[SELESAI]
Yoo Jimin tahu garis hidupnya sudah diatur, dan Royal Empire adalah masa depannya. Apa pun keputusan dalam hidupnya, semua sudah diatur oleh ayahnya yang otoriter. Jimin tidak terkejut kala sang ayah mengatakan bahwa ia akan segera bertuna...
"Iya, iya. Aku janji. Video kita tidak akan tersebar. Sekarang jawab pertanyaanku."
"Aku sudah punya rencana liburan."
"Hmm, benarkah?"
"Mhm, kau mau ikut?"
Mata Jeno memicing penuh selidik. "Kau mencurigakan. Kenapa tiba-tiba baik?"
"Aku memang baik, buktinya mau mengobati lukamu tadi." Jimin berujar, masih dengan wajah datarnya.
"Tapi?" Jeno sangsi Jimin tak menambahkan tapi dalam persyaratannya.
"Tidak ada tapi."
"Mencurigakan."
***
Beberapa hari berikutnya di bandara ....
"Princess?" Jeno menatap tajam ke arah pria yang datang bersama Jimin dan dua orang lain. Jeno pernah melihat mereka di kampus, tapi tak mengenalnya secara pribadi.
"Yoo Jimin?" Tak jauh beda, Haechan juga menatap pria di hadapannya tajam. Kedua tangannya sudah mengepal kuat.
Luka di wajah mereka bahkan belum sepenuhnya sembuh, sekarang malah harus terjerat di tujuan yang sama―liburan ke Jeju bersama Jimin.
"Kalian tahu?" Jeno melirik tajam kembarannya dan Minjeong. Keduanya mengangkat tangan di depan dada.