CHAPTER 24 | KEEP IT PRIVATE, NOT A SECRET

864 104 28
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Masih dengan gugup yang tersamarkan oleh perangainya yang tenang, Jimin berjalan beringinan dengan sang tunangan dalam untaian tangan yang saling melekat. Mereka berhenti di ujung lorong ketika Jimin menahan langkahnya.

"Lee Jeno."

"Hm?" Jeno menaikkan sebelah alisnya menatap sang tunangan.

"Sebelum kau marah dan salah paham, aku ingin mengatakan sesuatu. Bukannya aku tidak ingin mengakui kita ... tapi, bisakah kita tetap low key untuk ini?" Jimin mengangkat genggaman tangan mereka. Jeno masih diam menunggu Jimin meneruskan kata-katanya.

"Let's keep it private, but not a secret, hm?" pinta Jimin dengan lembut. Ia setuju untuk tak menyembunyikan hubungan mereka, bukan berarti mereka harus mengumbarnya di depan umum.

"Hm?" pinta Jimin sekali lagi dengan mata bulat dan bibirnya yang sedikit tertarik ke bawah.

"Oke." Jeno pun menyetujui. Apa mau dikata? Bukankah ia sudah bilang―segala yang ada dalam Jimin adalah kelemahannya?

"Sekarang baru oke." Jimin berujar setelah menarik kedua sudut bibir Jeno ke atas dengan jarinya. Dengusan jenaka Jeno terdengar, lalu disambung oleh kekehan pelannya.

"Ya sudah, kau harus cepat kembali. Kau hanya punya waktu 3 menit sekarang." Jimin melepas Jeno dan sedikit mendorongnya.

"Beri aku sedikit keburuntunganmu lagi." Jeno menunjuk bibirnya dengan telunjuk.

"Lee Jeno!" Jimin mendorong pria itu lebih kencang. "Dasar usil!"

Kekehan Jeno pecah lagi. Dengan cepat, ia menjawil dagu lancip tunangannya sebelum berlalu dengan senyuman lebar. Tak lama kemudian, Jimin pun menyusul Jeno meninggalkan lorong itu, lalu kembali ke tempat duduknya. Bisik-bisik dan tatapan terkejut dan penuh tanya ia terima dari para penonton.

"Akhirnya kau lepas juga jaketnya?" Minjeong tersenyum miring.

"Mhm, bisa-bisa dia merajuk lagi kalau tidak." Jimin menjawab setelah menghela napas pelan.

Kikikan Yeji dan Minjeong pun terdengar. "Selamat bergabung ke klub penggemarnya," ucap Yeji.

Jimin mendengus, lalu mengitarkan tatapannya ke sekeliling. Entah ia harus bersyukur atau meringis tragis melihat banyaknya gadis yang mengenakan jersey serupa miliknya. Bersyukur karena ia sekarang terlihat membaur dengan para penggemar Jeno, dan meringis tragis karena adanya kemungkinan untuk berhadapan dengan Jia atau Nara versi lain.

"Kudengar mereka punya group chat khusus untuk memuja dan mengintainya. Kau tidak mau ikut gabung?" ledek Minjeong.

"Jangan konyol." Jimin berujar santai. "Omong-omong, apa Jaemin juga punya fanclub?" Ia menunjuk ke arah para gadis yang mengenakan jersey Jaemin. Minjeong mengikuti arah pandang Jimin dan mendesis kecil. Kini giliran Yeji dan Jimin yang tertawa kecil.

ROYAL AND NOBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang