tuan Bagaskara. Lalu, besok pagi, kita harus ke Singapura untuk bertemu Tuan Tony Tan."

"Oke." Jeno melonggarkan dasi yang mencekiknya seraya berderap tegap menuju kamar hotelnya. "Aku mau tidur sebentar. Tolong bangunkan aku kalau sudah waktunya tiba."

"Tunggu, Tuan Muda."

Jeno menoleh ke sekretarisnya.

"Nona beberapa kali menghubungiku. Dia terlihat benar-benar mencemaskanmu. Kau masih belum menghubunginya?" lapor Doyoung dengan hati-hati.

ROYAL AND NOBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang