CHAPTER 26 | CIGARETTES AND SECRETS

1.2K 147 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jimin menghampiri Jeno yang kini duduk santai bersama teman-temannya di taman belakang rumah Jisung. Melihat Jimin yang mendekat, Jeno pun segera mematikan puntung rokoknya, dan ikut menghampiri Jimin.

"Sudah puas menelantarku bersama teman-teman rempongmu?" tanya Jeno dengan mimik jenaka.

"Hm, risi juga kalau kau harus menempeliku terus," tukas Jimin setengah serius. Jelas saja, ia masih belum terbiasa menjadi pusat perhatian bersama Jeno.

Jeno mendengus, lantas menyambar genggaman Jimin untuk mengajak gadis itu menjauh dari keramaian.

"Mau ke mana?" Jimin bingung dengan tujuan mereka.

"Pulang."

"Tapi ini masih jam setengah 11."

Jeno menoleh dan menatap kekasihnya. "Ini SUDAH jam setengah 11, Princess."

"Lalu? Katamu aku harus sedikit rileks, jangan hidup terlalu kaku."

"Tidak boleh. Aku berubah pikiran. Aku lebih suka kau yang kaku dan monoton."

"Kenapa?"

"Karena kau semakin menarik perhatian banyak pria kalau begini."

Jimin menghela napas. Lagi-lagi karena alasan yang sama―keposesifan Jeno.

"Jadi kau hanya peduli karena masalah itu?" Jimin menghentikan langkah mereka begitu sampai di dekat mobil Jeno yang terparkir.

"Maksudmu?"

Napas Jimin berhembus berat. "Karena aku kepemilikanmu dan kau tidak suka orang lain melihat apalagi mendekatinya?"

"Princess, bukan begitu maksudku."

"Lalu?"

"Karena ...." Jeno tak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Kalau pria-pria itu menjadi masalah, bagaimana dengan Ayoung. Kenapa kau terlihat tidak menyukainya?"

"Ayoung tidak sebaik yang kau pikir."

"Bagian mana?" Jimin jelas mulai terlihat jengkel dengan jawaban berbelit Jeno. "Kau sudah bilang itu tadi. Sekarang, jelaskan padaku kenapa dia seolah menjadi ancaman bagiku."

Jimin melihat konflik dari ekspresi wajah kekasihnya. Ia pun menambahkan, "Atau ini bukan soal ancaman bagiku, tapi bagimu?"

"Aku tidak suka kau menuduhku begitu," ungkap Jeno serius.

"Aku tidak menuduhmu. Aku hanya tanya. Kenapa jawabanmu berbelit? Kecuali hal ini akan merugikanmu, kenapa kau tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana itu?" Jimin menghela napasnya berat. Ia pun melepaskan genggaman mereka.

Jeno ikut menghela napasnya, lantas menyibak surai gelapnya ke belakang dengan jari-jari lentiknya. "Ayoung hanya memanfaatkanmu." Melihat wajah tak bersahabat Jimin, ia pun segera menambahkan, "Ayoung hanya berpura-pura baik agar kau mau berteman dengannya."

ROYAL AND NOBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang