"Stop!" Jimin mendorong Jeno sesaat setelah pria itu mulai melumat bibirnya.
Jeno mengerang pelan. "Kau merusak momennya, Princess." Wajahnya terlihat cukup kesal.
"Enak saja main cium-cium!" Jimin melepas dirinya dan duduk. "Dasar mesum!"
Jeno ikut duduk disertai kekehannya, sementara itu Jimin mendelik tajam.
"Bagaimana kalau orang-orang menyebarkan video kita tadi?" Jimin baru ingat.
"Tenang saja, Jaemin sudah mengurusnya."
Mata Jimin memicing. "Jangan-jangan kau selalu seperti ini?"
"Seperti apa?" Jeno teralihkan ke rambut Jimin yang sedikit berantakan. Jarinya secara natural bergerak merapikannya.
"Melimpahkan kekacauan."
Jeno terkekeh. "Simbiosis mutualisme. Aku membantunya, dia membantuku."
"Pokoknya, aku tidak mau wajahku tersebar di media sosial," final Jimin.
"Bagaimana kalau kita liburan bersama?" Jeno mulai memainkan ujung rambut Jimin.
"Jangan mengalihkan pembicaraan." Jimin melipat tangannya, wajahnya menatap datar.
"Iya, iya. Aku janji. Video kita tidak akan tersebar. Sekarang jawab pertanyaanku."
"Aku sudah punya rencana liburan."
"Hmm, benarkah?"
"Mhm, kau mau ikut?"
Mata Jeno memicing penuh selidik. "Kau mencurigakan. Kenapa tiba-tiba baik?"
"Aku memang baik, buktinya mau mengobati lukamu tadi." Jimin berujar, masih dengan wajah datarnya.
"Tapi?" Jeno sangsi Jimin tak menambahkan tapi dalam persyaratannya.
"Tidak ada tapi."
"Mencurigakan."
***
Beberapa hari berikutnya di bandara ....
"Princess?" Jeno menatap tajam ke arah pria yang datang bersama Jimin dan dua orang lain. Jeno pernah melihat mereka di kampus, tapi tak mengenalnya secara pribadi.
"Yoo Jimin?" Tak jauh beda, Haechan juga menatap pria di hadapannya tajam. Kedua tangannya sudah mengepal kuat.
Luka di wajah mereka bahkan belum sepenuhnya sembuh, sekarang malah harus terjerat di tujuan yang sama―liburan ke Jeju bersama Jimin.
"Kalian tahu?" Jeno melirik tajam kembarannya dan Minjeong. Keduanya mengangkat tangan di depan dada.
"Jimin tidak bilang apa-apa." Jaemin berujar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL AND NOBLE
RomanceYoo Jimin tahu garis hidupnya sudah diatur, dan Royal Empire adalah masa depannya. Apa pun keputusan dalam hidupnya, semua sudah diatur oleh ayahnya yang otoriter. Jimin tidak terkejut kala sang ayah mengatakan bahwa ia akan segera bertunangan. Ia s...