Monster ini akan terus menggenggam tanganmu

100 10 13
                                    

"Santa!  tak bisa kupercaya, aku merindukanmu, huhu," Peemapol berlari ke arah Santa. Tangannya yang telah mengembang ingin memeluk Santa harus berakhir hampa karena Santa langsung menahan kepala Peemapol dengan tangan sebelum laki-laki itu mendekat.

"Jangan mendekat, atau aku akan memukulmu," ucap Santa dengan wajah datar.

"Hah, dasar jahat. Kau tahu, apa yang kulakukan saat kau selalu tak masuk kampus? mencari alasan yang tepat ke dosen setiap hari. Meminta maaf karena kau tak pernah ada di klub drama, dan memastikan kau tak ketinggalan pelajaran. Ini catatanku, jangan lupa dikembalikan." Peemapol mengeluarkan catatan dengan cover merah muda dari tasnya.

"Seperti aku perlu saja,"

"Hei, kau itu sudah memasuki smester akhir. Kau benar-benar tak mau belajar? serius? ya sudah kalau begitu kusimpan saja,"

"Tunggu. Catatanmu lengkap?"

"Tentu saja. Tak seperti seseorang. Aku selalu memperhatikan dan mencatat setiap detail, walau peringkatku tetap rendah," Peemapol memonyongkan bibirnya.

"Berikan padaku," Santa mengambil catatan milik Peemapol, "Earth tak terlihat dimana-mana, sepertinya aku harus datang ke condonya,"

"Hmm, kau mau memberikan catatanku pada Earth? wah, kalian sudah bukan musuh lagi?"

"Memangnya kami musuh?"

"Hahaha, lihat siapa yang bicara. Ah, jika kau mencari Earth, aku melihatnya di taman. Sepertinya dia juga baru masuk kampus hari ini,"

"Sialan. Kenapa tak bilang dari tadi!" Santa berlari meninggalkan Peemapol dalam kebingungan.

"Sialan Santa, kenapa malah membentakku? kau benar-benar kasar, kau tahu itu!? hiks, hatiku terluka."

Sementara itu, di taman Earth tampak bersitegang dengan seseorang. Title, pemuda itu merupakan salah satu teman Santa. Tidak bisa dikatakan teman juga. Tak seperti Peemapol, Title hanya ada di sekitar Santa saat itu menguntungkan baginya. Misal agar terlihat keren, agar disegani, dan sebagainya.

Brak! Title mendorong Earth secara tiba-tiba. Seringainya membuat Earth hampir muntah. Earth sangat tahu jenis macam apa Title. Dia hanya haus perhatian, dan memanfatkan kesempatan.

"Ini dia si pencuri. Begitu Santa memanggilmu, kan? kau kembali kuliah, tapi kenapa tenang sekali? kau ingin aku mencari Santa? agar kalian bisa berkelahi dan saling bunuh, aku suka melihat kalian bertengkar,"

"Jangan ganggu aku. Aku tak ada urusan denganmu,"

"Hei, aku Title, teman baik Santa. Kau tahu, kan? baiklah, aku akan menghajarmu sedikit karena aku sedang bosan,"

"Kau pikir aku tak tahu kau orang seperti apa? tapi manusia buruk memang selalu bersama sih."

Plak, plak, Title menepuk-nepuk wajah Earth beberapa kali, "Hahaha, aku memang buruk. Kau tak beruntung hari ini. Mengapa harus muncul di hadapanku?" Title mendorong-dorong Earth.

"Apa yang kau lakukan, brengsek!" terdengar suara lantang. Menutup mata saja sudah tahu bahwa itu adalah Santa. Title menoleh, lalu tersenyum menatap Santa yang berjalan cepat ke arahnya.

"Jangan menyentuhnya!" ucap Santa yang kini berdiri di depan Earth dan menatap Title tajam.

"Hei, aku hanya ingin bermain sedikit, aku bosan. Bagaimana jika kita memukulnya bersama?"

"Hanya aku yang boleh menyentuhnya. Menjauh darinya bangsad!" sebuah dorongan membuat Title mundur beberapa langkah. Dia menatap Santa tak percaya.

"Santa, Title. Ya ampun, tenang!" Peemapol baru saja tiba. Dengan nafasnya yang terengah dia berusaha untuk membuat keduanya damai, walau tidak banyak pengaruhnya.

Belong To Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang