Hanya Saja Aku Menyukaimu

86 9 21
                                    

"Khun, aku dari rumah utama dan Khun Santa dipulangkan hari ini," Peak bersemangat menyampaikan kabar bahwa Santa keluar dari rumah sakit. Dia sedikit berlari saat menghampiri Saint yang tengah duduk santai di taman samping rumahnya. Tak seperti biasa, Saint yang sehari-hari dilihat Peak selalu mengenakan stelan berwarna gelap dan senada, kini mengenakan T-shirt longgar berwarna jingga, dilengkapi celana pendek sedikit diatas lutut berwarna putih polos. Perubahan penampilan tersebut membuat Peak terkesiap beberapa detik. Dia bahkan hampir tak bisa menutup mulutnya karena terpesona.

"Khun Saint ... anda ingin mencoba hal baru?" tanya Peak kemudian setelah menyadarkan diri dari kesesatan di kepalanya.

"Maksudmu?"

"Anda tampak cerah hari ini. Biasanya selalu mengenakan warna hitam atau abu-abu, dan selalu senada. Tapi ini ..."

"Kau hanya tak pernah bertemu aku saat bersantai di rumah. Ini pakaianku sehari-hari."

"Ah, benar juga. Kau tak pernah mengizinkan aku masuk ke rumahmu, dan tak menemuiku kecuali saat bekerja," Peak cengengesan, "Oh iya, Khun Santa keluar dari rumah sakit hari ini, anda tak ingin mengunjungi rumah utama?"

"Kongthap Peak," Saint menatap Peak lekat. Membuat laki-laki yang sedikit urakan tersebut  salah tingkah, hingga tak henti-hentinya tertawa canggung.

"Hehehe, Khun Saint ... jangan menatapku seperti itu. Jantungku terasa aneh,"

""Kau" dan "Anda" putuskan sekarang,"

"Hah, m-maksudnya ..."

"Caramu memanggilku. "Kau" atau "Anda" pilih salah satu, jangan mencampuradukkan keduanya,"

"Ah, dia orang yang tegas tentang hal-hal seperti ini." Peak menelan ludah, lalu kembali tersenyum, "Maaf Khun ... karena anda bos ku, memanggilmu dengan "Kau" terdengar tidak sopan,"

"Tapi kau melakukannya,"

"I-Iya, maafkan aku. Karena "Kau" lebih nyaman diucapkan. Tapi terdengar tidak sopan mengingat kita adalah atasan dan bawahan, itu seperti Kau ... maksudku seperti Anda adalah temanku bukan bosku,"

"Kau tak bisa memilih karena kau plinplan,"

"Bukan begitu ..."

"Gunakan "Kau" saja,"

"Hah!"

"Kau bisa menganggapku temanmu. Tapi jangan berlagak akrab," Saint berdiri dari duduknya, kaki jenjangnya melangkah ringan melewati Peak. Peak terpana sejenak, lalu berlari mengikuti Saint.

"Khun Saint, jadi bagaimana? kau akan ke rumah utama?"

"Santa baik-baik saja,"

"Bagaimana kau tahu?"

"Dokter di rumah sakit itu temanku, dan mereka memberikan informasi setiap saat,"

"Khun Saint, aku tak tahu anda ternyata perhatian pada Khun Santa,"

Saint tiba-tiba berhenti dan berbalik. Buk! Peak yang berjalan cepat tidak sempat mengontrol gerakannya dan akhirnya menabrak Saint.

"M-Maaf Khun ..." Peak membatu. Laki-laki itu merasakan hawa hangat merasuki tubuhnya. Bagaimana tidak. Tubuhnya dan Saint menempel, wajah mereka begitu dekat satu sama lain. "Ya ampun. I-Ini terlalu dekat. Jantungku ... apa yang terjadi? mengapa begitu cepat, apa jantungku punya kelainan?" Peak mengepalkan tangannya lalu menelan ludah saat tak sengaja menatap bibir Saint yang tampak penuh. Tiga inchi, jarak antara Saint dan dirinya. Sedikit saja dia bergerak, maka bibir mereka akan bersentuhan.

"Khun Saint ... dia memang tampan, tapi melihatnya sedekat ini ... melihat bibirnya ... ya ampun apa yang aku pikirkan," Plak! Peak memukul kepalanya dengan keras. Saint seketika tersenyum melihat tingkah Peak yang sangat tidak jelas.

Belong To Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang