CHAPTER 23 | NEW RIVAL?

1.2K 189 46
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Action!" Jaemin berseru ketika tombol 'rekam' di layar ponselnya sudah terpencet.

Tok tok tok!

"Lee Jeno?!" Seol Hayeon―salah satu mantan Jeno―menatap terkejut tamu yang mengetuk pintu apartemennya malam-malam begini.

"Hai." Jeno menyapa kikuk.

"Ada apa?" Heran jelas tergambar di paras Hayeon.

"Aku datang kemari untuk meminta maaf. Maaf sudah mempermainkan perasaanmu dan juga melukaimu. Maaf juga, butuh waktu satu tahun setelah kita berakhir untuk mengatakan ini."

Jeno sudah mengulangi kata-kata serupa seharian ini. Pipinya pun sudah empat kali mendapat tamparan sadis dari barisan para mantan yang memendam kekesalan padanya.

PLAK!

"Aku maafkan." Hayeon berujar setelah melayangkan tangannya ke pipi sang mantan dengan kencang.

Jeno menerima itu dengan lapangan dada. "Sekali lagi, aku meminta maaf."

Hayeon menghela napasnya berat. "Sejujurnya aku benar-benar sakit hati, tapi aku sudah mengubur kenangan buruk itu. Lagi pula, sejak awal aku tahu kau memang tidak pernah serius denganku." Meskipun kecewa, Hayeon pun mengakui bagiannya―mengabaikan reputasi dan risiko dicampakkan Jeno.

"Maaf," sesal Jeno.

Hayeon lantas melirik ke Jaemin yang masih memegang ponsel dan merekam kejadian tersebut. Keningnya sedikit berkerut karena heran.

"Ini bukan sekadar konten untuk mempermalukanku, kan?"

"Bukan. Aku hanya mengambil bukti kalau aku sudah meminta maaf secara pribadi dan tulus kepadamu."

Haeyon tersenyum tipis. "Siapa perempuan yang akhirnya meluluhkan hatimu?" Meski tak lagi terobsesi dengan sang mantan, ia masih mengikuti akun media sosial Jeno dan bisa melihat posting-an sang mantan akhir-akhir ini.

"Sepertinya kau serius dengan gadis ini." Hayeon menambahkan.

Jeno tersenyum tipis penuh makna. "Mungkin kau akan segera tahu."

"Aku turut bahagia." Hayeon tersenyum tulus. "Jangan sia-siakan dia seperti kau menyia-nyiakan kami, para mantanmu."

Jeno tersenyum dan mengangguk kecil. "Terima kasih."

"Mhm." Hayeon tersenyum untuk terakhir kalinya sebelum menutup pintu apartemennya.

Selepas itu, Jeno memutar badannya dan berjalan menjauhi kediaman Hayeon dengan ringisan pelan karena kedutan di pipinya.

"Sepertinya kau memang butuh mengompres pipimu." Jaemin berjalan di samping kembarannya dan ikut meringis tipis.

"Ini bukan apa-apa. Kau lupa aku sering berkelahi?"

ROYAL AND NOBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang